Ketidaksepakatan antara individu atau anggota organisasi disebut konflik. Semua orang memiliki ketidaksepakatan seperti itu. John Dewey mengatakan dalam teorinya (dalam Rahim, 2001) bahwa konflik mengganggu pikiran. Konflikt mendorong kita untuk memperhatikan dan mengingat.Â
Beliau melihat bahwa ketika konflik mengganggu hubungan antara manusia dan lingkungan, orang harus menggunakan kecerdasan mereka untuk beradaptasi dengan perilaku dan keyakinan mereka yang biasa. Dengan kata lain, seseorang harus memeriksa situasi konflik untuk mengidentifikasi berbagai tindakan yang mungkin diambil dan akhirnya memilih yang paling efektif.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konflik sendiri diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Asal mula kata konflik berasal dari bahasa Latin yaitu configere yang berarti saling memukul. Menurut Taquiri dan Davis, konflik adalah suatu warisan kehidupan sosial di berbagai kondisi yang disebabkan oleh aanya ketidaksetujuan,kontroversi, dan pertentangan di kedua pihak atau lebih secara terus-menerus.Â
Sedangkan Soerjomo Soekanto bependapat bahwa konflik adalah keadaan pertentangan kedua pihak untuk mencapai tujuan dengan cara menentang pihak yang berlawanan. Jadi, dapat disimpulkan jika konflik adalah suatu proses sosial yang melibatkan dua atau lebih pihak dimana salah satu berusaha untuk menghancurkan pihak lain dengan membuatnya tidak berdaya.
Menjadi makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain. Manusia menemukan konflik dan kerja sama dalam berinteraksi ini. Semakin sering manusia berinteraksi satu sama lain, semakin sering konflik dan kerja sama terjadi.Â
Oleh karena itu, konflik adalah hal yang wajar dan bagian dari kehidupan sosial manusia. Dari zaman kuno, konflik sendiri telah ada, digambarkan seperti peperangan antar dewa, perebutan kekuasaan, dan sebagainya. Karena interaksi antar manusia yang lebih luas, konflik akan semakin luas di zaman sekarang.
Dalam organisasi, konflik sering terjadi. Kelompok dapat menyebabkan konflik, seperti karena komposisi dan keahlian kelompok yang berbeda, perbedaan tujuan di antara anggota kelompok, peran ganda atau tanggung jawab yang tidak jelas, atau mungkin karena sistem pembayaran hadiah atau upah yang berbeda.Â
Sementara konflik tidak dapat dihindari dalam suatu organisasi, mereka dapat dikurangi. Dalam organisasi, konflik dapat terjadi antara individu, baik pimpinan maupun anggota, atau antara kelompok.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengertian dan konsep-konsep konflik serta manajemen konflik. Lalu untuk mengetahui seberapa urgensi penerapan manajemen konflik dalam organisasi perkuliahan.Â
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kemampuan manajemen konflik di organisasi perkuliahan. Diharapkan para pembaca bisa mengetahui pembahasan tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan organisasi di dunia perkuliahan.
KAJIAN LITERATUR