Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran, Momen Bangsa Indonesia Merayakan Saling Memaafkan

5 Juni 2019   04:38 Diperbarui: 5 Juni 2019   04:39 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Raya Idul Fitri atau hari Lebaran adalah hari Kemenangan umat Islam. Hari yang tepat untuk kembali kepada fitri atau kesucian. Seperti, bayi yang baru lahir. Dan, Hari Raya Idul Fitri adalah momentum yang tepat untuk membersihkan hati dengan mengeluarkan zakat Fitri (zakat fitrah). Setelah, satu bulan lamanya menahan hawa nafsu melalui gemblengan iman yang berupa ibadah puasa.

Hari Raya Idul Fitri merupakan momentum bangsa Indonesia untuk saling memaafkan. Setelah satu tahun yang lalu melewati banyak kesalahan dan dosa. Sesama saudara saling berseteru karena berbagai permasalahan bangsa. Khususnya, masalah ajang Pemilu 2019. Di mana, setiap anak bangsa saling benci dan bermusuhan karena perbedaan politik.

Hari kemenangan ini juga menjadi sejarah bangsa Indonesia untuk menghentikan segala permusuhan baik di tingkat grass root maupun tingkat elit. Masyarakat saling menuduh, menebarkan hoax dan menjelekan pihak lain. Bahwa, pilihan politiknya yang paling benar. Oleh karena itu, Hari Raya Idul Fitri adalah sarana untuk memberikan kesempatan setiap anak bangsa saling meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan setahun lalu.    

LEPASKAN AMARAH DAN KETEGANGAN

Amarah adalah sifat yang dibawa manusia. Lumrah, jika manusia bisa meluapkan amarah atas masalah yang dihadapinya. Juga, marah dari segala kedholiman dan kesewenang-wenangan. Itulah sebabnya, manusia mampu meluapkan amarah.

Sama halnya dengan ajang Pemilu 2019 yang mencari calon legislatif (caleg),  partai politik dan calon presiden (capres) yang akan memimpin bangsa Indonesia 5 tahun ke depan. Tidak dipungkiri, rasa amarah dan ketegangan menyelimuti anak bangsa selama kampanye dan pelaksanaan pemilu 2019.

Banyak contoh pertemanan menjadi pecah karena perbedaan politik. Namun, banyak pertemanan baru yang terjadi karena persamaan politik. Yang membuat miris adalah perbedaan politik menjadi seteru secara horizontal. Silaturahmi menjadi pecah karena perbedaan pilihan Calon Presiden.

Persaudaraan menjadi renggang karena beda jagoan calon legislatif dan partai politik. Permusuhan antar tetangga, teman, saudara atau kolega bukan hanya dalam satu hari atau dua hari. Tetapi, hingga berhari-hari. Karena, perbedaan ego terhadap pilihan politik hingga memutuskan tali silaturahmi.

Padahal, dalam agama Islam menyatakan bahwa memutuskan tali silaturahmi lebih dari 3 hari adalah dosa besar. Seperti, apa yang ada dalam hadits Rasulullah SAW yang artinya:

"Dari Abi Ayub AL Anshariy, sesungguhnya Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasslam bersabda, "Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling. Yang lebih baik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam"" (HR. Muslim, Hadits No. 2560)

Maka dari itu, Hari Raya Idul Fitri menjadi hari yang fitri. Di mana, setiap insan ingin bersih dari segala dosa yang telah diperbuat. Juga, hari yang bagus untuk melepaskan segala amarah dan ketegangan anak bangsa atas perseteruan. Serta, perbedaan pandangan dan pilihan politik tahun lalu.

Semua amarah dan ketegangan mencair seketika. Karena, setiap orang berkeinginan untuk melepaskan segala dosa. Kesalahan yang telah diperbuatnya saat hubungan kepada Allah SWT (hablu minallah) dan hubungan kepada manusia (hablu minannas).

Saat kesalahan kepada Allah SWT sudah terhapus karena permintaan doa. Maka, kesalahan antar manusia bisa terhapus karena jalinan atau hubungan yang baik secara nyata. Dan, saling memaafkan adalah cara terbaik agar dosa tersebut lepas dari diri manusia.  


MEMBANGUN SILATURAHMI

Hari Raya Idul Fitri merupakan awal yang baru untuk membangun silaturahmi. Ketika anak bangsa terpecah-belah karena perbedaan politik. Maka, saling memaafkan menjadi saat untuk menjalin silaturahmi yang pernah renggang atau terputus.

Manusia yang baik adalah selalu mempunyai inisiatif untuk membangun silaturahmi. Tahukah anda bahwa membangun silaturahmi mempunyai banyak keutamaan. Dalam laman dalamislam.com menyatakan bahwa menyambung silaturahmi dalam Islam mempuyai 7 keutamaan yaitu:

1. Merupakan konsekuensi iman kepaa Allah SWT

2. Dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya.

3. Terhubung dengan ALLAH swt.

4. Penyebab masuk surge dan dijauhkan dari neraka.

5. Merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

6. Pahalanya seperti memerdekakan budak.

7. Bersedekah terhadap diri sendiri tidak seperti sedekah kepada orang lain.

Membangun silaturahmi menjadi amalan yang utama dalam agama Islam. Karena, membangun silaturahmi akan memperbanyak teman dan saudara. Bahkan, dalam sejarah Islam, membangun silaturahmi menjadi jawaban Rasulullah SAW atas pertanyaan sahabat. Seperti, dari Uqbah bin Amr ra. bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amalan yang utama:

"Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu" (HR. Muslim)

Lantas, apa akibat yang suka memutuskan tali silaturahmi. Perlu anda ketahui bahwa orang yang suka memutuskan silaturahmi adalah dosa besar. Memutuskan silaturahmi bukan hanya mendapatkan dosa di akhirat. Tetapi, Allah SWT akan mempercepat siksaan bagi pelakunya saat di dunia. Hadits yang menerangkan tentang dosa besar memutuskan silaturtahmi adalah:

"Tidak ada dosa yang Allah SWT lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan silaturahmi" (HR. Tirmidzi)

BERSATU MEMBANGUN BANGSA

Setelah kurang lebih setengah tahun masyarakat bercerai-berai karena perbedaan politik. Saling curiga karena perbedaan pilihan calon Presiden. Berani menuduh dan menyebar hoax karena merasa pilihannya yang terbaik. Maka, persatuan dan kesatuan bangsa menjadi harga mahal.

Orang begitu tersinggung saat pembicaraan tentang perbedaan pilihan. Tidak sedikit pihak yang merasa mengalami putus pertemanan di ranah media sosial. Perbedaan politik bagai "alergi" bagi siapa pun. Banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa perbedaan adalah sebuah anugerah Allah SWT.

Padahal, setiap pihak telah menyatakan ikrar kalimat sakti "NKRI adalah harga mati". Tetapi, saat dihadapkan pada perbedaan pilihan, kalimat sakti itu seakan hilang entah ke mana. Banyak orang kehilangan pegangan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa harus dinomorsatukan.

Masyarakat hilang kendali bahwa pilihan orang harus mengikuti pilihannya. Padahal, dalam undang-undang menjamin setiap warga negara untuk menyatakan pendapatnya. Perbedaan pandangan dan pilihan politik merupakan salah satu dari pernyataan pendapat setiap masyarakat.

Oleh sebab itu, hari Raya Idul Fitri menjadi waktu yang spesial bagi semua pihak untuk bersatu membangun bangsa. Bukankah, Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Perumpamaan kaum Muslimin dalam saling mengasihi, saling menyayangi dan saling menolong di antara mereka seperti perumpamaan ssatu tubuh. Tatkala saslah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka anggota tubuh yang lainnya akan merasakan pula dengan demam dan tidak bisa tidur" (HR. Imam Muslim dalam sahihnya)  

Hadits di atas menyatakan  bahwa kita adalah saudara. Ketika saudara anda disakiti maka anda juga akan merasa tersakiti. Laksana tubuh, anda dan orang lain perlu membangun sebuah sinergi. Untuk berbuat segala hal yang lebih baik.

Dalam ajaran agama Islam, membangun persatuan dan kesatuan bangsa adalah keniscayaan. Juga, telah tertuang dalam firman Allah SWT, yaitu QS. Ali Imran : 103 yang artinya:

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai" (QS. Ali Imran: 103)

Jadi, kalau persatuan dan kesatuan adalah modal besar untuk membangun bangsa. Buat apa anda saling bermusuhan. Permusuhan tidak akan membuat anda menjadi orang besar. Bukan jalan terbaik untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi negara maju. Permusuhan akan membuat anda dan yang lainnya bercerai berai.

Yuk, kita rayakan hari Raya Idul Fitri atau Lebaran menjadi momentum yang luar biasa untuk membangun bangsa. Lupakan permusuhan, lupakan saling curiga dan lupakan perbedaan pandangan dan politik. Mari eratkan tali silaturahmi demi masa depan bangsa Indonesia yang gemilang.

"SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1440 H. MINAL AIDZIN WAL FAIZIN. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun