Mas Muji bekerja pada kakaknya selama 8 bulan. Namun, pada perjalanannnya pekerjaan sebagai karyawan tersebut tidak membuatnya "cocok". Dia akhirnya keluar dari usaha kakaknya tersebut. Bekerja di luar yang tidak sama dengan bidang kuliner hampir selama 3 tahun.
Ternyata, selama 3 tahun tersebut justru membuatnya ingin berpaling. Dia bekerja di usaha kulinernya kakaknya kembali selama 2 bulan. Kini, niatnya adalah mengumpulkan materi untuk keperluan usaha yang lain.
Garis nasib memang mengatakan lain. Kakaknya pernah berpesan agar dirinya bisa membuat usaha kuliner nasi tempong yang sama. Tetapi, bukan bekerja buat orang lain lagi. Melainkan, untuk usahanya sendiri alias menjadi pengusaha.
Untuk membangun usahanya di Kota Denpasar sungguh berjalan mulus. Dengan bantuan tambahan modal dari istrinya yang bekerja di negeri Taiwan. Di mana, dari istrinya, Mas Muji dianugerahi 1 orang anak. Mas Muji dengan mengusung ala "bonek" alias bondo nekat, memulai usaha kuliner nasi tempong atas nama usahanya sendiri.
Hebatnya, tempat usahanya berada di kawasan Jalan Pura Demak. Jalan yang berada di kawasan pusat kuliner Kota Denpasar. Di mana, biaya untuk sewa usaha memang tergolong mahal. Tetapi, Mas Muji berani untuk ambil tindakan dengan membuka usaha kuliner di kawasan tersebut. Â
WARUNG YANG NYAMAN
Sekarang, usaha Lalapan Nasi Tempong "Cumpleng" baru berumur selama 1 tahun. Dibuka pada tahun 2018 lalu. Lalapan Nasi Tempong "Cumpleng" dibuka sejak pukul 16.00 hingga 02.00 dini hari, setiap hari. Pelanggannya dari berbagai kalangan. Asiknya lagi, pelanggannya banyak yang memesan untuk dibungkus dan dinikmati di rumah.
Omset dari Lalapan Nasi Tempong "Cumpleng" tidak berbeda antara sebelum dan sesudah bulan Ramadan. Tuhan YME memahami hambanya yang mau berusaha semaksimal mungkin. Â Menurut Mas Muji, usaha yang digelutinya mengalami hal yang mengasikan. Alias lancar jaya (tanpa hambatan).
1, Ayam goreng : Rp 18.000,-
2. Ikan laut : Rp 20.000,-
3. Lele : Rp 15.000,-
4. Tahu dan tempe : Rp 10.000,-
5. Bebek goring : Rp 30.000,-
6. Ati ampela : Rp. 10.000,-
Meskipun, tempat usahanya berada di kawasan pusat kuliner tetapi harga menunya bisa dijangkau oleh siapapun. Menurut Mas Muji, hal tersebut bertujuan agar bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke bawah. Tentu, agar mempunyai pelanggan yang banyak.
Lanjut, saya sendiri merasakan bahwa tempat usahanya sungguh nyaman. Kondisinya bersih. Kurang lebih 4 meja dan beberapa kursi tertata hampir di tengah-tengah. Telah tersedia beberapa jenis minuman yang bisa dipilih oleh pelanggan. Juga, berbagai macam krupuk khas tambahan kuliner .
Melihat tampilan bagian dalam warung Lalapan Nasi Tempong "Cumpleng" ada hal yang lain. Salah satunya adalah beberapa colokan yang terpasang di dinding dekat beberapa meja. Saya memprediksi bahwa keberadaan colokan untuk mengantisipasi gaya millenial yang rajin mengotak-atik agar daya smartphone atau laptop tidak habis.