Jatuh korban atau korban terinjak-injak saat berebutan tempat duduk sering anda lihat dalam acara mudik seperti di perjalanan kapal laut. Mereka juga harus bersabar menunggu sarana transportasi yang akan membawanya ke kampung halaman. Berbagai macam drama mudik Lebaran mempunyai satu muara: bertemu orang tua, saudara atau teman kecil mereka.
Mudik ke Ngawi
 Sudah lebih sewindu saya tinggal mencari penghidupan di Kota Denpasar Bali. Tujuan mudik ada dua tempat yaitu Kota Ngawi Jawa Timur dan Brebes Jawa Tengah. Kota Ngawi Jawa Timur adalah kampung halaman kedua saya yang tertera dalam kartu identitas (KTP). Kota kecil di mana saya mulai merenda kehidupan baru. Mulai membuat rumah kecil nan indah untuk kehidupan masa tua atau pensiun.
Tahun ini, saya berniat mudik Lebaran dengan menggunakan sepeda motor ke Kota Ngawi Jawa Timur. Jarak lintasan sekali jalan yang akan ditempuh kurang lebih 700 km. Perjalanan panjang yang akan menguras tenaga, emosi, pikiran dan biaya. Sebuah jalur mudik yang dikenal ganas dengan para monster (truk kontainer dan bus malam raja jalanan) yang beringas di kala malam hari.
Saya terbiasa pulang mudik Lebaran berangkat dari Kota Denpasar sore hari maka sampai di Pelabuhan Gilimanuk menjelang isya. Jika mudik Lebaran kurang lebih 10 hari menjelang Hari-H maka berpeluang besar bisa terhindar dari anrian yang krodit untuk masuk kapal. Tetapi, jika mudik Lebaran kurang lebih H-3 Lebaran antrian panjang masuk kapal harus diterima dengan senyuman kecut.
Sehabis melewati kurang lebih 1 jam di kapal penyeberangan, maka perjalanan akan menemui babak baru. Jalur Banyuwangi hingga Surabaya rerata membutuhkan waktu 7-9 jam tanpa istirahat tidur. Dengan kata lain, jika anda istirahat normal untuk melepaskan penat selama perjalanan 15-30 menit lamanya.
Permasalahan akan timbul jika rasa kantuk mendera. Jika tidur maka waktu yang dibutuhkan bisa "ngaret" beberapa jam. Tetapi, jika dipaksakan maka sangat berbahaya dalam perjalanan. Untuk relaksasi tubuh, anda bisa menyempatkan diri untuk mampir sebentar di tempat wisata yang berada pada jalur wisata tersebut. Banyak spot wisata yang bisa anda sambangi.
Apalagi, bus seperti Mira, Sumber Rahayu dan Sumber Selamat sudah dikenal masyarakat Jawa Timur sebagai "malaikat pencabut nyawa". Jika, sang raja jalanan lewat maka anda lebih baik mengalah. Bis-bis tersebut dengan sesuka hati menyerobot jalur lain. Kebut-kebutan sudah menjadi makanan sehari-hari karena harus berebut setoran.