Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perlunya Peran Keluarga sebagai Modal Dasar Membangun Mental dan Kesehatan Reproduksi Remaja

23 Juli 2016   07:16 Diperbarui: 23 Juli 2016   08:12 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga sehat (Sumber: twitter.com/diolah)

Suatu waktu, saya sempat berbincang-bincang dengan pengamat dunia anak-anak Indonesia Kak Seto di sebuah hotel di wilayah Kuta Bali. Beliau menceritakan panjang lebar tentang peran keluarga yang baik agar bisa menciptakan situasi dan perilaku anggota keluarga idaman. Keluarga akan membentuk seperti apa anak-anak di masa depan.

Betapa hebatnya fungsi keluarga dalam membentuk keluarga yang harmonis sangat diharapkan sekarang ini. Kadangkala, lingkungan juga mempengaruhi perilaku remaja kita. Ada anggapan orang yang mengatakan, “kalau berteman dengan tukang pandai besi maka badan kita akan ikut hitam, tetapi jika kita berteman dengan tukang minyak wangi maka kita akan kecipratan wanginya”. Ya, karena lingkungan juga bisa membentuk remaja kita seperti yang tidak kita harapkan. Menanggapi kondisi tersebut, maka penguatan fungsi keluarga harus ditingkatkan dari fungsi biologis, fungsi pemeliharaan, fungsi keagamaan, fungsi ekonomi, hingga fungsi sosial.

Fungsi-fungsi keluarga (Sumber: Hadiwinarto, 2016)
Fungsi-fungsi keluarga (Sumber: Hadiwinarto, 2016)
Mengapa penguatan fungsi keluarga harus ditingkatkan? Kita belajar banyak dari kasus-kasus yang menimpa para remaja baik sebagai pelaku maupun sebagai korban seperti berikut ini:

Kasus. I.

Kasus Pemerkosaan dan disertai pembunuhan yang dilakukan puluhan remaja yang menimpa gadis cantik Yuyun di Bengkulu membuat gempar masyarakat Indonesia. Betapa tidak, pelaku pemerkosaan tersebut hampir semuanya anak remaja yang bertindak secara biadab tanpa perikemanusiaan yang berujung kematian. Banyak kalangan berpendapat, sampai segitu bejatkah tingkah laku remaja kita hingga tidak takut dosa dan penjara.

Kasus II.

Kita sudah tahu dari berbagai media baik elektronik, online, maupun surat kabar yang menimpa remaja perempuan kita yang hamil di luar nikah. Bayi tanpa dosa yang tidak diharapkan kehadirannya akhirnya digugurkan dengan proses aborsi. Yang lebih mengerikan adalah sang gadis dengan terpaksa bunuh diri karena ayah jabang bayi alias pacarnya tidak mau bertanggung jawab kehadiran isi rahimnya.

Dari ilustrasi di atas, ada beberapa hal penting yang perlu kita cari solusi tentang tingkah laku remaja kita di era globalisasi sekarang ini. Salah satu hal yang perlu dipahami oleh remaja kita adalah masalah mental dan pemahaman terhadap kesehatan reproduksi. Perlu diketahui bahwa mental merupakan cara berfikir dan berperasaan berdasarkan atas nurani yang tercermin pada perilaku seseorang.

Oleh sebab itu, kita berharap agar remaja kita mempunyai mental sehat dalam melakukan apapun. Apa yang dimaksud dengan Mental Sehat? Mental Sehat adalah Suatu keadaan sehat utuh secara fisik, mental dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan (menurut WHO). Sedangkan menurut Freund menyatakan bahwa Mental Sehat adalah Suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit.

Terbentuknya mental sehat dan kesehatan reproduksi remaja terbentuk bukan seperti membalikkan telapak tangan. Kondisi tersebut akan terbentuk dari keluarga sehat. Dari keluarga sehatlah remaja yang mempunyai mental sehat dan kesehatan reproduksi berawal. Oleh sebab itu, keluarga sehat Indonesia hendaknya memahami bahwa dengan mental sehat maka akan terbentuk perilaku remaja yang baik. Selanjutnya, keluarga sehat juga harus mengerti betul tentang ciri-ciri remaja kita mempunyai Mental Sehat, yaitu:

1. Jujur, setia, ikhlas, bertanggung jawab, terbuka dan tulus.

2. Terpercaya (amanah), sikap, pembicaraan, perbuatan, tidak munafik.

3. Adil, proporsional, objektif, tdk pilih kasih.

4. Konsisten, taat azas.

5. Dapat bekerjasama.

6. Berfikir positif, rasional, kritis, bijak, optimis

7. Dewasa, berprilaku wajar, terkendali.

8. Disiplin, pola hidup teratur, taat pada aturan.

9. Ciri-ciri mental yang produktif

10. Berinisiatif, prilaku penuh prakarsa, imajinasi

11. Bekerja keras, suka berbuat hal positif, tdk suka berpangkutangan.

12. Bersemangat, tidak gampang menyerah.

13. Berfikir jauh kedepan

14. Menghargai waktu

15. Tekun, semangat tinggi, daya tahan cukup baik.

Demi menciptkan keluarga sehat, perlu adanya dukungan dari luar secara berkesinambungan. Peran pemerintah dan masyarakat sangat manjur membentuk keluarga yang mempunyai mental sehat. Dari keluarga dalam keadaan sehat mental inilah akan membentuk fungsi keluarga secara sehat. Selanjutnya, dari keluarga yang mempunyai fungsi keluarga secara sehat akan membentuk remaja yang mempunyai sehat mental dan kesehatan reproduksi. Secara garis besar, membangun mental sehat dan kesehatan reproduksi remaja kita berawal dari sebuah keluarga yang menjalankan fungsi keluarga dengan baik.

Alur terbangunnya kualitas kesehatan reproduksi (Sumber: Hadiwinarto, 2016)
Alur terbangunnya kualitas kesehatan reproduksi (Sumber: Hadiwinarto, 2016)
Saya berpendapat bahwa remaja yang bertindak biadab dengan melakukan pemerkosaan disertai pembunuhan atau melakukan perilaku seks bebas belum mempunyai mental yang sehat dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi. Beberapa tindakan yang dilakukan dalam membangun mental remaja adalah:
  • Membangun berfikir positif.
  • Mengembangkan berpikir realistis, menerima kenyataan secara rasional.
  • Mengembangkan penyesuaikan diri secara aloplastic mengubah sikap prilaku diri sendiri agar sesuai dgn situasi dan kondisi.
  • Mengembangkan sifat pribadi yang terbuka
  • Mengembangkan sikap selalu berusaha
  • Mengembangkan kebiasaan menghargai perbedaan pendapat.
  • Mengembangkan sikap percaya diri
  • Mengembangkan prinsip demokrasi dalam berkarya
  • Mengembangkan sikap menghargai keberadaan diri orang dan orang lain.

Lantas, apa hubungannya remaja mental sehat dengan kesehatan reproduksi? Perlu dipahami dulu bahwa Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Sedangkan, menurut WHO berarti kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Dari arti tersebut jelas bahwa hanya dengan mental sehat, remaja bisa menjalankan kesehatan reproduksi dengan baik. Jelasnya, mental sehat akan terbangun mental kesehatan reproduksi dengan:

  • Menghindari berpikir irasional terkait dengan persoalan kespro.
  • Memahami dan menerima keadaan fisik dan sosial diri sendiri secara realistis.
  • Mengembangkan berpikir positif, kreatif, penuh percaya diri dan bertanggungjawab atas pilihannya yang realistis.

Dengan membangun renaja yang bermental sehat reproduksi, maka kasus-kasus yang menim[a remaja baik sebagai pelaku maupun sebagai korban tidak akan terjadi lagi. Apalagi, jika remaja yang bermental sehat memahami hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi berikut ini:

