Obesitas sendiri merupakan hal yang tidak bisa lepas dari adipogenesis berlebihan, diatur oleh ekspresi yang terdiferensiasi dari faktor transkripsi adipogenik atau jaringan berisi lemak, adipokin[4], dan transporter glukosa. Namun, terdapat sebuah faktor keren yang penting untuk memediasi transkripsi adipogenesis, yaitu SREBP (Sterol Regulatory Element Binding Proteins).Â
Ekspresi SREBP menyebabkan akumulasi lipid droplets dan homoeostasis kolesterol, seperti pengamatan yang dilakukan pada tikus obesitas yang tidak diobati dalam penelitian ini. Cuka air kelapa melakukan magic-nya, yaitu dengan menekan ekspresi SREBP di jaringan adiposa dan khususnya kadar kolesterol total dan trigliserida.Â
RB4 (Retinol Binding Protein) dan resistin adalah adipokin dengan efek pro-adipogenesis. Berkaca dari studi sebelumnya, resistin merupakan target terapi yang cocok untuk mengobati kadar LDL yang tinggi. Dalam penelitian ini, ekspresi RBP4 dan resistin diturunkan regulasinya pada tikus obesitas yang diberi perlakuan cuka air kelapa dan hasilnya penargetan RB4 serta resistin efektif dalam memperbaiki obesitas dan mengurangi kadar LDL.Â
Hati memainkan peran penting dalam metabolisme lipid. Fungsinya termasuk mendukung lipogenesis dan adipogenesis adiposit, sehingga terkadang mampu menghasilkan peningkatan jaringan adiposa yang berlebihan.Â
Namun, perawatan dengan cuka air kelapa telah ditemukan untuk mengurangi peradangan hati, seperti ditunjukkan oleh penurunan regulasi ekspresi gen NF-KB[5] dan iNOS[6] (Sintase Nitrat Oksida) dan level NO (Nitrat Oksida) di hati. Efek antiinflamasi dari cuka kemungkinan bisa timbul akibat adanya polifenol dan flavonoid di dalamnya cuka.Â
Sebuah studi sebelumnya mengatakan bahwa asam galat dan vanilat pada cuka memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, hipolipidemik, dan menjadi tameng bagi hati pada model tikus obesitas yang diinduksi HFD.Â
Adipokin juga ternyata memiliki kaitan dengan peradangan karena obesitas. Bagaimana bisa? Misalnya, adiponektin telah teridentifikasi sebagai agen antiinflamasi, dimana pemulihan hormon adiponektin, yang lumrah mengalami penurunan regulasi pada subjek pengidap obesitas, dilaporkan memiliki kekuatan dalam menginhibisi inflamasi yang diinduksi oleh obesitas dengan cara melemahkan aktivasi NF-KB.Â
KESIMPULAN
Untuk menutup penelitian yang penuh dengan terobosan ini, dapat disimpulkan bahwa, penelitian ini berhasil menunjukan cuka air kelapa yang mengandung bahan-bahan seperti asam asetat, asam galat, dan asam vanilat, mampu bertindak sebagai ramuan ajaib yang membantu melawan obesitas, hipolipidemik, dan inflamasi.Â
Cuka air kelapa ini dapat memberikan khasiat yang menakjubkan berkat kontribusi regulasi ekspresi daripada faktor transkripsi adipogenik, adipokin, pengangkut glukosa, dan perantara inflamasi. Sebagai pelengkapnya, perubahan pada makhluk hidup berukuran kecil (atau yang biasa disebut mikrobiota) dalam sistem pencernaan oleh pengobatan menggunakan cuka air kelapa secara tidak langsung menunjang metabolisme lipid dan mereduksi inflamasi akibat obesitas.Â
Penjelasan tambahan: