Dalam diagram tersebut terdapat unsur gas metana diproduksi dari hasil buangan kotoran binatang ternak. Sedangkan untuk proporsi terbesar dengan persentase 65% disebabkan oleh gas CO2.
Produksi gas CO2 banyak disebabkan karena aktivitas pembangunan manusia melalui proses pembangunan perumahan dan perkantoran, industri dan manufaktur, produksi listrik dengan cara konvensional dan polusi oleh moda transportasi.
Polusi oleh moda transportasi menjadi faktor penyumbang gas CO2 dengan proporsi sebesar 26%. Berbicara tentang transportasi, hal ini menjadi aspek yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Tidak hanya karena menjadi penyebab utama polusi udara di perkotaan, tetapi transportasi juga menjadi hal yang lebih mungkin diintervensi oleh kita sebagai individu.Â
Di dalam aspek transportasi ini, transportasi darat menjadi penyumbang gas CO2 terbesar dengan persentase 73.9%. Lalu di dalam kelompok transportasi darat, kendaraan pribadi seperti motor dan mobil menyumbangkan polusi gas CO2 hingga 53.5%.
Polusi udara gas CO2 tersebut berasal dari konsumsi penggunaan kendaraan bahan bakar minyak (BBM), aspek transportasi menjadi konsumen terbesar BBM hingga 53.4%. Lebih lanjut lagi, konsumsi oleh transportasi tersebut banyak dihabiskan oleh moda transportasi darat hingga 76.3%, dari proporsi tersebut sebanyak 66% nya dikonsumsi oleh kendaraan pribadi seperti motor dan mobil.
Mengetahui penyebab polusi udara yang diakbitkan oleh gas CO2 menjadi penting untuk kita ketahui, karena memengaruhi strategi yang akan kita terapkan dalam mengatasinya. Dari penjelasan di atas, kita sama-sama tahu bahwa transportasi darat menjadi aspek penyumbang dan pengonsumsi gas C02 terbanyak. Lalu sebenarnya langkah-langkah apa saja yang mungkin dilakukan untuk mengatasinya? Untuk mengembalikan udara kita yang bersih seperti sediakala.
ASI (Avoid, Shift, Improve)
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Transformative Urban Mobility Initiative dengan laporan "Sustainable Urban Transport : Avoid-Shift-Improve [A-S-I]". Strategi yang bersama-sama bisa kita lakukan terangkum dalam konsep A-S-I (Avoid, Shift, Improve).
Avoid/Reduce, yang berarti menghindari atau mengurangi pergerakan hingga seminimal mungkin agar pergerakan lebih efisien dan minim polusi. Strategi pertama ini membutuhkan intervensi secara menyeluruh untuk semua sistem perkotaan yang ada karena berhubungan dengan perencanaan guna lahan.Â