"Apa yang harus anda lakukan, ketika mendapatkan kesempatan yang sangat penting setiap 20 tahun sekali?"
      Jawabannya, semua orang pasti akan memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik-baiknya. Bila perlu, mereka akan mempersiapkan segalanya sejak dini, agar kesempatan tersebut menjadi istimewa. Dan, menjadi kenangan indah yang tidak akan dilupakan sepanjang hidupnya.
      Apalagi, menunggu waktu 20 tahun bukanlah waktu yang pendek. Waktu tersebut sama halnya harus menunggu sebuah generasi yang tumbuh, sejak bayi hingga melangkah ke jenjang kuliah. Sebuah penantian panjang yang tidak boleh disia-siakan. Jika, tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, maka kesempatan emas tersebut akan membuat penyesalan seumur hidupnya.
KEPERCAYAAN UNTUK INDONESIA
      Sungguh, waktu 20 tahun sama halnya Bangsa Indonesia harus menunggu untuk dipercaya menjadi pemegang Presidensi G20. Berhubung, G20 tidak memiliki sekretariat tetap, maka fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota. Dan, giliran tersebut akan berganti setiap tahun.
Dengan adanya Presidensi G20, Bangsa Indonesia akan menjadi pusat perhatian dunia. Dikarenakan, Bangsa Indonesia dipercaya menjadi pemegang Presidensi G20 selama satu tahun penuh mulai 1 Desember 2021. Keputusan tersebut berdasarkan Riyadh Summit 2020, yang serah terimanya dilakukan pada akhir KTT Roma atau G20 Leaders' Summit tanggal 30-31 Oktober 2021) lalu.
      Adapun, tema Presidensi G20 Indonesia 2022 adalah "Recover Together, Recover Stronger". Hal ini menunjukan bahwa Bangsa Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama saling mendukung, agar bangsa-bangsa bisa pulih bersama, tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan pasca pandemi Covid-19.
      Jika, melihat awal berdirinya G20 pada tahun 1999, maka G20 pada awalnya merupakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Tentu, Bank Indonesia sebagai bank sentral memegang peranan penting untuk menjadi tuan rumah dalam Presidensi G20 2022 nanti. Berbagai rangkaian pertemuan bertaraf internasional, seperti: Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi (Ministerial & Deputies Meetings) dan  Kelompok Kerja (Working Groups) diadakan di Indonesia.
      Pada tanggal 7-8 Juli 2022, telah diadakan Pertemuan Para Menteri Luar Negeri G20 (G20 Foreign Ministers' Meeting atau FMM) di Bali dengan mengusung tema "Membangun dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera bersama" (www.kemlu.go.id). Sebagai informasi, dari pertemuan tersebut akan menjadi forum strategis untuk membahas upaya pemulihan global. Pertemuan bertaraf internasional akan berlangsung hingga pertemuan puncak KTT G20 Bali pada tanggal 15-16 November 2022 mendatang.
        Menurut laman resmi Bank Indonesia menyatakan bahwa G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Anggota G20 selengkapnya adalah: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Menarik, Indonesia menjadi satu-satunya negara perwakilan dari ASEAN yang menjadi anggota G20. Meskipun, G20 beranggotakan 20 negara. Tetapi, pada kenyataannya, forum kerja sama internasional tersebut merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia.
      Bali dipercaya menjadi lokasi perhelatan KTT G20 tersebut. Dalam kunjungan kerja ke Bali pada tanggal 8 Oktober 2021, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninjau langsung fasilitas yang akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan KTT G20.
      Kesiapan Bali sebagai tuan rumah KTT G20 membutuhkan dukungan yang sangat luas dari berbagai elemen. Menurut Sekdaprov Bali I Made Indra (Antaranews, 25/05/2022) menyatakan bahwa Bali siap memberi dukungan semaksimal mungkin, agar pelaksanaan KTT G20 berjalan dengan baik.   Â
      Hal penting lain adalah pengamanan jalannya KTT G20 nanti. Perlu diketahui, pengamanan penyelenggaraan KTT G20 dilakukan oleh Kodam IX/Udayana, Polda Bali, Satpol PP Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pecalang, mulai dari penjemputan, menuju lokasi, pulang pergi acara ke hotel dan ke tempat-tempat wisata, serta acara lainnya. Â
      Selain pengamanan VVIP yang ekstra, Bali pun mempersolek diri dengan pembangunan infrastruktur. Hal itu bertujuan untuk memberikan kesan baik kepada para tamu peserta KTT G20. Menurut rilis (Kompas.com, 23/03/2022), infrasttruktur yang lebih ramah lingkungan di sekitar kawasan lokasi pertemuan ditata sebaik mungkin.
Pemerintah menargetkan penataan infrastruktur tersebut bisa rampung hingga bulan September 2022. Seperti, rehabilitasi Waduk Muara Nusa Dua dan pembangunan Embung Sanur di Denpasar dan penataan kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai yang akan digunakan sebagai showcase mangrove. Tidak ketinggalan, preservasi jalan dan jembatan sebanyak 9 ruas, yang terbagi dalam 2 paket pekerjaan (Paket I dengan total panjang 22 kilometer dan Paket II dengan panjang 6,5 kilometer).
      Selain itu, informasi tentang rangkaian acara Presidensi G20 2022 harus dibagi ke publik secara terus menerus, hingga acara puncak di KTT G20 Bali. Media mainstream, media online dan media sosial resmi panitia dan masyarakat luas yang berisi informasi penting sangat bermanfaat demi kesuksesan jalannya KTT G20 Bali mendatang.   Â
DAMPAK EKONOMI DAN KEUANGAN
      Sesuai dengan salah satu pilar Presidensi G20 tahun 2022, yaitu memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif. Maka, dampak besar yang dihasilkan dari puncak KTT G20 nanti berlangsung secara terus-menerus, khususnya dalam sektor ekonomi dan keuangan.
