Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menelusuri Makam Miura Jo, Pejuang Bali dari Jepang yang Terlupakan

10 Maret 2016   08:23 Diperbarui: 11 Maret 2016   04:32 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Makan Miura Jo di Setra Badung Bali (dokpri)"][/caption]Setra merupakan tempat khusus untuk pemakaman atau pembakaran mayat pada saat upacara Ngaben di Bali. Sampai detik ini, setra terbesar di Bali terletak di Kota Denpasar yang dinamakan Setra Badung yang luasnya hampir 8 hektar. Setra Badung terbelah menjadi 2 (dua) bagian oleh jalan Batukaru yang menghubungkan jalan Imam Bonjol hingga kawasan Perumahan Monang Maning.

[caption caption="Plang penunjuk Setra Badung (dokpri)"]

[/caption]Yang menarik adalah di setra Badung bagian utara terdapat 2 (dua) makam penting. Yang satu adalah Makam Keramat Agung Raden Ayu Siti Khadijah dan Makam Pejuang Bali yang asli orang Jepang bernama Miura Jo. Tetapi, kali saya ingin mengulas tentang keberadaan makam Miura Jo.

Kita lebih sering mengenal pejuang Bali seperti I Gusti Ngurah Rai dan Gusti Ketut Djelantik. Tetapi, pejuang Bali yang asli Jepang bernama Miura Jo jarang terekspos media. Bahkan, sering terlupakan. Saya sendiri mengetahui makam Miura Jo sebenarnya dalam kondisi tidak sengaja, karena ingin mengambil gambar Makam Keramat Agung Raden Ayu Siti Khadijah yang berada di sebelah timurnya.

Tanggal 8 Maret, ketika saya berjalan perlahan ke arah barat dari makam Keramat agung Raden Ayu Siti Khadijah, pandangan mata saya tertuju ke arah sebuah penunjuk jalan makam. Saya tertegun sejenak, dan membaca lebih dekat. Ternyata di kawasan setra Badung terdapat makam orang asing yang merupakan pejuang Bali, tetapi kita tidak pernah tahu sosok dan sepak terjangnya.
[caption caption="Plang penunjuk makam Miura Jo (dokpri)"]

[/caption]Rasa penasaran saya membuat kaki untuk melangkah ke dalam lebih jauh. Kebetulan saat itu sedang libur, jadi sang juru kunci tidak berada di tempat. Jadi saya tidak bisa mendapatkan informasi lebih dalam tentang sosok yang ada di makam.

Karena jalan menuju makam yang kurang lebih 15 meter tanpa menggunakan pintu pagar makam membuat saya bebas menelusuri setiap jejak kawasan makam. Ketika saya memasuki areal makam yang membuat nyaman adalah keberadaan jalan setapak yang sudah dipaving. Kondisi tersebut menjadi nyaman untuk ditelusuri dan memberikan kesan bersih.
[caption caption="Jalan setapak yang bersih dan asri (dokpri)"]

[/caption]Sebelah kiri jalan masuk terdapat WC Umum yang membuat nyaman bagi para pengunjung jika ingin buang khajat. Selanjutnya di sebelah kanan jalan masuk terdapat sebuah makam yang menjadi tanda tanya besar. Mengapa? Karena di makam tersebut tidak terdapat satu pun penanda siapa empunya makam. Tetapi kalau dilihat kondisi makamnya, saya bisa memberikan kesimpulan bahwa makam tersebut milik orang Hindu Bali.

Andai saja ada sang juru kunci, saya bisa bertanya lebih detil makam siapa sebenarnya. Hal ini yang menjadi penasaran. Tetapi, melihat kondisi makam yang terlihat bersih dan adanya cungkup makam membuat hati saya berkata bahwa makam tersebut tentu merupakan sosok yang sangat dihormati. Entah dari sisi mananya dan masih merupakan tanda tanya besar dalam pikiran saya.

[caption caption="WC Umum di sebelah kiri pintu masuk makam (dokpri) "]

[/caption]

[caption caption="Makam yang ada di sebelah kanan pintu masuk (dokpri)"]

[/caption]

[caption caption="Makam yang terlihat bersih masih misterius (dokpri)"]

[/caption]Saat pikiran saya masih dibuat bingung tentang keberadaan makam yang tidak bernama, saya paksakan untuk melangkah lebih dalam untuk mengetahui kondisi makam yang ada di plang nama di pintu masuk tadi. Sejurus kemudian, saya melihat jejeran tumbuhan kamboja (orang Bali biasa menyebutnya Jempiring) dan tumbuhan yang ditanam sebagai pagar di sebelah kanan dan kiri jalan setapak yang menuju makam Miura Jo.

Lebih ke dalam lagi, akhirnya saya menemukan makam yang dimaksud. Ternyata, makam Miura Jo berada di balik/belakang makam Keramat Agung Raden Ayu Siti Khadijah. Pantas, jika kita berada di jalan Batukaru, kita tidak bisa melihat kondisi makam Miura Jo karena terhalang komplek makam Keramat Agung tersebut.

Sekilas, saya seperti sedang melihat makam-makam keturunan Tiongkok (bong Cina). Makam yang memberikan kesan tidak angker karena kondisi bersih dan lapang. Warna makam yang diberi warna dominan hitam memberikan kesan misterius. Apalagi, di depan makam terdapat 2 patung sang penjaga makam seakan-akan mempersilahkan saya untuk menelusuri lebih detil. Luasan makam yang kurang lebih 25m2 memberi kesan lapang dan segar karena di sekelilingnya ditumbuhi berbagai tumbuhan kamboja dan semak-semak.

[caption caption="Komplek makam Miura Jo (dokpri)"]

[/caption]
[caption caption="Komplek makam Miura Jo dari samping (dokpri)"]
[/caption]Di pagar pembatas makam sebelah kanan tersebut terdapat sebuah prasasti berwarna putih yang memberikan keterangan tentang sosok yang berada di makam tersebut. Tulisan yang terdiri dalam 2 bahasa, yaitu Bahasa Jepang (kanji) dan bahasa Indonesia memperjelas siapa yang ada di makam tersebut.

Dalam prasasti tersebut memberikan keterangan bahwa Miura Jo lahir di Tokyo tanggal 10 Agustus 1888 dan meninggal di Denpasar pada tanggal 7 September 1945. Yang menarik adalah di prasasti tersebut terdapat kalimat “NIPPON BALIKAI” yang artinya kurang lebih Perkumpulan masyarakat Jepang di Bali (maaf kalau salah mengartikan).

[caption caption="Prasasti penunjuk makam (dokpri)"]

[/caption]

Di samping prasati penunjuk makam, terdapat prasasti besar berwarna hitam yang terdapat di sebelah timur makam tersebut. Prasasti besar yang terpahat dalam 2 bahasa juga yaitu Bahasa Jepang (kanji) dan bahasa Indonesia memberikan pemahaman lebih serius tentang keberadaan Miura Jo di kalangan masyarakat Bali.
Saya mencoba untuk membacanya perlahan dalam huruf bahasa Indonesia. Dan yang membuat saya tertegun adalah tulisan yang ada di prasasti tersebut adalah ungkapan atau ringkasan pidato dari salah satu masyarakat Bali ketika peringatan hari ke-12 setelah wafatnya Miura Jo. Untuk lebih jelasnya, saya bisa paparkan tulisan yang ada di prasasti sebagai berikut:

