Segala cara yang dilakukan oleh para pemudik nekad tersebut, memberikan gambaran menarik. Bahwa, mudik untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung halaman adalah penting. Oleh sebab itu, apapun dilakukan demi hadir di Hari Raya Idul Fitri.
Namun, alasan di luar itu, seperti hilangnya pekerjaan di kota atau perantauan juga menjadi penyebabnya. Para pemudik sangat nekad melakukan segala cara. Karena, mereka sudah tidak bisa melakukan pekerjaan yang menghasilkan uang di kota. Sementara, kebutuhan hidup harus berkelanjutan.Â
Menurut saya, ada alasan penting yang bisa diambil dari kebijakan #JanganMudikDulu. Yaitu, tidak terkontrolnya kebijakan Pemerintah mengenai Protokol Kesehatan. Social Distancing atau Physical Distancing sangat sulit terwujud.
Karena, kerumunan orang yang mudik tidak bisa diawasi dengan baik. Agar, tetap menjaga jarak. Ratusan hingga ribuan pemudik bisa berbaur dalam berbagai tempat. Seperti di Rest Area, pelabuhan penyeberangan, bus dan lain-lain. Setiap pemudik tidak tahu siapa yang membawa dan terpapar Virus Corona.
Bahkan, video atau foto yang viral adalah saat Bandara Soetta Cengkareng  dibuka untuk penumpang. Ratusan penumpang pesawat yang berjubel untuk mengantri membeli tiket pesawat. Mereka tidak mengindahkan protokol kesehatan yaitu Physical Distancing.
Setiap penumpang tidak tahu, penumpang pesawat mana yang membawa Virus Corona. Atau, penumpang mana yang telah terpapar Virus Corona. Itulah sebabnya, kerumunan massal yang melebihi 10 orang sangat dilarang. Karena, bisa menimbulkan penyebaran COVID-19 lebih luas.
Oleh sebab itu, kebijakan Pemerintah untuk #JanganMudikDulu menjadi kebijakan yang baik. Jika, masyarakat mematuhi kebijakan tersebut. Maka, mereka telah menunjukan bukti cinta kepada orang tua dan keluarganya. Juga, berperan besar dalam memutus mata rantai COVID-19.
Perlu diketahui bahwa kebijakan Pemerintah untuk #JanganMudikDulu membutuhkan kesadaran masyarakat tanpa ada paksaan. Juga, kerja sama yang baik dari Pemerintah, stakeholder terkait dan masyarakat. Jika, tim medis adalah Garda terdepan penanganan pasien COVID-19. Maka, masyarakat luas adalah Garda Terdepan dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19.    Â
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat jangan merasa kebijakan Pemerintah #JanganMudikDulu menjadi penghalang untuk mudik ke kampung halaman. Tetapi, menjadi langkah terbaik untuk membuktikan cintanya kepada orang tua & keluarga. Serta, sebagai andil besar dalam memutus mata rantai COVID-19.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H