Saya berpasangan dengan salah satu alumni Danone Blogger Academy (DBA) Batch 2 Pringadi Abdi Surya. Dan, mendapatkan bagian karung bertanda segitiga. Oleh karena itu, saya berusaha mencari sampah plastik yang ada di bibir pantai.
Bibir pantai di hadapan saya terlihat bersih, memukau siapa saja. Namun, kenyataan berbeda dengan pikiran banyak orang. Ketika saya mengikuti setiap langkah kaki, maka sampah plastik terlihat di depan mata. Dan, alat pencapit pun bergerak dengan sigapnya.Â
Saya mencoba mengorek-orek rumput laut yang telah mengering. Di mana, sebagian dari sampah plastik, seperti pembungkus bumbu dapur, sabun mandi, pencuci rambut dan lain-lain terlihat menyembul. Bukan hanya itu, setiap saya hendak melangkahkan kaki, maka sampah plastik lain tiba-tiba muncul di hadapan saya. Karena, terbawa air laut dan terlempar hingga ke bibir pantai. Sesekali air laut pun membasahi dan memenuhi sepatu yang saya pakai.
Sebenarnya saya berniat agak ke tengah dari bibir pantai. Dengan maksud  untuk mengambil sampah plastik yang mengambang. Tetapi, sarana dan waktu yang tidak memungkinkan. Saya berusaha untuk membersihkan sampah plastik sebisanya.  Â
Setelah kurang lebih satu jam kami berjibaku dengan capit dan karung sampah, maka semua sampah yang dihasilkan rombongan kami ditimbang dengan alat timbang digital. Petugas kebersihan yang beroperasi di Pulau Impian dengan cekatan membawa gerobak sampah dan membawa alat timbang digital.
Petugas kebersihan berbaju biru mengumpulkan karung-karung plastik putih bertanda silang untuk ditimbang. Â Dan, timbangan digital menunjukan angka 12,8 kg untuk karung-karung yang didominasi berisi kain. Selanjutnya, karung-karung putih yang bertanda segitiga mendapatkan giliran ditimbang. Angka 12,0 menunjukan beban berat timbangan tersebut. Selanjutnya, sampah tersebut akan menuju ke tempat daur ulang.
Dari dua kali timbangan sampah yang dihasilkan rombongan kami memberikan gambaran miris tentang kondisi pantai. Ibarat kata, "tampak muka bolehlah indah, tetapi tampak dalam siapa tahu". Kawasan pantai di Pulau Impian itu merupakan secuil panjang pantai dari ratusan kilometer pantai di Bali.
Perlu diketahui bahwa rombongan kami membersihkan sampah hanya pada radius sepanjang lapangan sepak  bola. Berapa ton sampah jika dengan sabar menjelajah pantai di sekeliling Bali? Padahal, menurut penelitian sampah yang dilakukan oleh dosen dan peneliti dari Teknik Lingkungan ITB DR. I Made Wahyu Widayarsana, ST, MT, IPM menunjukan bahwa sampah yang dihasilkan pulau Bali sebesar 2.253,6 ton setiap harinya. Fantastis, bukan?
Dari ajang mencapit sampah plastik di pulau Impian itu memberikan inspirasi buat kami. Betapa pentingnya #BijakBerplastik. Perlunya membuang sampah pada tempatnya. Serta, pentingnya mengelola sampah dengan baik seperti melakukan proses daur ulang. Agar bisa mengurangi kandungan sampah plastik yang sampai ke laut.