Kepunahan disebabkan oleh karbon dioksida yang dikeluarkan oleh gunung berapi yang menyebabkan pemanasan global. Selain itu, meteor kembali turun pada periode ini. Periode ini berlangsung selama 8 juta tahun. Periode kelima adalah periode dimana dinosaurus mengalami kepunahan, meteor kembali turun menghapus kehidupan di muka bumi ini. Periode ini berlangsung selama kurang lebih 1-2.5 juta tahun. (https://theconversation.com/ - diakses 23 Agustus 2018)
Bakteri dibedakan menjadi dua yakni Archaebacteria dan Eubacteria. Arcaebacteria adalah kelompok mikroorganisme yang mempunyai kemampuan adaptasi di lingkungan ekstrim. Seperti pada temperatur tinggi, kandungan asam tinggi, kadar garam tinggi, dan menghasilkan gas metan bacteria.Â
Archaebacteria disebut juga sebagai bakteri purba, karena bakteri ini adalah nenek moyang dari bakteri yang ada sekarang ini. Sedangkan Eubacteria adalah bakteri yang sesungguhnya atau asli, dinamakan demikian karena bakteri inilah yang selama ini dikenal dalam kehidupan manusia.
Mengapa archaebacteria dapat hidup di lingkungan ekstrim? Archaebacteria tidak memiliki peptidoglikan pada dinding selnya sehingga tidak bereaksi sama seperti organisme lain yang berada di lingkungan ekstrim.
Selain itu, archaebacteria mengandung lipid gliserol-eter yang bisa melindungi dirinya lebih baik di habitatnya. Archaebacteria menggunakan sumber energi lebih besar daripada organisme lainnya untuk memfiksasi karbon untuk melarutkan diri dalam lingkungan yang ekstrem ini. (G. Malinda, 2016)
Sama halnya seperti archaebacteria, eubacteria juga dapat hidup di lingkungan yang ekstrim. Beberapa jenis bakteri mampu menghasilkan spora baik di luar sel (eksospora) maupun di dalam sel (endospora). Spora merupakan sel bakteri yang dorman (tidak aktif) yang terbentuk karena kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Spora ini tahan terhadap radiasi sinar ultraviolet, panas dan kekeringan serta tahan terhadap bahan kimiawi seperti desinfektan.
Jika kondisi lingkungan telah kembali normal, spora akan berkecambah dan menghasilkan sel bakteri baru seperti sel induknya. Contoh bakteri yang menghasilkan endospora adalah Bacillus dan Clostridium. Jadi, endospora adalah spora yang terbentuk di dalam sel bakteri sebagai respon atas perubahan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
Endospora memiliki struktur yang sangat kuat dan tahan terhadap unsur kimiawi yang berbahaya bagi bakteri. Apabila kondisi lingkungan telah kembali normal, maka endospora ini akan menghasilkan sel bakteri baru identik dengan sel induknya. (https://www.biologijk.com/ - diakses 23 Agustus 2018)Â
Seperti halnya manusia dan makhluk hidup lainnya, bakteri juga melakukan reproduksi. Mereka dapat melakukan reproduksi baik secara seksual maupun aseksual (pembelahan diri). Tentu saja, mereka tak dapat hidup apabila tidak memiliki otak. Nah, otak bakteri dinamakan DNA. DNA dalam bakteri dibedakan menjadi dua, yakni DNA kromosom dan DNA non-kromosom.
DNA kromosom merupakan materi genetik yang menentukan sebagaian besar dari sifat metabolisme bakteri, dan pada DNA non-kromosom hanya menentukan sifat tertentu seperti sifat patogen, kemampuan dalam bereproduksi secara seksual atau fertilitas dan kekebalan terhadap antibiotik tertentu.