Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik Pilihan

Mudik 750 Km dan Waktu 30 Jam, Berani?

2 Juni 2019   03:25 Diperbarui: 2 Juni 2019   03:44 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan Baluran, lintasan horor di malam hari (Sumber: dokumen pribadi)

Setelah melewati Hutan Baluran, perjalanan menuju Panarukan (perbatasan Kabupaten Situbondo) tanpa hambatan yang berarti. Hanya perlu waspada selama perjalanan karena truk-truk besar dan bus semakin ganas kecepatannya.

Perjalanan mudik yang menegangkan perlu adanya relaksasi dengan menikmati tempat wisata murah di Panarukan. Tugu 1000km Anyer- Panarukan menjadi peristirahatan.  Tempat sejarah perjuangan bangsa saat pembuatan jalan "Daendels" di masa Kolonial Belanda. Tugunya yang berwarna-warni dan diliputi dengan tumbuhan hijau menjadi spot yang instagrammable.

Tugu 1000km Anyer Panarukan (Sumber: dokumen pribadi)
Tugu 1000km Anyer Panarukan (Sumber: dokumen pribadi)
Saya melanjutkan perjalanan kembali. Lintasan Panarukan hingga Probolinggo sungguh asik. Banyak pemandangan indah yang bisa dinikmati. Apalagi, lintasan ini mayoritas dekat dengan pemandangan laut. Saya beberapa kali berhenti di pantai yang saya lewati. Tujuannya adalah untuk mengambil foto.

Namun, setelah melewati kawasan Dringu Probolinggo, ada pemandangan yang menarik. Yaitu, keberadaan objek wisata relegius berupa miniatur bangunan kabah. Ukuran kabah persis seperti ukuran kabah yang sebenarnya di Kota Suci Makkah. Dan, kawasan ini menjadi tempat untuk Bimbingan Ibadah Haji. Banyak tempat-tempat yang dinamai seperti di Kota Makkah.

Wisata relegius, Miniatur Kabah di Dringu Probolinggo Jawa Timur (Sumber: dokumen pribadi)
Wisata relegius, Miniatur Kabah di Dringu Probolinggo Jawa Timur (Sumber: dokumen pribadi)
Singgah di Beberapa Masjid

Perjalanan di lanjutkan kembali. Namun, saya harus menghentikan perjalanan saat melewati daerah Besuki. Sebuah menara masjid Besuki yang berada di kawasan alun-alun Besuki mengusik kamera hape saya untuk menjepretnya.

Saya sempat masuk ke Masjid untuk melakukan sholat dhuhur. Sekalian untuk melepaskan otot-otot tubuh. Saya merasakan tubuh agak pegal dan perut kembung. Karena, masuk angin selama perjalanan. 

Padahal, saya memakai baju rangkap tiga. Kaos, jaket rangkap dua dan penahan dada.  Saya tak bisa mengobati sakit masuk angin karena saya masih dalam kondisi berpuasa.

Masjid Besuki (Sumber: dokumen pribadi)
Masjid Besuki (Sumber: dokumen pribadi)
Nyasar di Gempol

Saya beberapa kali berhenti untuk mengisi BBM, buka puasa dan sholat di lintasan Besuki hingga Pasuruan. Dan, yang menarik adalah perlunya kehati-hatian pada lintasan Bangil Pasuruan. Jalan yang mempunyai landasan seperti garis kejut membutuhkan kehati-hatian pemudik. Jika, teledor maka sepeda motor bisa oleng.

Bukan itu saja, banyak monster-monster truk dan bus yang melesat dengan kecepatan tinggi. Saya perlu hati-hati. Apalagi, sampai di kawasan ini sudah gelap.  Dan, yang menjadi masalah serius ketika mau memasuki pintu tol Gempol Pasuruan. Saya selalu dibuat bingung ketika akan menuju ke arah Mojosari Mojokerto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun