[caption id="attachment_274605" align="aligncenter" width="460" caption="Ilustrasi (Foto: thinkstock)"][/caption]
Kemarin pagi, salah seorang keluarga datang berkunjung ke rumah saya. Dan seperti biasa, diantara obrolan keseharian, selalu ada curhat mengenai penyakitnya.
"Vi, ayuk sekarang makin sering napas pendek-pendek dan sesak. Ada waktu-waktu tertentu harus menarik napas panjang biar lega. Dada kiri juga terasa sakit. Punggung dan sekitar bahu sering pegal-pegal. Habis makan kadang terasa panas di dada, kenapa yah?" tanyanya kemudian.
Belum sempat pertanyaan itu dijawab, sudah nyambung lagi keluhannya.
"Dulu waktu opname 2 tahun lalu kata dokter kena maag, sekarang diagnosanya GERD, tapi ayuk takut kalau-kalau ini gejala penyakit jantung. Cuma waktu terakhir berobat semingguan yang lalu sudah diperiksa, dokternya bilang bukan."
"Obat yang dikasih diminum terus? Ada perubahan nggak?" saya menjawabnya dengan pertanyaan juga.
"Yang Lan*opra*o*e diminum terus, 2 hari lagi habis. Kalau Clo*a*am kayaknya nggak perlu. Sudah bisa nyenyak kok sekarang. Yang satu lagi Dom*eri*one cuma diminum beberapa hari saja karena itu kan untuk mual, sekarang sudah tidak mual lagi. Tapi nggak banyak perubahan." jawabnya lagi.
Setelah memberi sedikit penjelasan mengenai keluhannya sesuai dengan yang saya baca: Nyeri Dada, Sakit Jantung atau GERD? (Kompas.com, 27 Oktober 2013) untuk menenangkannya, baru kemudian menyarankan agar kontrol lagi lusa.
Sebelum kedatangannya ke rumah, waktu beberapa hari setelah berobat, sempat nanya juga melalui telepon soal penggunaan salah satu obat yang diberikan. Ini karena di kemasan obat ditulis sebelum makan. Tapi di kantong luar obat harus sesudah makan. Setelah baca sana-sini ternyata boleh keduanya. Kalau sebelum makan 1 jam, tapi sesudah makan harus jeda 2 jam. Supaya bisa lebih detail bertanya dan nggak salah, saya pun memberikan nomor telepon dokternya. Kebetulan kenal, kakak kelas kami di SD dulu.
"Sekarang ayuk juga agak sesak, katanya lagi."
"Coba duduk, atur napas pelan-pelan. Terus, minum air hangat."
Setelah beberapa saat dia pun merasa agak baikan.
"Jangan stress yuk... terlalu dipikirkan malah tidak baik. Istirahat yang cukup, makannya teratur, usahakan yang pedas dan asam dipantang dulu, kalau capek jangan dipaksa kerja ini-itu. Makan sayur dan buah, obatnya di minum teratur, jangan lupa berdoa," advis standar seperti inilah yang dapat saya katakan padanya saat itu.
Beberapa hari lalu, tetangga saya anaknya yang masih bayi 9 bulan, sempat cerita dan ngobrol juga sama saya. Si kecil rewel terus, demam, sudah semingguan pilek sampai ingusnya kuning kental kehijauan. Waktu saya tanyakan obat dari dokter apa, jawabnya tidak tahu, obatnya racikan dan takut bertanya. Padahal, mungkin saja sudah butuh antibiotik karena bisa jadi bakteri penyebabnya, bukan virus lagi.
Memang banyak sekali hal-hal yang berhubungan dengan penyakit sering membingungkan. Tidak ada salahnya, selain mencari informasi sebanyak-banyaknya namun tetap tidak sok tau dan bertindak sendiri, saat berobat kita lebih kritis. Jangan pernah ada rasa takut, malu, atau gengsi bertanya. Bila perlu hajar saja dokternya dengan sederet pertanyaan-pertanyaan yang membebani pikiran. Sehubungan dengan banyaknya masalah yang sering timbul tentang penyakit dan kesehatan, berikut beberapa tips dari saya:
BERTANYA
Setiap kali berobat, kontrol, atau dirawat di rumah sakit, jangan sungkan bertanya pada dokter/ahli medis. Misalnya;
Tanya dengan jelas hal-hal yang berhubungan dengan penyakit yang diderita (diagnosa, penyebab, kemungkinan    komplikasi, pantangan, dll)
Minta penjelasan resep yang diberi (nama obat, dosis, cara penggunaan, termasuk minta resep obat generik bila  perlu)
Buat daftar pertanyaan sebelum kontrol, atau saat dokter melakukan kunjungan rutin ketika dirawat. Untuk konsultasi di ruang dokter yang digabung beberapa pasien sekaligus sekali masuk, terkadang ada rasa risih untuk bertanya yang sifatnya pribadi. Menyiasatinya, bawa kertas berisi apa yang ingin ditanya/disampaikan dari rumah. Minta dokter membaca dan menjawab dikertas itu sebentar/minta giliran periksa terakhir pada saat itu.
Melaporkan dengan rinci keluhan/masalah yang dihadapi walaupun tanpa ditanya dokter. Seperti misalnya, "Dok, hari ini anak saya muntah 2x, sudah 3 hari belum BAB, waktu diberi obat ini mengeluh panas diperutnya, dll."
MENYIMPAN NOMOR TELEPON PENTING
Beberapa penyakit berat ada kalanya memerlukan tindakan cepat, seperti penyakit jantung misalnya. Ada baiknya meminta nomor telepon rumah/hp, alamat rumah dokter ybs, nomor telepon ambulans/rumah sakit terdekat. Jadi dalam keadaan darurat dapat cepat ditangani.
TIDAK MELAKUKAN PENGOBATAN SENDIRI BILA TIDAK TAHU/RAGU
Banyak akibat fatal yang terjadi belakangan ini karena ada pasien penyakit jantung, diabetes, hipertensi dan penyakit berat lain yang mencoba pengobatan alternatif/memakai alat kesehatan tanpa konsultasi dengan ahli medis. Beberapa ada juga yang menebus resep orang lain, untuk penyakit yang sama. Padahal beberapa obat harus disesuaikan penggunaannya dengan usia, berat badan, alergi dll.
Mintalah selalu salinan resep ketika menebus obat. Periksa satu persatu obat yang diberikan. Cek tanggal kadaluarsa, nama yang tertera (jangan sampai tertukar, seperti kasus beberapa waktu lalu di Sumsel, ada penderita penyakit mata diberi obat tetes telinga).
SIMPAN DOKUMEN RIWAYAT KESEHATAN
Gabungkan semua hasil riwayat kesehatan anggota keluarga dalam sebuah map tertutup dengan rapi (sebelum & sesudah kehamilan, penyakit-penyakit yang pernah diderita dan terapi yang dijalani, Kartu Menuju Sehat tentang imunisasi anak dll). Jadi, jika suatu waktu diperlukan dapat dengan mudah memberikan informasi.
OBATI PENYAKIT SAMPAI TUNTAS
Ada penyakit tertentu yang membutuhkan kesabaran ekstra untuk proses penyembuhan yang membutuhkan waktu lama. Seperti TBC, kanker, yang harus kontinyu pengobatannya.
Saya memang termasuk sedikit bawel dan banyak tanya kalau mengenai urusan yang menyangkut tentang kesehatan. Tapi ada baiknya juga sih, selain menambah pengetahuan, saya jadi tidak mudah panik. Semoga saja tips yang saya berikan bisa berguna. Dan kita semua senantiasa diberikan kesehatan oleh-Nya, aamiin...!
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H