Taksi yang saya tumpangi adalah Blue Bird dengan Nomor Pintu AB 358 yang disopiri oleh Bapak Hasan Malonda asal dari Sulawesi Utara. Beliau mempunyai 6 orang anak dan sekarang tinggal di Bekasi Timur. Menurut Beliau sudah kerja di Blue Bird lebih dari 25 tahun. Sebuah pengabdian yang luar biasa terhadap perusahaan. Saya katakan padanya bahwa pembayarannya menggunakan voucher dan minta berhenti dahulu di pintu utama kawasan wisata Ancol atau Highlight karena dijemput oleh pihak penyelenggara (Mas Dion Tengker). Dan, sampai di Discovery Hotel & Convention Ancol kurang lebih pukul 10.30.
#Perjalanan Pulang ke Bali (tanggal 18 Agustus 2015)
Setelah melakukan makan pagi (breakfast) di Restauran Kembang Goyang, selanjutnya saya pun harus mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan pulang ke Bali. Yang menyenangkan, saya pun tidak perlu cape-cape memesan tiket pesawat Citilink, karena sudah dipesan oleh Pegi-pegi.com yang merupakan salah satu sponsor penyelenggaraan Community Gathering Kompasiana (CGK) 2015 di Discovery Hotel & Convention Ancol. Untuk kedua kalinya saya mengucapkan terima kasih kepada Pegi-pegi.com yang telah memberi kemudahan dan kenyamanan saya dalam melakukan perjalanan. Angkat topi deh buat Pegi-pegi.com. Matur nuwun ….
Jam 11.00 pagi, saya sudah standby di lobi hotel. Karena, pesawat yang sudah dibooking berangkat jam 13.10. Masih ada waktu 2 jam 10 menit untuk mempersiapkan diri. Sebelum melakukan perjalanan pulang ke Bandara Soekarno-Hatta, kami pun memesan taxi Blue Bird di lobi hotel atas bantuan Mbak Wardah Fajri (Wawa) tepat menunjukan pukul 11.30. Sambil menunggu taxi yang dipesan datang, saya beserta Bapak Johan Wahyudi seorang guru inspiratif (perwakilan dari Komunitas Solo Raya/Komposono), Mas Heriyanto Ratelino, dan Mbak Wawa menyempatkan berfoto bersama di depan Hotel.
Setelah melakukan sesi foto buat kenang-kenangan, beberapa menit kemudian taxi yang kami pesan pun muncul. Perjalanan pulang menggunakan Taxi Blue Bird dengan Nomor Pintu XD 6448 yang disopiri oleh Bapak Widi Andhika, berusia 27 tahun dan masih single. Penampilannya yang tenang dan murah senyum membuat kami senang untuk mengobrol. Yang menarik adalah Bapak Widi Andhika berasal dari Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Hanya beda kecamatan dan jaraknya kurang lebih 10 kilometer dengan kampung saya. Sepak terjang Bapak Widi Andhika sangat menarik. Menurut beliau sudah bekerja di Blue Bird sudah 3 tahun. Sebelum menjadi sopir di Blue Bird, bekerja sebagai penjual bensin eceran. Tetapi karena mempunyai keahlian mengendarai kendaraan dan SIM serta ada lowongan kerja sopir maka gayung pun bersambut. Bapak Widi Andhika pun mencoba melamar sebagai sopir Blue Bird dan diterima. Bapak Widi Andhika mempunyai prinsip yang menarik dalam bekerja, khususnya sebagai sopir di Blue Bird.
“Menurut saya sih mas, bekerja itu harus menerima apa adanya berapapun penghasilannya dan ikhlas dalam melakukan pekerjaan. Saya yakin pasti ada perubahan”.kata Bapak Widi Andhika kepada saya. Good job Bapak Widi Andhika, bekerjalah dengan hati dan tanamkanlah kejujuran. Semoga Bapak Widi Andhika membaca tuisan saya ini.
Kali ini saya melakukan perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta tidak seorang diri, tetapi bersama teman Kompasianer dari perwakilan Komunitas Kampus (Kampusiana) yang berada di Kota Makasar (Sulawesi Selatan) Mas Heriyanto Ratelino yang asli Toraja. Perwakilan Kompasianer Malang (Bolang) Mas Mochamad Malik yang asli Kota Malang juga menemani perjalanan saya dari Discovery Hotel & Convention Ancol. Jadi kami bertiga meluncur di tengah padat ddan macetnya Kota Jakarta.
Sampai di Bandara Soekarno-Hatta tepat menunjukan pukul 12. 35 dan masih ada waktu 35 menit untuk masuk pesawat. Saya bersama Mas Heriyanto Ratelino pun melakukan boarding pass. Meskipun, waktu perjalanan Mas Heriyanto Ratelino masih 2 jam lagi. Tetapi, saya mengajaknya untuk melakukan boarding pass bersamaan dengan maksud untuk berbagi pengalaman 10 atau 20 menit sebelum take off. Tiket yang saya dapat merujuk untuk memasuki Gate C1 sementara Mas Heriyanto Ratelino memasuki Gate C3 yang semuanya menumpang peswat Citilink. Kami pun harus mengalami cek keamanan bandara sebanyak 2 kali.