Sebentar lagi, kesenjangan informasi dan interaksi digital anak bangsa bisa teratasi dengan baik. Telkom Indonesia telah menanamkan investasi sekitar US$ 200 juta- US$ 250 juta yang ditandatangani pada Juli 2014 lalu untuk meluncurkan Satelit Telkom-3S. Tidak tanggung-tanggung, investasi tersebut diklaim untuk meningkatkan dan memperluas cakupan layanan telekomunikasi, terutama di daerah-daerah terpencil yang tidak dapat dilalui oleh kabel serat optik.
Satelit Telkom-3S diproduksi atas kerjasama Telkom Indonesia dan Thales Alenia Space (TAS) milik Perancis, dengan roket peluncuran Ariane 5 ECA VA235 milik perusahaan peluncuran satelit Ariane Space Europa.Perusahaan Thales Alenia Space (TAS) asal Perancis tersebut bertugas mengerjakan bodi satelit atau pembuatan transponder dan ground segment untuk satelit Telkom-3S.Sedangkan,perusahaan Ariane Space Europasebagai peluncur (launcher) satelit.
Satelit Telkom-3S mempunyai kelebihan yaitu memiliki 49 transponder yang terdiri dari: 24 C-band transponder, 8 Extended C-band transponder, dan 10 Ku-band transponder. Transponder C-band akan menjangkau wilayah Indonesia dan Asia Tenggara, Extended C-band akan menajngkau Indonesia dan Malaysia, dan Ku-band akan melayani wilayah Indonesia. Satelit tersebut juga akan memberikan layanan dengan bit-rate lebih tinggi, sehingga menghasilkan kualitas komunikasi lebih baik. Akibatnya, siaran televisi berkualitas tinggi, layanan komunikasi seluler, serta broadband internet dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara, dan sebagian Asia Timur.
Perlu diketahui bahwa Satelit Telkom-3S merupakan satelit komunikasi geostasioner milik Indonesia. Satelit Geostasioner berarti satelit buatan yang ditempatkan pada posisi di atas ekuator dan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasan berbentuk lingkaran yang memiliki sumbu rotasi sama dengan bumi. Satelit tersebut dirancang untuk memenuhi meningkatnya permintaan peralatan transmisi dalam pengembangan layanan bisnis satelit Indonesia seperti melayani siaran televisi kualitas tinggi (High-Definition Television) dan layanan komunikasi GSM dan Internet.
Mengapa harus diberi nama “Telkom 3S”? Telkom 3S berarti Telkom 3 Substitute (pengganti) karena Telkom-3S merupakan pengganti satelit Telkom-3 yang gagal mencapai orbit di 118° Bujur Timur (BT) yang berada di atas Pulau Kalimantan pada pertengahan tahun 2012 lalu. Hal ini terjadi karena keselahan roket porton Rusia yang diluncurkan oleh ISS-Reshetnev Rusia dengan perangkat komunikasi yang dibuat oleh Thales Alenia Space. Akibatnya, Telkom Indonesia menggantinya dengan menyewa transponder dari GE Sat (Amerika Serikat), APstar (Hong Kong), dan JCSat milik Jepang.
Padahal, investasi yang digelontorkan untuk merluncurkan Satelit Telkom 3 saat itu sekitar US$ 185 juta. Sebagai penggantinya, Satelit Telkom-3S diluncurkan sebagai jaringan yang sudah ada karena satelit dapat menjangkau daerah terpencil atau remote area. Setelit Telkom-3S merupakan satelit keempat milik Telkom setelah Telkom-1, Telkom-2, dan Telkom-3 diluncurkan.
Satelit Telkom-3S yang dilengkapi dengan 24 transponder C-band, 8 sambungan transponder C-band, dan 10 transponder Ku-band sangat bermanfaat bagi telekomunikasi masyarakat Indonesia. Transponder C-band akan mencakup wilayah Indonesia dan Asia Tenggara, transponder sambungan C-band akan mencakup Indonesia dan Malaysia. Sedangkan muatan Ku-band dikhususkan hanya untuk cakupan wilayah Indonesia. Sebagai informasi, Satelit Telkom-3S memiliki berat sekitar 3.500 kilogram dan memiliki masa aktif selama 15 tahun.