Mohon tunggu...
Hewan Peliharaan (ACS)
Hewan Peliharaan (ACS) Mohon Tunggu... Full Time Blogger - ojol

Tukang ojek online dan penulis recehan https://hewandankita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Beda Kapasitas, Mahfud Jelaskan Soal Jokowi, Ba'asyir dan Yusril

25 Januari 2019   21:29 Diperbarui: 25 Januari 2019   21:31 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Tribunnews.com)

Di Indonesia sendiri, tidak sedikit orang sudah makan asam garam di bidang yang ditekuni masing-masing. Mulai dari pakar-pakaran, ahli-ahlian atau dengan julukan pengamat dan sebutan lainnya. 

Ada satu tradisi yang mungkin juga kita lakukan tanpa disadari, ketika pada suatu ketika menerima suatu masukan atau informasi. Salah satu contoh yang pernah saya alami, ketika anak pertama terjatuh dari sepeda. 

Kami membawanya ke dokter spesialis di kawasan Jakarta Utara. Singkat cerita, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, dokter mengatakan anak saya mengalami patah tulang. Untuk pengobatannya, dokter memberikan solusi untuk memotong tulang di bagian yang patah, supaya bisa tersambung dengan benar.

Ngilu sebagai orang tua membayangkan tindakan medis yang akan dilakukan pada tangan anak. Meski dalam tindakan tersebut, kita tahu dalam kondisi di bius, sehingga tidak merasakan apapun.

Hal yang perlu menjadi pengalaman kita sebagai orang tua, barangkali sikap tenang dan jangan grasa grusu sangat penting di ambil dalam situasi panik apapun. Singkat cerita, kami pun belum menyetujui cara seperti itu dan hanya meminta untuk diberikan obat-obatan untuk proses penyembuhan. Tindakan dokter saat itu adalah membalut tangan anak dengan gipsum, supaya tidak bergerak sehingga membuat kondisi semakin parah.

Sepulangnya dari lokasi pertama, saya kembali mendatangi rumah sakit lainnya, yakni tujuannya untuk mencari pendapat kedua atau seterusnya dari ahli. Sehingga dari masukan yang didapatkan, barangkali bisa ada alternatif lainnya.

Beruntungnya pada kunjungan tersebut, dokter tidak memberikan saran yang sama seperti yang pertama. Saya dan pasangan amat bersyukur sekaligus menceritakan solusi yang menyeramkan yang diberikan pada kunjungan pertama.

Memang benar bahwa di sekeliling kita banyak orang yang sudah ahli dalam bidang masing-masing, yang disayangkan itu, jika kita terlalu grasa grusu karena alasan tertentu seperti takut dan lainnya. Sering membuat pikiran menjadi buntu. 

Dari pakar, ahli ataupun pengamat, jika memang kita membutuhkan masukan dari mereka. Rasanya tidak salah untuk bertanya, sehingga semakin banyak masukan, tentu solusi yang akan kita terima juga semakin lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun