Perjalanan dilanjutkan menuju ke sebuah sekolah dasar yang letaknya di jalan Kautaman Istri - Ciguriang. Sekolah ini merupakan sekolah yang didirikan oleh R.A Dewi Sartika. Mengenai R.A Dewi Sartika saya membaca dari buku berbahasa Sunda karya Pak Aan Merdeka Permana dengan judul Kantun Jujuluk nu Arum. Dalam buku tersebut diceritakan perjuangan Juag Uwi (nama kecil R.A Dewi Sartika) untuk memajukan kaum perempuan. Masa di mana kaum perempuan yang ingin belajar membaca saja harus bertaruh dengan sejuta pendapat.
Akhirnya Ide R.A Dewi Sartika mendapat sambutan positif dari pemerintah Belanda, Sakola istri berganti nama menjadi Sakola Kautamaan Istri. Diambil dari nama perkumpulan bentukan Residen Priangan. Diabadikan juga sebagai nama jalan. Pada saat peristiwa BLA, sekolah ini digunakan sebagai dapur umum.
Stilasi berikutnya berada di jalan simpang. Letaknya di dalam sebuah bengkel motor dan tempat penitipan motor. Sangat tersembunyi. Disini terletak Stilasi ke-4. Tempat bersejarah sebenarnya ada di nomor 7. Tetapi karena satu dan lain hal, penempatan Stilasi ke-4 terdapat di bangunan no. 10.
Harapannya semoga di masa mendatang diadakan lagi perjalanan seperti ini. Banyak pelajaran penting yang saya dapatkan. Meneladani perjuangan mereka dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Rasanya sangat disayangkan jika kita harus merusak, apalagi menodai perjuangan mereka itu dengan melakukan tindakan yang merugikan.
Ketika tiba dipemakaman dan melihat nisan ibu R.A Dewi Sartika, terlintas dalam benak saya, “Apa yang sudah saya kerjakan untuk negeri ini?”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H