Kebijakan pemerintah juga sangat berperan dalam menentukan biaya pendidikan. Subsidi untuk universitas negeri dapat menurunkan biaya kuliah, tetapi pemangkasan anggaran pendidikan tinggi justru membuat institusi menaikkan biaya. Hal ini menciptakan kesulitan bagi calon mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Selain itu, standar akreditasi yang ketat dapat meningkatkan kualitas tetapi juga biaya operasional, yang pada akhirnya dibebankan kepada mahasiswa.
IV. Dampak Tingginya Biaya Pendidikan Terhadap Ketersediaan Dokter Gigi Spesialis
Distribusi dokter gigi spesialis sangat tidak merata. Sekitar 59% dokter spesialis berada di Pulau Jawa, sementara daerah di luar Jawa mengalami kekurangan yang signifikan (RKU FM, 2024). Di Papua, misalnya, rasio dokter gigi terhadap populasi sangat rendah, sehingga akses layanan kesehatan gigi menjadi terbatas. Kurangnya dokter gigi spesialis berimplikasi pada akses layanan kesehatan. Di banyak daerah terpencil, sekitar 40% puskesmas tidak memiliki dokter gigi (Antara News, 2022). Pasien sering harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan perawatan spesialis, memperburuk kondisi kesehatan mereka (Cakaplah, 2024). Dengan demikian, tingginya biaya pendidikan tidak hanya mempengaruhi jumlah lulusan tetapi juga distribusi dan aksesibilitas layanan kesehatan gigi.
V. Solusi untuk Mengatasi Masalah Ketersediaan Dokter Gigi Spesialis: Kerja Sama antara Pemerintah dan Institusi Pendidikan
Kerja sama antara pemerintah dan institusi pendidikan sangat krusial. Pemerintah perlu mendukung pengembangan kurikulum yang relevan dan menyediakan fasilitas yang memadai. Unair sendiri menawarkan beberapa beasiswa yang membebaskan mahasiswanya daritanggungan biaya Pendidikan seperti KIP-K, Beasiswa Unggulan, Tangguh Pemerintah Kota Surabaya, beasiswa KJMU (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta), dan Jabar Future Leadership Scholarship (JFLS). Kolaborasi ini akan memastikan bahwa pendidikan kedokteran gigi berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat menghasilkan tenaga medis yang siap pakai dan tersebar merata di seluruh Indonesia. Dengan solusi-solusi ini, ketersediaan dokter gigi spesialis dapat meningkat, memastikan akses layanan kesehatan gigi yang lebih baik di seluruh wilayah Indonesia.
Referensi:
Alzeressy Putri Irnadya Sinaga (2022). Korelasi Disparitas Ketersediaan Tenaga Medis Gigi Antardaerah Terhadap Pemanfaatan Layanan Gigi dan Mulut di Indonesia. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan (The Indonesian Journal of Health Service Management), 25(03), pp.108--115. doi:https://doi.org/10.22146/jmpk.v25i03.5879.
OECD. (2019). Income Inequality and Poverty Reduction Strategies. Paris: Organisation for Economic Co-operation and Development.
Todaro, M., & Smith, S. C. (2012). Economic Development. New York: Longman Publishing Group.
UNICEF. (2017). The State of the World's Children Report. New York: United Nations Children's Fund.
World Health Organization. (2008). Closing the Gap in a Generation: Health Equity through Action on the Social Determinants of Health. Geneva: WHO Press.