Perubahan dan perbaikan teknologi menjadi semakin mudah dan praktis di tengah masyarakat. Manfaat yang banyak di alami memang sangat besar dengan peningkatan penggunaan teknologi itu sendiri.
Disamping itu juga, dibalik pengaruh kesederhanaan yang memudahkan netizen di media sosial, sejumlah pengaruh buruk sebagai efek negatif dari pemanfaatan inovasi tersebut, semakin banyak berita palsu yang sering disebut dengan hoax dapat diterima masyarakat.
Berita bohong (hoax) telah berubah menjadi isu hangat bahkan cenderung meningkat panas menjelang pemilihan Capres dan pemilihan Caleg 2019 yang sering dibicarakan oleh masyarakat strata tertentu.
Kehadiran hoaks yang sering digunakan menjadi berita bohong untuk membelokkan pendapat dan pandangan masyarakat pada fakta sebenarnya, berita palsu seringkali digunakan sebagai bahan pamungkas oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan tidak mempedulikan dampak negatif yang dapat terjadi pada terbelahnya masyarakat.
Kesengajaan oknum dengan menyebarkan kabar bohong dengan bentuk hoaks. Bagi masyarakat umum yang tidak dapat membedakan berita yang sebenarnya, membuat masyarakat bias akibat tidak berdaya untuk memeriksa data yang benar dan sesuai dengan kenyataan.
Dengan demikian, individu perlu dibekali beberapa tip secara umum agar berita yang diterimanya, dapat dikenali sebagai berita yang sesuai dengan fakta atau hanya hoak untuk membingungkan.
Apa saja yang perlu diketahui ?
Saat ini masyarakat makin mudah terhubung dengan media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, Twitter, dan berbagai jenis jejaring media sosial online.
Maksud dan tujuan pembuat dan penyebar kabar bohong yang bertujuan untuk mengacau dan menganggu kenyamanan dan kedamaian, terlebih dalam beberapa bulan ke depan nanti, kita akan memasuki pemilihan umum serentak.
Ciri-ciri umum berita bohong
Yosep Stanley Adi Prasetyo selaku Ketua Dewan Pers Nasional periode 2016 hingga 2019 menerangkan, hoax di jaringan melalui situs atau pesan berantai media sosial berbasis web dapat dibedakan dengan beberapa petunjuk, salah satunya mengandung komponen tulisan yang provokatif yang disusun dalam penilaian sudut pandang tertentu.
Hal lainnya yang menjadi ciri-ciri kabar bohong tersebut, berita yang dimunculkan tidak dapat dikonfirmasi oleh informasi yang sesuai dengan kenyataan. Misalnya, tempat terjadinya peristiwa, tanggal, waktu ketika berita didistribusikan. Sehingga berita yang tampil lebih cenderung untuk membuat kecemasan dan kegaduhan dalam netizen.
Ciri-ciri lainnya dalam menelusuri kabar dan berita bohong yang biasa dilakukan pembuat dan penyebar, mereka berusaha agar berita tersebut menimbulkan perbedaan yang besar dengan berupaya membelah masyarakat yang bereaksi setelah mengetahui berita tersebut.
Apa yang perlu netizen pahami
Setelah mendapat ciri-ciri yang diduga sebagai berita bohong atau hoax. Sebagai masyarakat, kita perlu melakukan antisipasi terhadap hoax tersebut. Septiaji Eko Nugroho selaku Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax menerangkan apa saja yang perlu menjadi perhatian netizen.
Judul yang digunakan sebagai berita hoax, biasanya menggunakan teknik clikbait untuk digunakan pembuat berita bohong.
Judul yang terkesan provokatif dan sensasional, perlu disikapi dengan sikap yang lebih waspada untuk menghindari ketidakseimbangan hingga ketidakbenaran data yang disampaikan.
Umumnya, untuk berita yang memiliki nilai jual dan bernilai penting bagi masyarakat, netizen hanya memerlukan beberapa jam saja untuk mengetahuinya di media berita terpercaya sebagai sumber berita yang lebih terpercaya dibandingkan berpedoman kabar dari media sosial saja.
2. Kenali situs halaman berita
Situs halaman berita atau bisa dikenali dengan melihat link alamat situs (tautan URL).
Tanpa bermaksud meremehkan sumber berita yang berasal dari blog atau domain yang usianya belum lama dibuat. Netizen perlu mempertimbangkan berita yang dibaca dengan membandingkan dengan situs berita yang lebih terpercaya, misalnya mencari di kompas.com, dsb.
3. Periksa Aktualisasi
Pemberitaan yang diperlihatkan bisa semakin valid dan asli dengan mudah dengan menggunakan komponen 5W 1H. Beberapa indikator seperti asal mula berita, tempat dan waktu, pihak yang mendistribusikan berita, dsb.
4. Berpartisipasi dalam grup Anti Hoax
Dalam media sosial untuk mengantisipasi kebingungan netizen, sudah ada beberapa grup khusus untuk diskusi dalam mencari kebenaran berita yang beredar. Seperti contoh dalam Facebook, berbagai fanpage dan grup yang dibuat menjadi forum diskusi mengantisipasi berita bohong.
Dengan bantuan peranan aktif dari seluruh elemen dan netizen untuk mengenali ciri-ciri berita hoax yang semakin masif ada ditengah masyarakat, sangat diperlukan dalam membatasi hingga mencegah berita bohong tersebut semakin meluas.
Jika sebagian masyarakat umum masih memiliki keterbatasan dalam melakukan verifikasi kebenaran sebuah berita yang diterima dalam media sosial, maka peranan penulis dan kita selaku pembuat konten yang sebagian sudah lebih maju selangkah, sangat efektif untuk memberikan penjelasan berita yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H