TENTANG Bp. MIURA
Oleh I Goesti Ketoet Katon

Seluruh penduduk Kabupaten Badung, menjalin Keharmonisan
Bersama Bp.MIURA seperti Keluarga.
Semasa hidup dan sesudah beliau meninggalpun, bukan hanya 
penduduk tapi pejabatpun, semuanya menganggap beliau
adalah “Bapak Kami”.
Keramahan hati beliau dikenal oelh seluruh orang, dan
Banyak (beribu-ribu) orang yang meminta bantuan atau
pertolongan kepada beliau. Tapi tidak ada satupun permintaan
yang ditolak. Beliau tidak membedakan pangkat, derajat,
martabat dan kebangsaan untuk membantu orang. Dan hal
sekecil atau tidak penting sekalipun, beliau tetap berussaha 
membantu dengan segenap hati. Sejaksaya mengenal beliau, 
beliau menganggap saya seperti anak sendiri dan selalu
menasehati kami, oleh karena itu kami merasa tenteram berada
di samping beliau.
Menjelang hari terakhir, banyak orang meminta kepada beliau 
untuk tetap hidup dan tetap seperti selama ini,mengasuh,
merawat kami. Tetapi “kepergian saya adalah jalan untuk
kesejahteraan anak-anak, yaitu seluruh penduduk dan tanah
Bali. Meskipun jasmani tidak bersama-sama lagi, tetapi jiwa 
tetap bersama selama-lamanya dengan seluruh penduduk Bali.”
Artinya, hal tersebut menjadi ketetapan hati beliau sebagai dasar
Untuk kehidupan penduduk Bali dalam mencapai cita-cita yang 
luhur. 
Setelah kepergian beliau Sekarang keharuman nama beliau di
Kenal oleh seluruh penduduk Bali.

19 September 1945
Hasil ringkasan
Pidato upacara memperingati hari ke-12 
Setelah wafatnya Bp.MIURA

[caption caption="Prasati peringatan (dokpri)"]

[/caption]

[caption caption="Tulisan prasasti yang terpahat dalam dua bahasa (Indonesia dan Jepang/kanji) (dokpri)"]

[/caption]Dalam suasana hanyut memandang prasasti dan sesekali memandangi makam Miura Jo, saya pun semakin dibuat penasaran siapa sebenarnya sosok Miura Jo yang telah disebut sebagai Bapaknya masyarakat Bali. Ternyata, Miura Jo adalah seorang pengusaha Jepang yang mengelola usahanya di Bali dalam bentuk usaha Trading Company dan Toko Sepeda bernama “Toko Sepeda Tuan Jepang/トコ・スペダ・トン・ジャパング”. Selama hidupnya, Miura Jo suka membantu masyarakat di sekitarnya.

Miura Jo juga bertugas sebagai penerjemah tentara militer Jepang, ketika Jepang dan Belanda mengekspansi Bali. Saking cintanya terhadap Bali, Miura Jo pun berbalik arah untuk bergabung dengan tentara Indonesia untuk melawan Jepang yang notabene negerinya sendiri. Miura Jo pun berjanji pada masyarakat Indonesia khususnya Bali agar bisa menggenggam kemerdekaan.

Tetapi, kenyataannya Jepang tidak mampu memberikan kemerdekaan sesuai dengan janjinya terhadap masyarakat Bali. Merasa malu di hadapan masyarakat Bali akan janjinya, Miura Jo melakukan bunuh diri dengan menembak pistol di kepalanya pada tanggal 7 September 1945.

Masyarakat Bali merasa kehilangan sosok yang telah memberikan bantuan dan perlindungan selama hidupnya. Sosok yang ramah tanpa membedakan kasta, jabatan dan martabat membuat Miura Jo disukai banyak orang. Masyarakat Bali pun merindukan sosok Miura Jo saat sekarang ini. Yang jelas, masyarakat Bali jangan sampai melupakan jasa-jasa Miura Jo selama hidupnya.

Miura Jo, jasamu akan selalu terkenang ….. Semoga …..

 [caption caption="Miura Jo (asahi-net.or.jp)"]

[/caption]Note: Mohon koreksinya, jika sejarah Miura Jo tidak sesuai dengan kenyataan.

Referensi: Cek disini 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun