Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[PDKT] Strategi 101.01

4 April 2015   22:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh iya, salah, Ini mah buat yang sakit atuh, " Fahmi melirik Putri yang masih memakai sweater, kaos kaki dan menutupkan tissue di mulutnya.

"Tapi banyak, yang sakit kan makannya sedikit?" Tanya Arum.

"Kan teman yang sakit banyak. Kalau bawa sedikit nanti protes."

Mereka langsung gembira, mendapat sarapan gratis.

Sore harinya,  Fahmi datang lagi, kali ini bersama Mang Udin, tukang bubur yang paling most wanted di lingkungannya. "Ini tukang bubur mau naik genteng, bukan naik haji." Fahmi bilang ada genteng yang bocor dan harus dilakukan penanganan segera.

"Iiih kok?" Putri dengan suara bindeng dan kesal Fahmi karena sudah nongol lagi. Membangunkannya ketika dia sedang istirahat. "Kenapa bukan sama pakarnya"

"Mang Udin punya bakat terselubung. Selain pintar bikin ramuan bubur ayam, dia ahli benerin genteng." Kata Fahmi meyakinkan.

Pasti itu akal-akalan Fahmi lagi. Mang Udin datang bukan untuk benerin genteng, dia tidak tahu menahu soal genteng. Dia datang untuk mengambil lunch box yang dipinjam Fahmi tadi pagi. Lunch box itu milik istrinya.

"Mahal itu teh Neng, Mamang juga heran padahal mah plastik. Tapi mahal. Mamang harus nyicil sepuluh kali. Belinya aja harus lihat buku. Seperti lihat kamus. ." Mang Udin garuk-garuk kepala. Karena mahal itu dan milik istrinya, Mang Udin harus menjaga lunch box itu dengan hati-hati. "Kalau Cep Fahmi gak bilang ada yang sakit mah, Bi Tarsih gak akan ngasih izin pinjem."

Muka Putri tersipu merah, komplikasi lagi antara tersanjung dan ingin menampar Fahmi.

Sejak saat itu, agak sulit melepaskan Fahmi dari benak Putri. Teman-teman satu kost-nya senang dengan Fahmi yang sering datang tidak dengan tangan hampa serta cerita-cerita bodor yang ada diseputaran mereka. Bi Maryani, Mang Udin mereka semua akan bertanya dan bercerita tentang Fahmi. Begitu juga Pak RW dan semua anggota yang sering nongkrong bermain ping-pong,  Fahmi akan tiba dan pergi begitu saja, meninggalkan jejak-jejak dipikiran Putri.  Tak ada satu ruang pun dalam benak Putri yang tidak terisi tentang Fahmi. Bahkan ketika sejenak Putri tidak ingin mengingatnya, salah satu temannya langsung akan bertanya, "Kemana Fahmi? kok sekarang belum muncul." Lalu otaknya otomatis akan memunculkan file folder Fahmi. Seperti malam ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun