Bagi anda yang mudik melewati jalur tengkorak Surabaya-Ngawi membutukan perhatian ekstra tinggi. Pada jalur Wilangan Nganjuk hingga Ngawi masih banyak lubang jalan atau tambal sulam yang bisa membahayakan nyawa anda sewaktu-waktu. Saya sangat berhati-hati saat melewati jalur berbahaya. Dan, sudah sering melihat orang mengalami kecelakaan di jalur tersebut.
Bagi orang biasa, Mudik Lebaran sepertinya identik dengan pertaruhan nyawa. Mereka harus siap-siap bertaruh air mata selama proses perjalanan mudik. Mereka ingin menunjukan kegembiraan di hadapan orang tua dan keluarga bahwa kondisinya baik-baik saja. Serta, ingn menunjukan bukti sukses dan bahagianya di hadapan orang tua dan keluarga.
Teringat lagu melankolis pedangdut Evie Tamala yang bercerita tentang kangen atau rindu. Sepenggal lirik yang membuat kita tergugah untuk bertemu orang tua di saat Lebaran, " kangen wong kangen, opo-opo tambane. Rindu-rindu tambane kudu ketemu" .
Ya, obatnya kangen dan rindu bukanlah harta atau uang melimpah yang ditransfer melalui rekening bank oleh sang anak kepada orang tua dari berbagai belahan dunia manapun. Tetapi, mengobati kangen dan rindu melalui satu solusi yaitu: harus bertemu muka langsung. Dan, mudik Lebaran merupakan solusi untuk meluapkan rasa rindu baik anak atau orang tua dalam satu ritual indah  yang penuh emosi dan air mata.  Â
 Saya mudik Lebaran ke Ngawi Jawa Timur dan Brebes Jawa Tengah, anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H