Mohon tunggu...
CAROLINE 502020023
CAROLINE 502020023 Mohon Tunggu... Mahasiswa - she/her

welcome to my profile

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mari Menyikapi Fenomena LGBT dengan Baik!

11 November 2021   12:11 Diperbarui: 11 November 2021   12:27 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut kisah Yulianus Rettoblaut yang akrab disapa Mami Yuli seorang Ketua Forum Komunikasi Waria Indonesia, coming out bukan hal yang gampang. Mami Yuli berkali-kali mengalami sikap diskriminatif seiring ia menjadi dirinya, mulai dari penolakan orang tua sampai penolakan lingkungan akibat menjadi transpuan (Kirnandita, 2019). 

Peristiwa tersebut menunjukan betapa sulitnya seorang kaum LGBT dalam menempuh perjalanannya, dalam posisi seperti ini tentunya orang-orang seperti Mami Yuli akan senang jika ada yang mendengarkan keluh kesahnya. Sebagai individu mendengarkan seseorang bukanlah hal yang susah untuk dilakukan, sehingga dengan menimbulkan sikap ini kita dapat meringankan beban pikiran ataupun perasaan kaum LGBT.

  • "Bodo amat!"

Dalam proses pembuatan artikel ini, saya sambil melakukan mini survey melalui salah satu platform sosial media dengan melakukan open question "Bagaimana Cara Kalian Menyikapi Fenomena LGBT di Indonesia?". 

Mini survey ini memperoleh 25 respon, dan mayoritas respon memiliki inti yang sama yaitu 'bodo amat', 'terserah mereka'. 'santai saja', dan 'biasa saja'. Dapat dikatakan mayoritas respon mini survey tidak menjadikan orientasi seksual seseorang menjadi suatu masalah.

 Para responder juga menjelaskan alasan dari masing-masing respon yang diberikan, seperti bersikap 'bodo amat' selama tidak merugikan mereka, respon 'terserah' diteruskan dengan menghargai keputusan yang diambil, respon 'santai saja' didukung dengan alasan fenomena ini sama saja dengan fenomena lainnya (misalkan penganut agama yang berbeda), respon 'biasa saja' dengan harapan tidak adanya dampak negatif yang timbul akibat fenomena LGBT ini (misalkan cancel culture, boikot, dll). 

Dapat disimpulkan bahwa kita tidak perlu menjadikan segala hal sebagai masalah, dengan begitu kita juga telah meringankan beban pikiran kita sendiri. Sikap 'bodo amat' menjadi sikap yang cukup efektif dalam mewujudkan hal ini, tidak segala hal perlu kita pedulikan terutama jika hal itu ingin dijadikan suatu masalah.

Masih banyak lagi sikap-sikap yang dapat dilakukan oleh individu dalam menyikapi fenomena LGBT di Indonesia dengan baik. Sikap-sikap diatas saya ambil dari mini survey yang saya lakukan di salah satu platform sosial media. Perlu diingat juga sikap-sikap diatas bersikap netral, tidak memihak kepada pro atau kontra. 

Memang LGBT merupakan hal yang sangat bertentangan, namun cara orang lain menyikapi fenomena ini pun juga menjadi keprihatinan tersendiri jika tidak dilakukan dengan benar (misalkan diskriminasi dan kekerasan). Setiap individu memiliki haknya masing-masing, sehingga apapun pilihan kalian dalam fenomena ini valid namun perlu disikapi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun