Ardi dan Alea berbincang cukup akrab. Aku sempat melihat binar-binar tak biasa di mata keduanya. Pernah aku meledek Ardi danAlea saat kami pergi nonton bertiga.
"Kalian berdua cocok."
" Sebagai apa?"tanya Alea sambil mengerling kearah Ardi.
"Sepasang kekasih."Jawabku sambil menghabiskan ice cream cup itu.
"Mana ada ceritanya kakak beradik menikah dengan keluarga yang sama!"
"Itu kan pikiranmu..."jawabku lagi.
Ardi memang cukup santai menyikapi pikiranku. Tak bisa menebak apa yang ada dipikirannya sejak dulu. Aku tahu benar bagaimana Ardi. Sekuat keyakinanku kalau Ardi juga mencintai Alea.
"Tak ingin mencoba memacarinya?"tanyaku kepada Ardi kemudian.
Ardi hanya tersenyum. Aku memang tak pernah mendesak Ardi dan Alea lagi. Aku membiarkan perasaan mereka berkembang sendiri. Dan waktu yang akan menjawab kedekatan mereka, tatapan mesra mereka bahkan sentuhan yang penuh arti yang bisa kurasakan sebagai orang terdekat mereka.
"Makan siang saja dulu."
"Harusnya malah kamu yang makan duluan."Alea menyahut.