13. Berfikir jauh kedepan
14. Menghargai waktu
15. Tekun, semangat tinggi, daya tahan cukup baik.
Demi menciptkan keluarga sehat, perlu adanya dukungan dari luar secara berkesinambungan. Peran pemerintah dan masyarakat sangat manjur membentuk keluarga yang mempunyai mental sehat. Dari keluarga dalam keadaan sehat mental inilah akan membentuk fungsi keluarga secara sehat. Selanjutnya, dari keluarga yang mempunyai fungsi keluarga secara sehat akan membentuk remaja yang mempunyai sehat mental dan kesehatan reproduksi. Secara garis besar, membangun mental sehat dan kesehatan reproduksi remaja kita berawal dari sebuah keluarga yang menjalankan fungsi keluarga dengan baik.
- Membangun berfikir positif.
- Mengembangkan berpikir realistis, menerima kenyataan secara rasional.
- Mengembangkan penyesuaikan diri secara aloplastic mengubah sikap prilaku diri sendiri agar sesuai dgn situasi dan kondisi.
- Mengembangkan sifat pribadi yang terbuka
- Mengembangkan sikap selalu berusaha
- Mengembangkan kebiasaan menghargai perbedaan pendapat.
- Mengembangkan sikap percaya diri
- Mengembangkan prinsip demokrasi dalam berkarya
- Mengembangkan sikap menghargai keberadaan diri orang dan orang lain.
Lantas, apa hubungannya remaja mental sehat dengan kesehatan reproduksi? Perlu dipahami dulu bahwa Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Sedangkan, menurut WHO berarti kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Dari arti tersebut jelas bahwa hanya dengan mental sehat, remaja bisa menjalankan kesehatan reproduksi dengan baik. Jelasnya, mental sehat akan terbangun mental kesehatan reproduksi dengan:
- Menghindari berpikir irasional terkait dengan persoalan kespro.
- Memahami dan menerima keadaan fisik dan sosial diri sendiri secara realistis.
- Mengembangkan berpikir positif, kreatif, penuh percaya diri dan bertanggungjawab atas pilihannya yang realistis.
Dengan membangun renaja yang bermental sehat reproduksi, maka kasus-kasus yang menim[a remaja baik sebagai pelaku maupun sebagai korban tidak akan terjadi lagi. Apalagi, jika remaja yang bermental sehat memahami hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi berikut ini:
- Organ reproduksi, remaja perlu memahami dengan baik tentang fungsi dari alat atau organ reproduksinya.
- Pubertas, remaja memahami masa di mana tubuh sedang mengalami perubahan besar-besaran, dari struktur tubuh anak-anak menjadi struktur tubuh orang dewasa.
- Perubahan Fisik Pada Remaja, perlunya pemahaman tentang perubahan fisik yang terjadi pada remaja seperti pada laki-laki: hormone testoteron akan membantu tumbuhnya rambut-rambut pada ketiak, kemaluan, janggut dan kumis dan lain-lain; sedangkan pada perempuan seperti: hormone estrogen dan progesteron akan berpengaruh tumbuhnya payudara, panggul melebar dan yimbulnya mentruasi.
- Arti mimpi basah pada laki-laki, sebagai awal pubertas yang akan memproduksi air mani secara terus-menerus yang akan keluar saat tidur yang didahului dengan mimpi erotis.
- Arti Menstruasi bagi perempuan, pelepasan darah dan cairan encer dari Rahim melalui vagina yang di,ulai saat pubertas dan berhenti sesaat saat hamil atau menyusui dan berakhir saat menopause sekitar umur 40 sampai 50 tahun.
- Siklus Menstruasi, siklus dari serangkaian perubahan yang terjadi berulang-ulang pada organ reproduksi perempuan.
- Yang perlu diperhatikan perempuan saat menstruasi, menjaga kebersihan dengan mandi dua kali seharim mengganti pembalut empat kali sehari dan lain-lain.
- Kehamilan, bentuk alamiah reproduksi manusia sebagai proses regenerasi yang diawali dengan pertemuan sel telur perempuan dan sel sperma laki-laki yang kemudian membentuk sel (embrio).
- Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), kehamilan karena sebab maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh salah satu ayau kedua calon orang tua bayi.
- Kasus KTD pada renaja, jika ada kehamilan KTD yang pertama dikasih tahu adalah orang tua dari pacar perempuannya agar bertanggung jawab terhadap keberadaan bayi.
- Perilaku reproduksi sehat, perilaku seksual yang ditujukan untuk kepentingan reproduksi dilakukan dalam ikatan pernikahan yang sah yang membutuhkan kematangan pribadi kesiapan ekonomi dan perencanaan keluarga yang matang.
Lebih hebatnya lagi, jika remaja kita bisa kita galakkan untuk menjadi Remaja Berdaya. Mereka akan sibuk dalam kegiatan-kegitan yang membangun karakter bangsa seperti: Melibatkan remaja dalam dalam dunia pendidikan seperti: gerakan KSPAN (Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba) yang merupakan kegiatan untuk memaksimalkan pengetahuan dan perilaku siswa dalam kepedulian terhadap HIV dan AIDS.
Remaja kita juga diberi pemahaman tentang 6 konsep mutakhir Mengembangkan Desain Program Bersama Siswa adaptasi KSPAN, yaitu:
- Kerja ssama yang optimal antara pihak sekolah, siswa dan jaringan lembaga peduli HIV dan AIDS.
- Regenerasi dan system rekrutmen siswa yang jelas.
- Siswa terlibat dalam merancang program.
- Sediakan suatu tempat khusus nai siswa dengan program meremaja.
- Mendidik dengan menghibur (Entertain to educate).
- Libatkan dan didik siswa dengan teknologi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan tentang remaja kita yang larut dalam kegiatan-kegitan yang bernuansa positif. Dengan bekal yang cukup dari keluarga yang menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik karena dukungan yang datang dari Pemerintah dan masyarakat, terbentuk menjadi keluarga yang sehat. Yang selanjutnya akan menciptakan remaja-remaja yang bermental sehat. Muaranya, dari remaja-remaja yang bermental sehat akan tercipta remaja-remaja yang mempunyai mental kesehatan reproduksi. Sehingga, kasus-kasus kejahatan yang melibatkan remaja sebagai pelaku atau korban tidak akan terjadi lagi. Semoga.
Referensi: