Mohon tunggu...
Caroline Vania Putrisantosa
Caroline Vania Putrisantosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menempuh pendidikan S1 jurusan Bioteknologi, Fakulltas Teknobiologi Universitas Katolik Indonesia Atmajaya

Merupakan seseorang yang selalu penasaran dan senang mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa, Air Kelapa Bikin Turun Berat Badan? Fact or Fake Nih?

19 November 2022   10:09 Diperbarui: 19 November 2022   10:35 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: India Today, Science News

Percobaan ini dilakukan selama 33 minggu, kelompok kedua dan ketiga akan mulai diberi diberi cuka pada minggu ke 24-33. Berat badan 24 tikus ini akan diukur seminggu sekali. Pada saat waktu percobaan selesai adalah saatnya mengucapkan selamat tinggal pada tikus-tikus tersebut dengan membunuh mereka (mari kita dengan segenap hati mengucapkan terima kasih kepada tikus-tikus pemberani tersebut!) dan akan dilakukan uji pada darah untuk kandungan kolesterol, trigliserida dan HDL, uji pada ekspresi gen menggunakan PCR, uji untuk mengukur level nitrat oksida di hati dan uji efek dari cuka air kelapa pada sitokin yang disekresikan. 

HASIL

Pada minggu ke-24 dari percobaan, rata-rata kenaikan berat badan pada tikus yang diberi makan makanan dengan kandungan lemak tinggi atau bahasa kerennya High-Fat-Diet (HFD) adalah sebesar 30 gram. Setelah itu, tikus dibagi menjadi tiga kelompok dan diuji lebih lanjut dengan pemberian cuka air kelapa selama 10 minggu untuk melihat perubahan rata-rata berat badan mereka. Tikus kontrol yang tidak diberi cuka air kelapa mengalami kenaikan rata-rata berat badan sebesar 1 gram, tikus yang diberi cuka air kelapa dengan dosis rendah mengalami penurunan rata-rata berat badan sebesar 17,9%, dan tikus yang diberi cuka air kelapa dengan dosis tinggi mengalami penurunan rata-rata berat badan sebesar 8,7%. 

Seperti yang sudah dipaparkan di atas, mengonsumsi HFD menjadi salah satu penyumbang obesitas yang cukup besar. Berdasarkan beberapa riset sebelumnya, hewan pengidap penyakit obesitas, secara patologis memiliki kemiripan dengan manusia yang juga mengidap penyakit tersebut, maka dari itu mereka tepat untuk dijadikan model penelitian mengenai anti obesitas. 

Didukung oleh percobaan Williams beserta rekan-rekannya, tikus jantan khusus pembantu penelitian yang diberi pakan dengan kandungan lemak tinggi mengalami kenaikan berat badan yang sangat signifikan, hebatnya mampu menyentuh bobot tubuh rata-rata 50 gram per tikus. 

Diamati juga bobot tubuh tikus obesitas dengan perlakuan yang berbeda, yaitu yang diinduksi dengan makanan kandungan tinggi lemak dan tidak diberi pengobatan, hanya mengalami sedikit kenaikan. Ternyata, pengobatan menggunakan cuka air kelapa dengan dosis yang tepat mampu menurunkan berat badan dan meningkatkan karakter lipid serum dari tikus obesitas yang dirangsang HFD. 

Pada artikel ini, sebelumnya sudah dikatakan bahwa cuka memiliki efek yang luar biasa bagi tubuh, hal ini dikemukakan oleh Seo dan kawan-kawan pada studi mereka, yaitu cuka bertindak sebagai anti-obesitas dan hipolipidemik[1]. 

Namun, dari temuan mereka itu, sayangnya, cuka tomat belum berhasil mengubah total kolesterol tikus obesitas. Tetapi, pada penelitian ini terjadi terobosan dengan perlakuan pemberian cuka air kelapa selama 10 minggu, berhasil mengurangi berat badan sebesar 17,9%, total kolesterol serum sebesar 29,55%, dan trigliserida sebesar 29,88%. 

Ternyata, terdapat studi yang telah melaporkan bahwa air kelapa selain mampu berperan sebagai agen metabolisme lemak, ia dapat menjadi anti hipolipidemik pada diabetes yang terinduksi aloksan[2], dan pola makan yang diperkaya kolestrol lemak. 

Namun, kelemahannya adalah cuka air kelapa ini memiliki waktu pengobatan yang lebih lama. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh bahan awal dan durasi perlakuan yang digunakan. Walaupun begitu, karena cuka air kelapa memperlihatkan manfaat dalam memperbaiki berat badan dan karakter serum lipid subjek obesitas, regulasi adipogenesis[3], peradangan, dan populasi mikroba usus, perlu diinvestigasi lebih lanjut terkait probabilitas regulasi cuka air kelapa terhadap subjek obesitas. 

Sumber gambar: India Today, Science News
Sumber gambar: India Today, Science News

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun