Mohon tunggu...
Carol W.
Carol W. Mohon Tunggu... -

Saya adl org yg sgt kreatif, berjiwa seni, suka berpetualang, dan pny ambisi tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hidupku Berubah Sejak Mengenal Datuk

21 Mei 2010   05:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:04 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mulai mencari-cari alasan utk bisa bertemu Datuk di kantornya. Dari urusan yg sgt sepele sampai rencana utk membuat project baru bersama. Datuk pun sangat welcome dengan kedatanganku. Datuk selalu meluangkan waktunya yg berharga utk bisa bertemu dgnku. Dia selalu memujiku cantik, menarik, pintar, berkharisma dll sbgnya. Aku selalu merasa tersanjung dgn pujian-pujian itu. Aku merasa spt diatas langit ketujuh, betul-betul terpesona dgn kelembutannya, dan dia sangat kebapakan, dimana sejak dari kecil aku sdh tidak merasakan kasih sayang seorang ayah. Inikah yg dinamakan cinta sejati? Itulah yg ada dibenakku.

Dan akhirnya kami mulai berkencan diam-diam. Suamiku tidak tahu, istri Datuk pun tidak tahu, dan publik semua tidak ada yg tahu, hanya mamaku dan adik perempuanku yg aku beritahu. Mamaku sebetulnya tidak setuju, tapi semua keputusan ada di tanganku, walau beliau melarang hubungan ini, aku tidak peduli. Hanya adik perempuankulah yg menyetujuinya. Karena dia ingin melihat kakaknya yg tercinta ini bahagia.

Suamiku lama kelamaan mulai mencium adanya ketidakberesan dalam rumah tangga kami. Dia semakin kesal padaku dan semakin sering memukulku. Dia begitu emosi padaku. Karena aku tidak tahan diperlakukan spt itu, aku mengajukan tuntutan cerai dgn alasan KDRT. Pengadilan agama pun akhirnya mengabulkan tuntutan ceraiku. Datuk sangat mendukung perceraian kami. Tetapi, suamiku minta naik banding, dan ini benar-benar sangat mengganggu aktifitasku dan rencana-rencanaku. Ahirnya Datuk pun ikut turun tangan. Dia membayar suamiku senilai 1 Juta Ringgit, dgn catatan suamiku harus mencabut gugatan dan harus setuju utk bercerai denganku. Wah, aku betul-betul merasa spt seorang Ratu. Aku begitu diinginkan. Aku begitu dicintai. Bisa saja Datuk jatuh cinta dgn artis-artis muda lainnya (saat itu usiaku 26 thn, Datuk berusia 53 thn), tapi Datuk malah memilihku. Itu artinya aku begitu istimewa dan tidak ada wanita lain yg seberuntung aku. And finally, suamiku itu setuju dgn perceraian ini, dan hak asuh anak jatuh ke tanganku. Tapi anakku msh boleh mengunjungi papanya seminggu sekali.

Datuk pun mulai membelikanku sebuah apartemen mewah, very private, di Dharmawangsa, tidak jauh dari Kuala Lumpur. Aku mulai sibuk mendesain apartemen baruku itu dan mulai hidup sbg Ratu. Aku dibelikan sebuah BMW baru berwarna kuning menyala sesuai keinginanku. Dan kami mulai hidup bersama di apartemen itu. 6 bulan kemudian, kami menikah secara sirih, karena istri sah Datuk belum mau bercerai dgn Datuk. AH........aku kesal sekali. Aku sangat ingin mendapat gelar Datin, bukan hanya sebutan Puan, sbg istri ke-2.

Tetapi setiap hari Datuk pulang ke apartemen kami, dia tidak pernah lagi pulang ke rumah istri tuanya. Kami sangat harmonis, tiap hari saling menelpon dan mengucapkan sayang, I love you...............dsb. Aku selalu bermanja-manja dgn Datuk, dan mulai memanggilnya dgn sebutan 'Daddy', krn memang usia kami terpaut cukup jauh. Aku mulai mendapatkan semua yg aku inginkan. Kartu kredit tanpa batas pemakaian, penerbangan selalu first class, menginap di hotel-hotel yg berbintang 5 keatas, mampu utk membeli pakaian-pakaian buatan designer kelas atas, dan kehidupanku berubah 180 derajat. Status sosialku berubah, dan lama kelamaan sahabat-sahabat Datuk, rekan bisnisnya semuanya mulai dapat menerima kehadiranku sbg pedamping Datuk yg baru, yg lebih muda , cantik, berbakat, menarik, lebih ramah dsb.

Datuk pun mulai mengajakku bertemu dengan para petinggi negara Malaysia, mulai di ajak ke dalam hubungan status sosial yg bisa dibilang kalangan jet-set, dan aku selalu di bawa kemana-mana. Yang pasti bukan lagi istri Datuk yg sah. Dan perkawinan siri kamipun menghasilkan seorang anak laki-laki yg tampan, dan kami beri nama Fandy. Datuk sangat bahagia dgn perkawinan kami, dia sangat mencintaiku dan Fandy, tapi aku merasa bahwa Karmila, anak perempuanku yg dari perkawinanku dulu ini tidak dicintai oleh Datuk. Mila pun merasakan hal yg sama. Datuk begitu dingin terhadapnya, padahal waktu kami pacaran dulu, dia sangat menyayangi Mila shg aku terpikat padanya. Tapi ya sudahlah, hidup ini tidak ada yg sempurna kan? Tidak mungkin semuanya bisa berjalan lurus sekali, ini saja aku sdh sangat bersyukur karena hidupku berubah sejak mengenal Datuk.

Lalu waktu terus berjalan, akhirnya setelah 5 thn perkawinan siri kami ini, istri Datuk setuju utk bercerai dgn Datuk, dan tentunya dgn pembagian harta gono gini yg alot. Istri Datuk minta bagian yg cukup besar, dan setelah aku berunding dgn Datuk, aku mengatakan sudahlah setujui saja, yg penting perkawinan kita bisa sah, uang juga masih bisa dicari, toh kita tetep masih kaya raya. Dan akhirnya mereka bercerai resmi..................ha...ha.....akhirnya aku bisa mendapatkan status yg jelas, yg selama ini aku impi-impikan. Bisa mendapat gelar Datin...............

Media massa di Malaysia mulai meributkan hal itu kembali (saat aku menikah siri pun juga mereka sdh meributkan hal itu), dan aku tetap tenang saja menghadapi semua gosip, kata-kata makian yg ditujukan padaku. Stigma sbg perebut suami orang sdh menjadi makanan sehari-hari. Aku sdh kenyang dengan semua itu. Hey, aku hidup di dunia entertain sdh dari aku msh SMP, ini sdh bukan apa-apa lagi bagiku.

Lalu beberapa bulan berselang, kami pun menikah secara resmi. Dan panggilan 'Datin Seri' pun sdh berhasil disematkan padaku. Dan aku senang sekali setiap reserve tempat di restaurant atau hotel, sebutan 'Datin Seri' plus namaku selalu ada di dalam daftar buku tamu. Dan kemana-mana aku selalu di kawal bodyguard. Anak-anakku pun mendapat kawalan yg sama ketat. Datuk pun membangun sebuah rumah super mewah untukku di kawasan elit dekat sebuah padang golf, dimana setiap pagi aku bisa melihat rumput hijau yg berembun yg sangat menyejukkan. Kami sering sarapan pagi di teras belakang rumah kami yg luas dgn melihat riakkan air di kolam renang kami yg biru. Hidup ini begitu sempurna.

Aku selalu mendapatkan tempat duduk di depan di setiap pertunjukkan/ show apapun, bahkan menghadiri Festival Film Cannes di Perancis adalah undangan yg ada di mejaku tiap tahunnya. Berjalan di atas karpet merah sdh menjadi biasa bagiku. Sebutan Fashionista dan Sosialita selalu bermunculan setiap bulan di berbagai majalah fashion dan media massa lainnya. Hidupku sangat glamour, dan melebihi ekpektasiku selama ini. Datuk begitu menyayangiku dan Fandy, hanya saja Mila yg tersisihkan dalam drama kehidupanku ini.

Suatu hari mantan suamiku meninggal karena serangan jantung, dimana dia sedang berpergian dgn Mila ke luar negri. Di tengah-tengah perjalanan mereka, tiba-tiba saja mantanku itu terjatuh dan mati seketika. Mila menangis meraung-raung. Mila sangat menyayangi ayahnya. Dia tidak bisa menerima kematian ayahnya secara tiba-tiba itu. Aku pun ikut merasa kehilangan, tapi dlm hati kecilku, aku bersyukur tidak sempat jadi janda, karena aku sdh pny suami lagi jauh sebelum mantanku itu meninggal. Tapi sejak kejadian itu, Mila dan Datuk jadi lebih baik hubungannya. Mungkin Datuk berpikir sekarang Mila sdh benar-benar tidak pny ayah lagi selain dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun