Mohon tunggu...
Carita Kang Maman
Carita Kang Maman Mohon Tunggu... Guru - Semangat itu hebat!

Carita Kang Maman adalah kumpulan pernyataan, kegiatan, pemikiran dan sisi lain KH. Maman Imanulhaq Carita Kang Maman akan menggali nilai keagamaan dan kebangsaan sbg sumber spiritual yang mampu mendorong tegaknya cinta kasih, persaudaraan, prinsip keadilan sosial, kemashlahatan dan kerahmatan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersama Abah Tercinta KH Dimyati Rais

12 November 2019   19:53 Diperbarui: 12 November 2019   20:13 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Muadz Mutakhir

Setelah datang aqua botol Abah menyuruh menyiapkan gelas. Dan dengan tangannya sendiri, dua kaleng kueh dibukakan tuk dihidangkan pada kami.

Subhanallah. Memuliakan tamu (Ikrom adh-dhuyuf) memang menjadi akhlak mulia para Guru Pesantren.

Tapi hati saya mulai gelisah.

Dalam pikiranku berkecamuk mungkin karena dosaku Abah Dim tidak mau menjawab permohonanku. Atau karena nafsu dunyawiku, Abah cukup memberiku air minum dan kueh. Bukan nasehat dan doa.

Astagfirullah al-adzim min kulli dzambin adzim. Ya Allah.

Sedikit memaksa, saya bilang,

" Abah, mohon doanya, kami mendirikan pesantren Al-Mizan tahun 1999. Tantangannya banyak. Dari yang menuduh kami ahli bid'ah hingga masyarakat yg masih "ngagem" ilmu Siliwangi".

Abah langsung menatapku tajam.

Beliau menjawab, " kenapa dengan Siliwangi?. Sebelum Wali Songo, penyebaran Islam telah berlangsung. Kian Santang dan Larasati dididik Syeikh Qurra. Dan melahirkan Syeikh Syarif Hidayatullah. Bahkan Patih Gajah Mada pun masuk Islam. Wali Songo mengorganisir Dakwah Islam hingga lebih meluas dan syiarnya menyentuh khalayak ramai. Pengenalan, penyebaran dan penguatan jadi pola dakwah saat itu".

Abah Dim meneruskan pembicaraan.

" Sekarang banyak pesantren berdiri dan santrinya banyak. Lebih banyak secara kuantitas. Tapi Kiai yang alim dan alamah sangat sedikit", Mbah Dim menarik nafas dalam. Berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun