Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mencapit Sampah Plastik di Pulau Impian

6 September 2019   19:06 Diperbarui: 6 September 2019   19:07 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bale Bengong berjajar rapi menambah suasana asri di Pulau Impian / Dokpri

Salah satu sisi bibir pantai di Pulau Impian yang terlihat indah /Dokpri
Salah satu sisi bibir pantai di Pulau Impian yang terlihat indah /Dokpri
Rombongan kami dibagi kurang  lebih 10 kelompok. Setiap kelompok berjumlah 2 orang atau berpasangan. Dan dibekali masing-masing orang, 1 karung dan satu pencapit (alat untuk mengambil sampah) yang terbuat dari bambu. Dua karung mempunyai tanda dari spidol berbentuk silang (X) dan segitiga. Tanda silang berguna untuk menampung sampah anorganik (yang tidak bisa didaur ulang, seperti kain). Dan, tanda segitiga untuk menampung sampah organik (yang bisa didaur ulang, seperti sampah plastik, kaca dan lain-lain).  

Saya berpasangan dengan salah satu alumni Danone Blogger Academy (DBA) Batch 2 Pringadi Abdi Surya. Dan, mendapatkan bagian karung bertanda segitiga. Oleh karena itu, saya berusaha mencari sampah plastik yang ada di bibir pantai.

Bibir pantai di hadapan saya terlihat bersih, memukau siapa saja. Namun, kenyataan berbeda dengan pikiran banyak orang. Ketika saya mengikuti setiap langkah kaki, maka sampah plastik terlihat di depan mata. Dan, alat pencapit pun bergerak dengan sigapnya. 

Saya mencoba mengorek-orek rumput laut yang telah mengering. Di mana, sebagian dari sampah plastik, seperti pembungkus bumbu dapur, sabun mandi, pencuci rambut dan lain-lain terlihat menyembul. Bukan hanya itu, setiap saya hendak melangkahkan kaki, maka sampah plastik lain tiba-tiba muncul di hadapan saya. Karena, terbawa air laut dan terlempar hingga ke bibir pantai. Sesekali air laut pun membasahi dan memenuhi sepatu yang saya pakai.

Sebenarnya saya berniat agak ke tengah dari bibir pantai. Dengan maksud  untuk mengambil sampah plastik yang mengambang. Tetapi, sarana dan waktu yang tidak memungkinkan. Saya berusaha untuk membersihkan sampah plastik sebisanya.    

Setelah kurang lebih satu jam kami berjibaku dengan capit dan karung sampah, maka semua sampah yang dihasilkan rombongan kami ditimbang dengan alat timbang digital. Petugas kebersihan yang beroperasi di Pulau Impian dengan cekatan membawa gerobak sampah dan membawa alat timbang digital.

Petugas kebersihan berbaju biru mengumpulkan karung-karung plastik putih bertanda silang untuk ditimbang.  Dan, timbangan digital menunjukan angka 12,8 kg untuk karung-karung yang didominasi berisi kain. Selanjutnya, karung-karung putih yang bertanda segitiga mendapatkan giliran ditimbang. Angka 12,0 menunjukan beban berat timbangan tersebut. Selanjutnya, sampah tersebut akan menuju ke tempat daur ulang.

Di Pulau Impian, sampah plastik ditimbang untuk diangkut ke tempat daur ulang /Dokpri
Di Pulau Impian, sampah plastik ditimbang untuk diangkut ke tempat daur ulang /Dokpri
Inspirasi #BijakBerplastik

Dari dua kali timbangan sampah yang dihasilkan rombongan kami memberikan gambaran miris tentang kondisi pantai. Ibarat kata, "tampak muka bolehlah indah, tetapi tampak dalam siapa tahu". Kawasan pantai di Pulau Impian itu merupakan secuil panjang pantai dari ratusan kilometer pantai di Bali.

Perlu diketahui bahwa rombongan kami membersihkan sampah hanya pada radius sepanjang lapangan sepak  bola. Berapa ton sampah jika dengan sabar menjelajah pantai di sekeliling Bali? Padahal, menurut penelitian sampah yang dilakukan oleh dosen dan peneliti dari Teknik Lingkungan ITB DR. I Made Wahyu Widayarsana, ST, MT, IPM menunjukan bahwa sampah yang dihasilkan pulau Bali sebesar 2.253,6 ton setiap harinya. Fantastis, bukan?

Dari ajang mencapit sampah plastik di pulau Impian itu memberikan inspirasi buat kami. Betapa pentingnya #BijakBerplastik. Perlunya membuang sampah pada tempatnya. Serta, pentingnya mengelola sampah dengan baik seperti melakukan proses daur ulang. Agar bisa mengurangi kandungan sampah plastik yang sampai ke laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun