Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

#JanganMudikDulu Bukti Cinta Orangtua, Keluarga, dan Memutus Mata Rantai Covid-19

21 Mei 2020   02:29 Diperbarui: 21 Mei 2020   02:50 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya terbiasa membeli tiket di salah satu agen bus AKAP (Sumber: dokumen pribadi)

Menarik, waktu mudik Hari Raya Idul Fitri hampir bersamaan dengan waktu liburan anak sekolah. Beberapa waktu yang lalu, saya menyempatkan diri melihat tayangan "Telusur" di sebuah stasiun TV swasta. Tayangan yang menarik untuk direnungkan. Yaitu, dampak dari kebijakan Pemerintah untuk #JanganMudikDulu di sektor transportasi.

Pemasukan perusahaan bus, khususnya para supir bus pariwisata ada 2 macam. Yaitu, berkah dari aktifitas mudik dan musim liburan. Namun, ketika dampak Pandemi Virus Corona terjadi. Semua bus pariwisata dan bus AKAP berhenti beroperasi.

Bahkan, ratusan bus AKAP Sinar Jaya yang "ngaspal" di jalan Pantura (Pantai Utara Jawa) terpaksa masuk kandang (pool). Dengan demikian, pemasukan untuk perusahaan dan supir nihil. Sementara, bus-bus tersebut tentu membutuhkan dana untuk perawatan.  

Banyak supir bus yang banting setir melakukan pekerjaan lain. Seperti, menjadi supir bus kota. Yang penumpangnya pun bisa dihitung dengan jari. Yang bikin terenyuh adalah ketika para awak bus hanya datang ke pool dan duduk-duduk saja tanpa ada pekerjaan.

Bukan hanya kondisi di pool yang sepi, dari penumpang yang hendak membeli tiket. Di agen-agen bus pun kondisinya memprihatinkan. Banyak agen bus yang tutup, karena tidak berharap lagi ada penumpang yang beli tiket. Saya sendiri terbiasa membeli tiket bus langsung di pool perusahaan bus.

Saya terbiasa membeli tiket di salah satu agen bus AKAP (Sumber: dokumen pribadi)
Saya terbiasa membeli tiket di salah satu agen bus AKAP (Sumber: dokumen pribadi)
Dari tayangan acara "Telusur" tersebut, maka bisa diambil pelajaran berharga. Di mana, dampak kebijakan #JanganMudikDulu bisa menyebar ke segala lini. Bukan hanya ke masyarakat yang gagal mudik ke kampung halaman. Tetapi, dampak tersebut juga mempunyai andil menggerus pemasukan perusahaan transportasi dan karyawannya.

Kesehatan Masyarakat Lebih Penting

Meskipun, kondisi yang sangat sulit tersebut terjadi. Prioritas kesehatan masyarakat adalah yang utama. #JanganMudikDulu menjadi obat yang manjur untuk memutus mata rantai COVID-19. Dan, kerja sama semua lapisan masyarakat untuk mematuhi kebijakan Pemerintah sangatlah penting.

Pemerintah Daerah yang berada di kawasan Jabodetabek telah berusaha maksimal. Semua jalur atau titik penting yang menjadi peluang para pemudik dijaga ketat. Keberadaan Check Point tersebut bertujuan untuk mencegah para pemudik yang bandel. Yang memaksa dirinya hendak pulang ke kampung halaman.

Segala cara dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Seperti memaksa pemudik untuk balik ke daerah asal.  Paksaan ini diperuntukan bagi pengendara, yang terindikasi hendak mudik ke kampung halaman. Ketatnya pengamanan di Check Point tidak menyurutkan orang untuk mudik ke kampung halaman.

Banyak pemudik yang rela merogoh kocek lebih untuk menyewa "bus travel hitam". Agar mudik ke kampung halaman bisa terwujud. Pemudik pun melakukan segala cara, agar bisa lolos dari ketatnya pengamanan di Chek Point. Dari mencari jalan tikus hingga menumpang di mobil yang dimuat truk kontainer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun