Situs halaman berita atau bisa dikenali dengan melihat link alamat situs (tautan URL).
Tanpa bermaksud meremehkan sumber berita yang berasal dari blog atau domain yang usianya belum lama dibuat. Netizen perlu mempertimbangkan berita yang dibaca dengan membandingkan dengan situs berita yang lebih terpercaya, misalnya mencari di kompas.com, dsb.
3. Periksa Aktualisasi
Pemberitaan yang diperlihatkan bisa semakin valid dan asli dengan mudah dengan menggunakan komponen 5W 1H. Beberapa indikator seperti asal mula berita, tempat dan waktu, pihak yang mendistribusikan berita, dsb.
4. Berpartisipasi dalam grup Anti Hoax
Dalam media sosial untuk mengantisipasi kebingungan netizen, sudah ada beberapa grup khusus untuk diskusi dalam mencari kebenaran berita yang beredar. Seperti contoh dalam Facebook, berbagai fanpage dan grup yang dibuat menjadi forum diskusi mengantisipasi berita bohong.
Dengan bantuan peranan aktif dari seluruh elemen dan netizen untuk mengenali ciri-ciri berita hoax yang semakin masif ada ditengah masyarakat, sangat diperlukan dalam membatasi hingga mencegah berita bohong tersebut semakin meluas.
Jika sebagian masyarakat umum masih memiliki keterbatasan dalam melakukan verifikasi kebenaran sebuah berita yang diterima dalam media sosial, maka peranan penulis dan kita selaku pembuat konten yang sebagian sudah lebih maju selangkah, sangat efektif untuk memberikan penjelasan berita yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H