Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pegi-pegi.com dan Taksi Blue Bird Memberi Kenyamanan dan Keamanan Perjalanan Bali - Jakarta

21 Agustus 2015   16:38 Diperbarui: 21 Agustus 2015   16:46 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


“Mas, kamu kan masih 2 jam lagi, kamu bareng sama saya dulu kita ngobrol-ngobrol, nanti kalau saya sudah take off baru kamu bisa ke tempat ruang tunggu C3. Nggak papa kan?” rayu saya padanya. Mas Heriyanto Ratelino pun mengiyakan tanda setuju. Tetapi, belum masuk pintu Gate C1, dari arah Gate C1 muncul petugas Citilink yang berjalan tergopoh-gopoh seperti mencari penumpang, “Yang Denpasar, Denpasar“. Waduh, padahal belum sempat meletakan tas dan duduk di ruang tunggu barang semenit.

 

Apalagi, panggilan untuk penumpang pun tidak kudengar sama sekali dan melihat daftar perjalanan di Bandara bahwa pesawat yang akan saya tumpangi dalam posisi kosong alias tidak tertulis “Boarding”. Maka aku pun santai saja. Tetapi kata hati berkata lain. Saya pun merespon kalimat yang dikeluarkan petugas Citilink tersebut, “Denpasar pak”. “Ya, Denpasar pak”. Ini alamat penumpang sudah duduk semua dan pesawat mau meluncur ke udara.


Benar adanya, ketika saya masuk badan pesawat semua penumpang sesak memenuhi kursi penumpang. Saya pun buru-buru menuju tempat duduk saya sesuai dengan yang tertera di kursi penumpang, 6B. Kurang lebih 5 menit pintu pesawat pun ditutup menuju indahnya langit biru. Rencana awal yang digunakan untuk berbagi pengalaman dengan Mas Heriyanto Ratelino pun tak terealisasikan, tetapi kita sudah berpesan untuk berbagi pengalaman melalui medsos (media sosial) atau HP. Wah, andaikata saya tidak merespon petugas Citilink, aku bisa ketinggalan pesawat dan menyesal bertubi-tubi nih. Yang penting masih bisa keangkut yah? Alhamdulillah, perjalanan yang ditempuh selama 1 jam 55 menit pun saya isi dengan membaca buku yang terdapat di kursi penumpang. Sebelum take off, ssaya pun sempat melakukan selfie di kursi pesawat. Eitss, narsis banget ya! Setelah itu, ponsel pun dimatikan sesuai dengan peraturan penerbangan sipil agar tidak mengganggu navigasi pesawat.


Selfie dan daftar menu makanan di pesawat (dokpri)

 

Untuk mengisi kekosongan waktu, tidak lupa saya pun ngobrol dengan penumpang yang ada di samping kanan dan kiri saya. Saya tidak sempat bertanya nama mereka, tetapi saya tahu usia mereka masih muda. Yang duduk di sebelah kiri datang ke Bali dalam rangka dinas alias tugas dari kantor Jakarta. Sedangkan yang duduk sebelah kanan asli Bali yang kebetulan lagi pulang kampung karena libur kuliah di salah satu Universitas Swasta ternama di Jakarta.

Meskipun ngantuk, saya pun tidak mampu menutup matanya dengan sempurna alias ketiduran di pesawat. Ada tujuan yang membuatku tidak memejamkan mata. Aku penasaran bagaimana kondisi terkini Gunung Raung yang berada di Kawasan Kota Bondowoso-Banyuwangi. Seingat saya, ternyata rute pesawat pun agak berbelok arah keselatan setelah melewati Semarang. Biar lebih jelas dan tidak penasaran bisa tanya pilotnya yah. Menurut saya, yang biasanya pesawat bergerak dari Jakarta lurus ke timur dan melintasi pantai utara Jawa tetapi berubah haluan.
Sepertinya pergerakan pesawat memutar ke arah selatan seperti mau melintasi pantai selatan. Biasanya Gunung Ijen atau Gunung Raung akan berada di sebelah kanan posisi pesawat, tetapi kali ini posisi Gunung Ijen atau Gunung Raung di sebelah kiri posisi badan pesawat. Sangat jauh sekali. Dari kaca penumpang, kulihat Gunung Raung masih mengeluarkan asapnya yang membuat awan biasanya berwarna putih sempurna di siang hari menjadi tampak coklat kehitaman. Pantesan, arah pesawat memutar ke selatan menghindari asap Gunung Raung. Saya pun berdoa untuk keselamatan, karena beberapa kali pergerakan pesawat mengalami getaran seperti perjalanan mobil di darat yang melewati permukaan berbatu.

Setelah memasuki pulau Bali yang berjarak kurang lebih 100 km ke arah Bandara Internasional Ngurah Rai, suara dari Senior Pramugari dan Pilot pun muncul yang menandakan bahwa pesawat akan melakukan persiapan pendaratan. Semua penumpang pun disarankan untuk mengencangkan sabuk keselamatan dan bagi penumpang yang berada di toilet disarankan untuk kembali ke tempat duduk semula. Tepat pukul 15.55 WITA, pesawat Citilink mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Ngurah Rai.

Setelah keluar dari Bandara, saya pun memesan taxi menuju perjalanan ke Denpasar yang ditempuh dengan waktu perjalanan selama 40 menit karena sedikit macet. Tepat jam 16.58, saya pun dengan selamat dan mendarat sempurna di tempat tinggal idaman. Di akhir tulisan saya ini, saya berterima kasih yang sebesar-besarnya buat Pegi-pegi.com, Blue Bird, dan Discovery Hotel & Convention Ancol yang telah memberikan kenyamanan dan keamanan selama melakukan perjalanan Bali-Jakarta PP serta penginapan di hotel yang fasilitasnya sungguh aduhai, tambah banget. Tunggu tulisan berikutnya yah! Jangan pernah bosan, please!

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun