Nisan
Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
Dan duka maha tuan bertahta
Di sini kita tidak saja menjumpai kumpulan kata yang membentuk sebuah metafora. Kita berhadapan dengan kumpulan kalimat yang berpadu menjadi sebuah puisi. Di sinilah dialektik antara tata bahasa dan kreativitas, nalar dan rasa, masyarakat dan pribadi, menjadi lebih jelas.
Puisi di atas menjadi indah karena ia mengikuti sebuah hukum baku dalam perpuisian. Permainan bunyi di akhir setiap bait mengikuti hukum tertentu yang memungkinkan lahirnya keindahan dan cita rasa. Chairil Anwar tidak akan sanggup bermain dengan hukum perubahan bunyi tanpa mengakrabkan diri dengan bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari.
Di samping itu, Chairil Anwar memilih dan memilah kata-kata biasa sebagai bahan dasar puisinya. Seperti dalam metafora, dalam puisi perbedaan setiap kata tidak lenyap tetapi justru dalam dan melalui perbedaan yang ada lahirlah sebuah imajinasi yang menyodorkan makna baru tentang kenyataan sehari-hari. Dalam Nisan, makna baru itu terkait dengan imajinasi tentang paradoks  kemanusiaan: ketika mampu mengakui kefanaannya manusia menunjukkan jati dirinya sebagai mahluk rohani yang melampui ruang dan waktu.
Imajinasi dari Keberagaman itu bernama Indonesia
Secara analogis, setiap agama dan keyakinan adalah kata-kata yang menyusun metafora atau kalimat-kalimat yang membentuk puisi. Yang nampak secara nyata adalah perbedaan masing-masing agama dan keyakinan. Namun demikian, dengan mengikuti hukum yang sama, yaitu hukum yang berakar pada Pancasila dan UUD’45, setiap agama dan keyakinan yang berbeda dapat melahirkan sebuah makna baru, sebuah imajinasi baru yang bernama Indonesia.
Agar imajinasi bernama Indonesia tetap terjaga, seperti sudah disebut di atas, piranti nalar dan piranti rasa perlu di up date terus menerus. Pembaruan piranti nalar berkaitan dengan pemahaman tentang hukum bersama yang membuat perbedaan dapat berpadu. Diperlukan, misalnya, pembaruan dalam metode dan materi pelajaran sejarah. Yang diharapkan dari pembaruan ini adalah pengertian bahwa sejarah bukan sekedar deretan tanggal dan catatan tentang kejadian masa lalu.