  • Organ reproduksi, remaja perlu memahami dengan baik tentang fungsi dari alat atau organ reproduksinya.
  • Pubertas, remaja memahami masa di mana tubuh sedang mengalami perubahan besar-besaran, dari struktur tubuh anak-anak menjadi struktur tubuh orang dewasa.
  • Perubahan Fisik Pada Remaja, perlunya pemahaman tentang perubahan fisik yang terjadi pada remaja seperti pada laki-laki: hormone testoteron akan membantu tumbuhnya rambut-rambut pada ketiak, kemaluan, janggut dan kumis dan lain-lain; sedangkan pada perempuan seperti: hormone estrogen dan progesteron akan berpengaruh tumbuhnya payudara, panggul melebar dan yimbulnya mentruasi.
  • Arti mimpi basah pada laki-laki, sebagai awal pubertas yang akan memproduksi air mani secara terus-menerus yang akan keluar saat tidur yang didahului dengan mimpi erotis.
  • Arti Menstruasi bagi perempuan, pelepasan darah dan cairan encer dari Rahim melalui vagina yang di,ulai saat pubertas dan berhenti sesaat saat hamil atau menyusui dan berakhir saat menopause sekitar umur 40 sampai 50 tahun.
  • Siklus Menstruasi, siklus dari serangkaian perubahan yang terjadi berulang-ulang pada organ reproduksi perempuan.
  • Yang perlu diperhatikan perempuan saat menstruasi, menjaga kebersihan dengan mandi dua kali seharim mengganti pembalut empat kali sehari dan lain-lain.
  • Kehamilan, bentuk alamiah reproduksi manusia sebagai proses regenerasi yang diawali dengan pertemuan sel telur perempuan dan sel sperma laki-laki yang kemudian membentuk sel (embrio).
  • Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), kehamilan karena sebab maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh salah satu ayau kedua calon orang tua bayi.
  • Kasus KTD pada renaja, jika ada kehamilan KTD yang pertama dikasih tahu adalah orang tua dari pacar perempuannya agar bertanggung jawab terhadap keberadaan bayi.
  • Perilaku reproduksi sehat, perilaku seksual yang ditujukan untuk kepentingan reproduksi dilakukan dalam ikatan pernikahan yang sah yang membutuhkan kematangan pribadi kesiapan ekonomi dan perencanaan keluarga yang matang.

Lebih hebatnya lagi, jika remaja kita bisa kita galakkan untuk menjadi Remaja Berdaya. Mereka akan sibuk dalam kegiatan-kegitan yang membangun karakter bangsa seperti: Melibatkan remaja dalam dalam dunia pendidikan seperti: gerakan KSPAN (Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba) yang merupakan kegiatan untuk memaksimalkan pengetahuan dan perilaku siswa dalam kepedulian terhadap HIV dan AIDS.

Remaja kita juga diberi pemahaman tentang 6 konsep mutakhir Mengembangkan Desain Program Bersama Siswa adaptasi KSPAN, yaitu:

  • Kerja ssama yang optimal antara pihak sekolah, siswa dan jaringan lembaga peduli HIV dan AIDS.
  • Regenerasi dan system rekrutmen siswa yang jelas.
  • Siswa terlibat dalam merancang program.
  • Sediakan suatu tempat khusus nai siswa dengan program meremaja.
  • Mendidik dengan menghibur (Entertain to educate).
  • Libatkan dan didik siswa dengan teknologi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan tentang remaja kita yang larut dalam kegiatan-kegitan yang bernuansa positif. Dengan bekal yang cukup dari keluarga yang menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik karena dukungan yang datang dari Pemerintah dan masyarakat, terbentuk menjadi keluarga yang sehat. Yang selanjutnya akan menciptakan remaja-remaja yang bermental sehat. Muaranya, dari remaja-remaja yang bermental sehat akan tercipta remaja-remaja yang mempunyai mental kesehatan reproduksi. Sehingga, kasus-kasus kejahatan yang melibatkan remaja sebagai pelaku atau korban tidak akan terjadi lagi. Semoga.

Referensi:

Materi Kompasaina Namgkring “Membangun Kualitas Kesehatan Reproduksi Dan Mental Remaja Indonesia” oleh: Dr. Hadiwinarto, M.Psi. (Dosen FKIP Universitas Bengkulu dan Ketua PHD PKBI Daerah Bengkulu)

Buku Materi “Hal-hal yang Perlu Dipahami HIV AIDS, Infeksi Menular Seksual, Kesehatan Reproduksi, Narkoba dan Remaja Berdaya” oleh Komisi Penanggulangan AIDS Kota Denpasar 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun