Namun, dengan niat jihad fi sabilillah, maka momen tersulit itu dilalui dengan penuh keyakinan. Semangat Rasulullah SAW dan para sahabatnya tidak pernah kendor. Justru, mereka semakin bersemangat untuk memerangi musuh Islam pada masanya.
Bahkan, Rasulullah SAW menjadi contoh pemimpin terbaik di dunia. Beliau adalah sosok pemimpin yang dicintai dan diikuti para pengikutnya. Beliau bukan sekedar NATO (No Action Talk Only). Tetapi, beliau selalu tampil di depan, menjadi contoh bagi yang lain.
Rasa optimis Rasulullah SAW juga tercatat, saat belaiu diusir oleh kafir Quraisy. Dan, pergi ke Thaif bersama dengan sahabat Zaid bin Haritsah. Thaif yang berjarak kurang lebih 60 km dari Makkah memberikan harapan besar untuk menyebarkan agama Islam.
Kenyataannya, masyarakat Thaif justru menolak keras. Bahkan, mereka kompak menghujani batu manusia paling agung di dunia ini. Dan, sahabatnya Zaid bin Haritsah. Atas penolakan keras di Thaif membuat Rasulullah SAW penuh semangat dan optimis untuk kembali ke Makkah. Di mana, warganya telah mengusirnya hingga beliau pergi ke Thaif.
Semangat Rasulullah SAW dalam menegakan agama Islam, menjadi amunisi yang kuat umat Islam sekarang ini. Dalam kondisi tersulit apapun, rasa optimis harus tetap ada. Rasulullah SAW sangat optimis bahwa agama Islam akan menyebar hingga ke belahan dunia. Meskipun, harus melewati banyak rintangan.
Sifat optimis Rasulullah SAW harus menjadi pemicu semangat umat Islam untuk melaksanakan ibadah, dalam kondisi tersulit apapun. Apalagi, saat sekarang ini, umat Islam sedang melakukan ibadah puasa bulan Ramadan 2020. Bukan dalam kondisi normal, tetapi dalam kondisi Pandemi Virus Corona.
"Wahai putra Adam! Kamu bebas memilih dari apa yang menimpa dirimu dalam hidup, antara putus asa dan berharap, pesimisme dan optimisme. Namun, kamu akan menemukan harapan dan optimisme bersama Allah, dan putus asa dan pesimisme bersama Setan, 'agar ia membuat kesedihan bagi orang yang beriman. Tapi dia tidak bisa melukai mereka sedikitpun (yang optimistis), kecuali atas izin Allah '[Al-Mujdilah: 10]." (Bukhari dan Muslim).
Pandemi Virus Corona tidaklah menjadi hambatan untuk saling berbagi. Justru, saat ini, rasa empati dan jiwa sosial semakin tinggi. Karena, membantu orang lain tidak akan menghilangkan rejeki bagi si pemberi. Tetapi, dengan membantu orang lain, justru rejeki akan bertambah berkali-kali lipat. Itulah semangat Ramadan yang selalu dipupuk dalam diri umat Islam di manapun berada.
Dengan niat ikhlas karena Allah SWT, umat Islam belajar dari contoh yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Untuk memeriahkan semarak bulan Ramadan 2020, meskipunj dari rumah saja. Insya Allah, doa-doa yang dipanjatkan umat Islam yang sedang berpuasa di bulan Ramadan, akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Oleh Sebab itu, kondisi Pandemi Virus Corona bukan menajdi penghalang umat Islam untuk memeriahkan bulan Ramadan 2020. Tetapi, justru menjadi pemicu optimism.Â