Kita menyadari bahwa lingkungan hidup yang kita tempati sebagian besar sudah mengalami pencemaran. Mengapa? Hal ini dapat ditunjukkan dengan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang terdiri atas 3 (tiga) indikator utama yaitu Indeks Kualitas Udara (IKU), Indeks Kualitas Air (IKA), dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL).
Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar menyatakan bahwa IKU sebesar 84,96 yang berarti kondisinya sangat baik, IKA sebesar 53,10 menunjukan kondisinya sangat kurang. Sedangkan IKTL sebesar 58,55 berarti kondisinya kurang.
Selanjutnya, sebagai acuan bahwa Environmental Performance Index (EPI) yang dirilis secara periodik oleh Yale University, Amerika Serikat edisi 2012 menunjukan bahwa Indonesia masuk kelompok “biasa-biasa saja” (Modest Performers) dan menduduki urutan ke-74.
Kondisi ini masih kalah dari negara tetangga yang masuk dalam kelompok “Strong Performers”, seperti Malaysia, Brunei, Thailand, dan Filipina. Beberapa parameter, serta perkiraan kualitas lingkungan Indonesia di masa depan berdasarkan analisis Yale University dapat digambarkan sebagai berikut.
Yang menggembirakan bahwa hanya parameter pertanian yang diperkirakan membaik. Sedangkan, 6 (enam) parameter ekosistem lainnya diramalkan akan tetap mengkhawatirkan seperti udara, keanekaragaman hayati dan habitat, perubahan iklim, perikanan, kehutanan dan sumber air.
Perlakuan manusia yang tidak ramah lingkungan bisa menyebabkan banyak bencana. Negeri ini mungkin sudah kenyang dengan bencana dan sepertinya sudah terbiasa mengalaminya. Bencana kerap terjadi dari ujung pulau Sumatera hingga Papua.
Sebagai catatan, pada periode tahun 2006-2007, tercatat telah terjadi 840 kejadian bencana, dengan menelan korban 7.303 jiwa meninggal dunia dan 1.140 dinyatakan hilang, sedikitnya 3 juta orang menjadi pengungsi dan 750.000 unit rumah rusak atau terendam banjir. Apalagi, baru-baru ini bencana banjir dan longsor telah menimpa saudara-saudara kita di Kabupaten/Kota Bandung dan Kabupaten Garut Jawa Barat.
Oleh sebab itu, kita perlu kesadaran untuk memperlakukan lingkungan sebaik-baiknya. Jika, lingkungan kita dipergunakan tidak sebagaimana mestinya atau tidak sesuai dengan tata guna lahan yang disarankan maka bencana banjir atau longsor akan mengintai kita kapan saja. Berikut salah satu video yang menunjukkan bencana tanah longsor yang terjadi di Dusun Jemblung, di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah berada di sebuah lembah kecil, dengan perbukitan di belakangnya.
[Video] Amatir Detik-Detik Tanah Longsor Timbun Ratusan Rumah di Banjarnegara (Sumber: VIVAnewsChannel)