Dalam penelitian menyebutkan bahwa gula jawa, gula kelapa atau gula merah, madu, gula meja (sukrosa dan high fructose corn syrup/HFCS) dan berbagai buah jauh lebih aman dibandingkan dengan gula pasir (TM, Emirfan, 2011).
Selain itu, kita juga dapat mengkonsumsi makanan yang kaya protein, lemak, dan fitonutrisi (nutrisi yang berasal dari unsur tumbuhan selain vitamin dan mineral) pada saat sarapan.Â
Sarapan dengan makanan yang tinggi karbohidrat dan gula atau tepung akan menyebabkan perut merasa lapar lebih cepat sehingga menyebabkan timbulnya keinginan untuk makanan yang manis.Â
Makan secara tidak teratur juga dapat menyebabkan kadar gula dalam darah menurun sehingga membuat rasa mudah lapar dan keinginan mengonsumi makanan yang manis. Makan buah dapat mengenyangkan dan menyehatkan tubuh lebih lama agar terhindar mengkonsumsi makanan yang manis.
Gula adalah salah satu bahan penting dalam produk makanan dalam kehidupan saat ini. Meskipun konsumsi gula mengaktifkan "hormon perasaan baik" di otak tetapi di sisi lain hal ini juga dapat membuat Anda kecanduan.Â
Namun, bukan berarti menyukai makanan manis atau memiliki sweet tooth adalah tanda Anda kecanduan gula. Mengonsumsi makanan manis tidak menjadi permasalahan asal dibatasi dan diseimbangkan dengan asupan zat gizi lainnya.Â
Oleh karena itu, bagi Anda yang memiliki sweet tooth tidak perlu takut untuk mengonsumsi makanan manis, tetapi tentu dengan batas control Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H