Mohon tunggu...
caroline saputra
caroline saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Teknologi Pangan, Unika Atma Jaya

Unika Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jamur Kuping Memiliki Segudang Khasiat, Hoaks atau Fakta?

19 Juni 2022   13:30 Diperbarui: 19 Juni 2022   15:14 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.ubuy.co.id/en/product/G5AWIO4-wood-ear-auricularia-auricula-judae-mushroom-extract-powder-certified-organic-30-min-beta-glucan-60

Siapa di antara para pembaca yang belum pernah menyicipi jamur kuping? Atau bahkan sama sekali belum pernah mendengar nama jamur tersebut? Wah sayang sekali, Anda telah melewatkan salah satu jamur yang memiliki banyak komponen menyehatkan loh. 

Jamur dengan nama saintifik Auricularia auricula-judae adalah jamur yang tergolong dalam divisi Basidiomycota sehingga memiliki badan buah yang kasat mata. Jamur kuping memiliki bentuk yang berombak, berwarna hitam atau coklat gelap, badan buahnya memiliki sisi atas yang licin dan memiliki lebar sepanjang 3-8 cm. 

Jamur kuping banyak digunakan sebagai bahan makanan dan banyak ditemukan pada asian cuisines, terutama negara-negara Asia Timur seperti China dan Jepang. Jamur ini memiliki tekstur yang lunak dan kenyal setelah dimasak sehingga jamur ini juga dapat disebut sebagai jelly ear mushroom. Secara alami, jamur ini banyak tumbuh di batang pohon, terutama batang pohon yang sudah lapuk. Oleh karena itu, jamur ini memiliki julukan lain, yaitu wood ear mushroom atau dalam bahasa Mandarin disebut mu-erh. 

Jamur kuping telah banyak dimanfaatkan dan dikonsumsi selama beberapa generasi oleh masyarakat China sebagai pelengkap makanan maupun sebagai obat tradisional. Bagi Anda yang merupakan penggemar chinese cuisines tentunya sering menemukan jamur ini di makanan-makanan khas China. 

Rupanya, salah satu alasan jamur kuping banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan adalah karena khasiatnya bagi kesehatan. Sejak dahulu, masyarakat China telah memanfaatkan jamur ini untuk meredakan masalah pencernaan dan menghilangkan darah kotor. 

Selain itu, jamur kuping juga digunakan untuk pengobatan anemia dan sakit tenggorokan (Pham-huy & Pham Huy 2022).  Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, jamur kuping ternyata memang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan loh!

Salah satu kelompok komponen yang merupakan 'protagonis' dalam jamur kuping adalah komponen polisakaridanya. Saya sebut protagonis karena polisakarida dalam jamur kuping memang merupakan komponen yang paling banyak memiliki manfaat terhadap kesehatan. 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zhao et al. (2015), polisakarida dalam jamur kuping, terutama -(13)-D-glucan atau beta-glucan, terbukti memiliki efek anti-hiperkolesterolemia. 

Hiperkolesterolemia merupakan kondisi dimana di dalam darah terdapat kolesterol dan LDL dalam jumlah yang sangat tinggi. Polisakarida dalam jamur kuping dapat menurunkan konsentrasi kolesterol dalam darah sehingga dapat mencegah hiperkolesterolemia.

Penelitian lain oleh Cai et al. (2015) memaparkan bahwa polisakarida dalam jamur kuping seperti beta-glucan juga memiliki khasiat lainnya, yaitu sebagai antioksidan. Untuk membuktikan hal tersebut, tim peneliti melakukan serangkaian uji dengan menggunakan ekstrak jamur kuping dalam bentuk bubuk yang direndam dalam 80 mL air. 

Terdapat beberapa parameter yang menentukan apakah ekstrak jamur kuping memiliki sifat antioksidan atau tidak. Salah satu parameternya adalah kemampuan menghilangkan senyawa radikal bebas seperti senyawa ABTS dan DPPH. 

Hasil dari penelitian tersebut ternyata menunjukkan bahwa ekstrak jamur kuping memiliki kemampuan yang cukup mutakhir untuk menurunkan senyawa radikal. Bahkan, pada konsentrasi 5 mg/mL, polisakarida dalam ekstrak jamur kuping dapat menurunkan senyawa radikal ABTS hingga 78%! Tim peneliti mengungkapkan bahwa aktivitas tersebut setara dengan aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh vitamin C. 

Beranjak dari hal tersebut, mereka juga mengklaim bahwa aktivitas antioksidan dari jamur kuping juga dapat digolongkan sebagai sumber antioksidan potensial untuk ke depannya lebih banyak dimanfaatkan dalam bidang pangan dan farmasi (Cai et al. 2015).

Eitss, jangan pergi dulu. Selain sebagai anti-hiperkolesterolemia dan antioksidan, polisakarida dalam jamur kuping masih memiliki khasiat-khasiat yang lain loh. Saya hanya akan sebutkan 2 manfaat lainnya saja agar artikel ini tidak terlalu panjang dan membuat pembaca bosan hehehe. 

Masih dari tim peneliti yang sama nih dengan yang meneliti aktivitas antioksidan jamur kuping, rupanya mereka juga menguji aktivitas antimikroba dari jamur kuping. Ekstrak jamur kuping dilakukan uji MIC atau Minimum Inhibitory Concentration. 

Tujuan dari uji ini adalah untuk menentukan seberapa efektif suatu zat dalam menghambat pertumbuhan mikroba seperti bakteri. Mikroorganisme yang digunakan dalam uji ini meliputi kelompok bakteri seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis serta kelompok fungi seperti Aspergillus niger dan Saccharomyces cerevisiae. 

Hasil penelitian menunjukkan jika ekstrak jamur kuping rupanya efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan zona inhibisi 9,72-9,92 mm. Jamur kuping juga efektif dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli dengan zona inhibisi 5,35-5,71. 

Dari data tersebut, dapat diketahui jika ekstrak jamur kuping lebih signifikan dalam menghambat pertumbuhan S. aureus daripada E. coli. Namun, pada bakteri dan fungi lainnya yang digunakan dalam uji ini, ekstrak jamur kuping tidak menunjukkan efek yang signifikan dalam menghambat pertumbuhannya (Cai et al. 2015). 

Cai et al. (2015) juga menguji efektivitas ekstrak jamur kuping dengan menggunakan rentang pH yang bervariasi serta suhu perendaman yang juga berbeda-beda. Perlakuan pH yang digunakan adalah pH 4 hingga pH 9, sementara itu perlakuan suhu perendaman ekstrak jamur kuping yang digunakan adalah 80C hingga 120C. 

Dari percobaan tersebut, diperoleh hasil bahwa ekstrak jamur kuping lebih stabil dalam kondisi pH netral dan basa, yaitu sekitar 6-9. Sementara itu, pada perlakuan suhu, tidak diperoleh perbedaan yang signifikan antar perlakuan yang menandakan bahwa ekstrak jamur kuping memiliki stabilitas yang baik terhadap suhu tinggi. 

Oke, mari kita beranjak ke manfaat lainnya dari jamur kuping. Kali ini, saya akan membahas mengenai khasiat polisakarida pada jamur kuping dalam proses penyembuhan luka yang diteliti oleh sekelompok peneliti asal Thailand, Mapoung et al. (2021). 

Lantas, parameter apa saja yang dapat membuat suatu zat diklaim memiliki khasiat dalam penyembuhan luka? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tim peneliti melakukan serangkaian uji seperti uji sintesis kolagen serta uji proliferasi sel fibroblast dan keratinosit. 

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak jamur kuping dapat menginduksi sintesis kolagen serta proliferasi sel fibroblast dan keratinosit secara signifikan. Mekanismenya adalah dengan menghambat pembentukan senyawa ROS atau Reactive Oxygen Species yang merupakan senyawa radikal yang terbentuk saat terjadi proses inflamasi seperti luka pada tubuh. 

Mekanisme lainnya yang membuat jamur kuping dapat mempercepat penyembuhan luka adalah dengan menurunkan ekspresi E-cadherin. E-cadherin merupakan sejenis protein yang dapat menginduksi sel-sel epitel untuk saling menumpuk di satu tempat sehingga dapat menyebabkan pembengkakan jika dibiarkan terus menerus. Oleh karena itu, penurunan ekspresi E-cadherin oleh ekstrak jamur kuping juga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka.

Dengan demikian, sel-sel tubuh yang berperan dalam menutup luka seperti fibroblast dan keratinosit dapat berploiferasi secara lebih cepat dan efektif sehingga penyembuhan luka juga dapat berjalan lebih cepat. Dengan demikian, tim peneliti menyimpulkan bahwa ekstrak jamur kuping rupanya juga memiliki khasiat dalam penyembuhan luka secara in vivo (Mapoung et al. 2021).

Selain dari keempat manfaat jamur kuping yang telah dipaparkan di atas, sebenarnya masih terdapat khasiat lainnya dari jamur kuping yang belum disebutkan, misalnya sebagai antitumor, antikoagulan, memperlancar sirkulasi darah dan menjaga sistem kardiovaskuler, dan lain-lain. Jamur kuping dapat dikonsumsi dengan dicampur ke dalam makanan sebagai pelengkap. Teksturnya yang kenyal seperti jelly juga membuat jamur ini banyak digemari.

Namun, jika Anda ingin lebih suka cara yang praktis dan langsung ingin merasakan khasiat dari jamur kuping, tenang saja. Terdapat alternatif-alternatif lainnya untuk mengonsumsi jamur kuping secara praktis, misalnya dengan rutin mengonsumsi suplemen yang terbuat dari ekstrak jamur kuping. 

Suplemen ini mulai banyak dikembangkan dan diperjualbelikan ke masyarakat luas sehingga Anda tidak perlu repot-repot memasak jamur kuping jika Anda tidak memiliki waktu. Gambar berikut merupakan contoh produk suplemen ekstrak jamur kuping komersial yang telah dijual ke pasaran.

Sumber: https://www.ubuy.co.id/en/product/G5AWIO4-wood-ear-auricularia-auricula-judae-mushroom-extract-powder-certified-organic-30-min-beta-glucan-60
Sumber: https://www.ubuy.co.id/en/product/G5AWIO4-wood-ear-auricularia-auricula-judae-mushroom-extract-powder-certified-organic-30-min-beta-glucan-60

Nah, bagaimana? Jamur yang satu ini ternyata sangat bermanfaat kan? Selain rasanya yang enak dan mudah diolah, jamur ini memiliki segudang khasiat bagi kesehatan tubuh manusia. Jika selanjutnya Anda mengunjungi restoran dengan spesialisasi asian cuisines dan menemukan menu yang menggunakan jamur kuping, mungkin Anda bisa request ke waiter atau ke chef supaya jamur kuping dalam hidangan Anda diperbanyak. Katakan saja kepada mereka bahwa Anda sedang mulai menjaga kesehatan dengan memperbanyak asupan jamur kuping ;D

Sumber Referensi:

Cai M, Lin Y, Luo YL, Liang HH, Sun PL. 2015. Extraction, antimicrobial, and antioxidant activities of crude polysaccharides from the wood ear medicinal mushroom Auricularia auricula-judae (higher basidiomycetes). International Journal of Medicinal Mushrooms. 17(6): 591-600.

Mapoung S, Umsumarng S, Semmarath W, Arjsri P, Thippraphan P, Yodkeeree S, Limtrakul P. 2021. Skin wound-healing potential of polysaccharides from medicinal mushroom Auricularia auricula-judae (Bull.). MDPI Fungi. 7(4): 1-16.

Pham-huy C, Pham Huy B. 2022. Food and lifestyle in health and disease. Florida (US): CRC.

Zhao S, Rong CB, Liu Y, Xu F, Wang SX, Duan CL, Chen J, Wu XY. 2015. Extraction of a soluble polysaccharide from Auricularia polytricha and evaluation of its anti-hypercholesterolemic effect in rats. Carbohdydrate Polymers. 122: 39-45.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun