Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Membangun Semangat Ramadan dan Waisak di Tengah Pandemi

7 Mei 2020   02:43 Diperbarui: 7 Mei 2020   03:18 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membangun Semangat Ramadan dan Waisak di Tengah Pandemi (Sumber: Kompas.com & CNN Indonesia/diolah)

Agar, bisa melaksanakan ibadah puasa lebih baik. Karena, beribadah di rumah justru akan menjalin silaturahmi antar anggota keluarga. Serta, beribadah bersama-sama atau berjamaah akan menjadi sebuah kebiasan (habit) keluarga.

Membangun semangat juga bisa muncul dari peringatan Trisuci Waisak yang dirayakan oleh umat Buddha. Perayaan Hari Trisuci Waisak 2564 B.E/2020. Jika melihat di kalender Bali, salah satu kalender terlengkap di Indonesia. Maka. Peringatan Hari Trisuci Waisak akan jatuh pada Hari Purnamasidhi pukul 17.44. 51 WIB.

Peringatan Hari Waisak di Candi Borobudur Magelang Jawa tengah (Sumber: netralnews.com)
Peringatan Hari Waisak di Candi Borobudur Magelang Jawa tengah (Sumber: netralnews.com)
Seperti telah dibahas di atas bahwa perayaan Hari Trisuci Waisak untuk memperingati tiga peristiwa agung dalam ajaran Buddha. Yaitu, kelahiran Sidharta Gautama, Buddha Gautama mencapai penerangan sempurna, dan parinibana atau mangkatnya Sang Buddha.

Peringatan Trisuci Waisak memberikan pelajaran berharga akan semangat kebersamaan. Perlunya kasih sayang antar sesama. Bahkan, sang Buddha mengajarkan kasih sayang yang bersifat universal. Mengapa? Kasih sayang tersebut mampu meluaskan pikiran.

Juga, kasih sayang akan membuka tabir pembatas karena kebencian. Dan, menjadi kekuatan yang luar biasa dalam membina persaudaraan. Seperti, apa yang telah disabdakan oleh sang Buddha.

"Kebencian tidak akan pernah usai jika dibalas dengan kebencian, tapi kebencian akan berakhir dengan cinta kasih. Inilah hukum yang abadi." (Dhammapada 5).

Kita memahami bahwa tanpa persaudaraan yang kuat, maka masalah tidak akan bisa terselesaikan dengan baik. Apalagi, di saat Pandemi Virus Corona yang telah menimbulkan kemerosotan ekonomi. Di mana, masyarakat banyak yang di-PHK atau dirumahkan dari pekerjaannya.

Namun, dengan persaudaraan yang kuat, maka yang mempunyai rejeki lebih bisa membantu bagi saudaranya, yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Bisa dengan bantuan makanan, sembako atau uang, untuk kebutuhan hidup selama masa Pandemi Virus Corona.

Meskipun, kondisi Pandemi Virus Corona, namun sang Buddha mengajarkan untuk selalu berjuang dengan sungguh-sungguh. Dalam menghadapi segala kesulitan, untuk mencapai kebebasan.  Kebebasan dari kesulitan hidup yang dialami selama Pandemi virus Corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun