Pak Rusliwa tahu umpan yang dimaksud Pak kepsek Dadang.
“Kamu tahu sendiri anaknya.” hanya empat kata yang terlontar dari Pak Rusli Rusliwa atas pernyataan Pak Kepsek Dadang.
“Perubahan Rus! Kita harus membuat perubahan! Untuk mengembalikan Patrion pada tujuan semula. Membentuk manusia luhur yang berbakti pada Tuhan, Negara dan Bangsa.” Perahu kembali bergerak karena Orasi Pak Kepsek Dadang yang menggebu-gebu. Orasi Pak Kepsek Dadang nyaris mengalahkan pidato Presiden Obama di jemaat senat. Meyakinkan rakyatnya tentang perubahan dan move on.
Pak Rusliwa tetap pada posisi semula. Tak bergeming. Hening dan berusaha berdamai dengan suasana.
“Aku ingin jawaban Rus... Jangan kamu jawab, Kamu tahu sendiri anaknya! Tentu saja aku tahu anaknya seperti apa. Aku tahu bapaknya!!” Gerutu Pak Kepsek Dadang, tanpa sadar tangannya bergerak.
Seekor ikan hampir terjebak dengan umpan yang tersemat di mata kail Pak Kepsek Dadang. Awalnya ikan itu menyesal makanan lezat tiba-tiba menjauhi, tapi setelah melihat tali pancing menjuntai dia langsung bersyukur. Nyaris saja. Kata si ikan.
Kawanan burung menyerbu ke angkasa. Keduanya lalu terdiam memandangi burung-burung yang membuat pepohonan ikut berteriak. Muka Pak kepsek Dadang terlihat kaget. Dia tidak menyangka kekuatan orasinya akan direspon tunai.
“Aku sedang usahakan. Dia sedikit keras kepala.” Kata Pak Rusli Rusliwa datar.
“Seperti kamu.”
“Kita satu kelompok aliran garis keras Dang,” jawab Pak Rusli Rusliwa dengan tegas menatap Pak Kepsek Dadang. “ Aliran garis keras kepala. Ingat itu!”
Pak Kepsek Dadang tersenyum, menyadari hal yang tidak perlu disangkal.