Di Indonesia sendiri, tidak sedikit orang sudah makan asam garam di bidang yang ditekuni masing-masing. Mulai dari pakar-pakaran, ahli-ahlian atau dengan julukan pengamat dan sebutan lainnya.Â
Ada satu tradisi yang mungkin juga kita lakukan tanpa disadari, ketika pada suatu ketika menerima suatu masukan atau informasi. Salah satu contoh yang pernah saya alami, ketika anak pertama terjatuh dari sepeda.Â
Kami membawanya ke dokter spesialis di kawasan Jakarta Utara. Singkat cerita, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, dokter mengatakan anak saya mengalami patah tulang. Untuk pengobatannya, dokter memberikan solusi untuk memotong tulang di bagian yang patah, supaya bisa tersambung dengan benar.
Ngilu sebagai orang tua membayangkan tindakan medis yang akan dilakukan pada tangan anak. Meski dalam tindakan tersebut, kita tahu dalam kondisi di bius, sehingga tidak merasakan apapun.
Hal yang perlu menjadi pengalaman kita sebagai orang tua, barangkali sikap tenang dan jangan grasa grusu sangat penting di ambil dalam situasi panik apapun. Singkat cerita, kami pun belum menyetujui cara seperti itu dan hanya meminta untuk diberikan obat-obatan untuk proses penyembuhan. Tindakan dokter saat itu adalah membalut tangan anak dengan gipsum, supaya tidak bergerak sehingga membuat kondisi semakin parah.
Sepulangnya dari lokasi pertama, saya kembali mendatangi rumah sakit lainnya, yakni tujuannya untuk mencari pendapat kedua atau seterusnya dari ahli. Sehingga dari masukan yang didapatkan, barangkali bisa ada alternatif lainnya.
Beruntungnya pada kunjungan tersebut, dokter tidak memberikan saran yang sama seperti yang pertama. Saya dan pasangan amat bersyukur sekaligus menceritakan solusi yang menyeramkan yang diberikan pada kunjungan pertama.
Memang benar bahwa di sekeliling kita banyak orang yang sudah ahli dalam bidang masing-masing, yang disayangkan itu, jika kita terlalu grasa grusu karena alasan tertentu seperti takut dan lainnya. Sering membuat pikiran menjadi buntu.Â
Dari pakar, ahli ataupun pengamat, jika memang kita membutuhkan masukan dari mereka. Rasanya tidak salah untuk bertanya, sehingga semakin banyak masukan, tentu solusi yang akan kita terima juga semakin lebih luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H