      Bali akan menjadi pusat perhatian, khususnya pelaku ekonomi dan keuangan dunia. Perhelatan KTT G20 akan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pasca pandemi Covid-19, baik dalam negeri maupun luar negeri. Â
      Menurut Presiden Jokowi, KTT G20 menjadi momentum untuk menunjukan kemampuan Indonesia dalam pengendalian pandemi Covid-19, baik dari sisi kesehatan maupun sisi ekonomi. Serta, menjadi ajang untuk menampilkan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh Indonesia (Suara.com, 25/03/2022).
      KTT G20 akan diselenggarakan, saat bangsa Indonesia masih mengalami pandemi Covid-19. Sebagai pemegang Presidensi G20, Indonesia membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi terhadap krisis. Bahkan, Presidensi G20 sebagai bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
      Presiden Jokowi pernah melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia. Kepala Negara berdialog langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Rusia Vladimir Putin. Kunjungan tersebut menunjukan bangsa Indonesia mengundang Presiden Rusia Vladirmir Putin untuk hadir di KTT G20 Bali. Kunjungan Presiden Jokowi memberikan gambaran kepemimpinan Indonesia di kancah internasional.
Presidensi G20 memberikan dampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia. Dan, menjadi momentum Bali destinasi wisata dunia mampu bangkit kembali, dari keterpurukan saat pandemi Covid-19. Pulihnya pariwisata Bali bisa dirasakan langsung oleh tamu KTT G20 akan memantik kepercayaan dunia untuk wisata ke Indonesia.
      Melalui media sosial dan media asing, maka tamu KTT G20 akan berbagai pengalaman serunya di ranah digital. Tentu, akan memberikan kepercayaan mendalam masyarakat dunia terhadap Indonesia. Bangsa Indonesia harus memberikan penampilan yang mengagumkan saat mata dunia menyaksikan langsung showcasing pemulihan ekonomi dan keuangan pasca pandemi Covid-19. Â
      KTT G20 akan menjadi panggung bagi kearifan lokal. Menurut Sekdaprov Bali I Made Indra, sebagai tuan rumah, Bali akan menampilkan tarian khusus mengambil tajuk G20. Tamu KTT G20 akan disuguhi makanan dan minuman khas tradisional Bali dan Indonesia. UKM dan IKM yang mempunyai produk khas Bali akan menjadi suguhan tamu KTT G20.
      Senada dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (Merdeka.com, 12/03/2022). Produk-produk unggulan dari seluruh daerah yang telah melaksanakan kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) akan turut ditampilkan di Bali, untuk mendukung acara puncak KTT G20. Kehadiran UKM dan IKM dengan produk unggulan Indonesia bisa memperluas jaringan pemasaran ke tingkat dunia.
      Perlu diketahui, berbagai rangkaian pertemuan bertaraf internasional hingga KTT G20 membahas seputar ekonomi dan keuangan. Seperti, masalah kenaikan harga komoditas dan terganggunya rantai pasok global. Juga, masalah ketahanan pangan akibat invansi Rusia ke Ukraina. Kondisi tersebut memberikan dampak yang sangat besar bagi banyak negara, khususnya negara berkembang.
      Itulah sebabnya, G20 menjadi forum ekonomi yang mewakili berbagai kawasan dunia. Forum tersebut memiliki kekuatan untuk membahas isu secara komprehensif, demi mencari solusi ekonomi-sosial yang berkelanjutan. Dengan kata lain, G20 memegang peran strategis dalam mengamankan masa depan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi global.
      KTT G20 harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Tidak dipungkiri, perhelatan KTT G20 Bali diyakini akan memberikan dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan keuangan Indonesia. Kepercayaan dunia akibat terselenggaranya G20 akan memberikan dampak meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. Selanjutnya, meningkatkan pemasukan devisa negara.
      Apalagi, Bangsa Indonesia sedang gencar mengenalkan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP), agar menjadi destinasi wisata tingkat dunia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahudin Uno rajin melakukan kunjungan ke berbagai destinasi wisata di seluruh nusantara. Dengan tujuan, pariwisata Indonesia mampu bangkit lagi menatap masa depan yang lebih baik pasca pandemi Covid-119. Â
      Dengan konsep pariwisata berbasis kearifan lokal, maka jasa hotel atau restoran akan tumbuh subur, karena okupansinya tinggi. Jasa di bidang pariwisata tentu akan menyerap banyak tenaga kerja. Pelaku UKM di sekitar lokasi wisata akan tumbuh lebih baik. Geliatnya sektor pariwisata akan memicu sirkular ekonomi yang makin baik. Â
      Dampak dari terselenggarannya KTT G20 berimbas dengan meningkatnya iklim investasi nasional yang makin kondusif. Berbagai proyek prestigious akan digenjot habis-habisan di Indoneisa. Proyek yang pro rakyat tersebut akan menyedot banyak tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia (SDM). Tentu, kondisi ini akan mengurangi tingkat pengangguran.
      Masuknya investasi juga meningkatkan penerimaan pajak. Tentu, akan memberikan pemasukan surplus APBN. Institusi keuangan, seperti perbankan akan tumbuh seiring meningkatnya kepercayaan dan daya beli masyarakat. Sekali lagi, acara KTT G20 Bali akan memberikan dampak sirkular ekonomi dan pertumbuhan sektor keuangan bangsa Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI