Berdasarkan penelitian yang dilakukan di  kota New York, setidaknya 37% pengendara bermotor (mobil dan motor) menerobos lampu merah dengan melaju kendaraan nya lebih kencang.[4]
Bahkan ditemukan dari 2700 jam lamanya observasi pada persimpang jalan, ditemukan rata-rata 3 pengendara melanggar lampu merah setiap jamnya.Â
Dari perilaku pengendara bermotor yang melanggar kemudian dilakukan pengambilan data responden, ditemukan 93% pengendara menganggap melanggar lampu merah adalah perbuatan yang berbahaya. Namun yang lebih mengejutkan adalah: 30% dari responden yang menganggap perilaku itu berbahya juga secara bersamaan telah melanggar lalu lintas selama 30 hari terkahir.
Lalu bagaimana dengan kondisinya di Indonesia? Menurut data Kepolisian, di Indonesia, rata-rata 3 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan jalan, 61% kecelakaan disebabkan oleh karakter pengemudi [5], salah satunya ketika menerobos lampu lalu lintas di persimpangan.[6]
Tidak hanya pelanggaran di persimpangan, ternyata secara tidak mengejutkan pengendara bermotor juga banyak melanggar aturan kecepatan di jalan-jalan biasa. Di Amerika, sebanyak 77% pengendara melanggar ketentuan batasan kecepatan di jalan lokal dan arteri.Â
Di Indonesia sendiri ketentuan mengenai Batasan kecepatan sudah diatur dalam Permenhub No. PM 111 tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan.Â
Jika anda berada dalam kawasan perkotaan maka kecepatan maksimum 50 km/jam, dan 30 km/jam untuk kawasan permukiman. Ketentuan ini sepertinya masih sangat sedikit dipatuhi oleh pengendaraa kendaraan bermotor, terkhususnya di Jakarta.Â
Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat kecelakaan pejalan kaki oleh pengendara bermotor seperti gambar di bawah ini: Â
Data di atas menunjukkan adanya korelasi yang kuat dari dampak perilaku pengendara bermotor yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang berdampak besar kepada keselamatan pejalan kaki.
Mengapa Pesepeda Melanggar?
Lalu bagaimana dengan pesepeda? Bukankah perilaku mereka yang melanggar lampu merah juga menjadi penyebab kecelakaan itu sendiri terjadi? Sebelum menjawab itu kita perlu paham terlebih dahulu alasan dibalik perilaku tersebut.