Mohon tunggu...
Caroline Arshita
Caroline Arshita Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswi

Kadang khilaf : menulis sambil tidur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gejolak Pandemi Covid-19 pada Industri Penerbangan India

10 November 2020   12:18 Diperbarui: 10 November 2020   12:27 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dailyaddaa.com

Pandemi Covid-19 berdampak lockdown yang berlangsung lebih dari dua bulan di beberaoa tempat, kejadian ini tentu saja menghentikan semua lalu lintas di darat maupun di udara. Sepanjang Mei-September 2020 lalu lintas penumpang domestik India hanya mencapai angka 11 juta.

Menurut lembaga pemeringkat ICRA penurunan lalu lintas yang terjadi sebanyak lebih dari 70 juta untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Maskapai utama penerbangan utama di India menyatakan pihaknya mengalami kebangkrutan akibat pandemi Covid-19 yang merebak awal tahun 2020 yang lalu. Melalui wawancara salah satu pilot Air India berusia 38 tahun yang tidak ingin disebutkan namanya kepada BBC, mengaku para bankir datang kerumahnya untuk menagih utang yang dimilikinya pada pihak bank.

sumber : india.com
sumber : india.com

Air India dikenal sebagai maskapai penerbangan yang dikelola oleh negara. Meskipun demikian, gejolak yang diciptakan oleh pandemi ternyata tidak dapat membendung kebangkrutan yang dialami oleh maskapai ini.

Usaha yang dibangun selama bertahun-tahun untuk menggandeng pembeli melalui penerbangannya musnah seketika seiring dengan ketidakpastian pandemi ini.

Kekurangan dana yang disebabkan pandemi menjadikan pihak maskapai harus memutar otak dalam mengatur strategi agar maskapai tetap dapat berdiri. Praveen Keerthi selaku sekretaris jenderal Asosiasi Pilot Komersial India mengatakan Air India sudah melepaskan 48 pilot mereka pada tahun 2020 ini. Hal serupa juga terjadi pada maskapai lain yang memilih untuk memangkas gaji para pilotnya sebanyak 30%.

Analis riset di Care Ratings, Urvisha Jagasheth mengatakan "Satu-satunya biaya yang bisa dikurangi adalah gaji. Itu satu-satunya pilihan yang tersisa"

Pada masa sulit ini pendapatan berjalan stagnan, sedangkan biaya operasional lain seperti biaya pemeliharaan dan parkir bandara berada diluar kendali.

Amalendu Pathak, seorang pilot sebuah maskapai penerbangam swasta mengatakan "Bekerja di masa yang tidak pasti seperti ini secara mental sangatlah menantang. Tapi kita harus tetap bekerja." Pathak juga mengaku bahwa dahulu penghasilannya mencapai angka jutaan , namun sekarang dirinya hanya memiliki penghasilan $ 81 per jam. Tetapi dirinya memiliki keluarga yang harus tetap dinafkahi.

Hal serupa juga terjadi pada karyawan industri penerbangan lainnya. Seperti Ritika Srivastava (38), dahulu dia bekerja pada sebuah maskapai penerbangan swasta divisi akun. Srisvastava kemudian berhenti dari pekerjaannya untuk bekerja pada perusahaan bandara swasta lainnya pada divisi yang sama, pekerjaannya akan dimulai pada Maret 2020. Malang nasib Srivastava, pekerjaan tersebut gagal akibat pandemi.

Srivastava mengaku bahwa pihak kantor baru akan meneleponnya kembali setelah keadaan menjadi normal. Tetapi keadaan tak kunjung membaik.

Demi tetap bertahan hidup, dia dan suaminya pindah dari Delhi, ke kampung halamannya Uttar Pradesh. Biaya hidup di kota yang cukup tinggi menjadikan mereka memilih pindah.

sumber : news18.com
sumber : news18.com

KEKHAWATIRAN PARA AHLI

Terdapat berbagai macam kekhawatiran yang muncul dari para ahli pada masa pemulihan pandemi ini, seperti peluang kemajuan virus yang dirasa akan berkepanjangan dan penuh ketidakpastian. Dampak pandemi terutama di bidang ekonomi global di India dalam jangka panjang akan mempengaruhi industri penerbangan, tetapi permintaaan konsumen mungkin akan meningkat secara perlahan.

Para ahli juga mengatakan yang dibutuhkan oleh maskapai penerbangan adalah uang tunai. Uang tunai ini dapat diberikan melalui jalur kredit maupun pinjaman yang tidak dapat lepas dari dukungan pemerintah untuk dapat membantu maskapai untuk dapat bangkit kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun