Ditemui oleh media berita yang melihat kejadian tersebut setelah selesai rapat, Prasetio mengungkapkan rasa tersinggungnya atas sikap yang di tunjukkan Ferrial saat berlangsung rapat pembahasan anggaran.
Pras menilai, seorang wakil rakyat sangat tidak elok menunjukan perilaku yang menurutnya tidak terhormat dan tidak bisa menjaga etika.
Beberapa rekan DPRD saat ditanyai oleh media berita tentang alasan kejadian yang terjadi, sebagian besar mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab Ferrial marah dan menggebrak meja saat pembahasan anggaran tersebut.
Namun keributan yang terjadi saat itu berawal dalam pembahasan tentang APBD DKI Jakarta 2019, dimana ditemukan nilai yang membengkak dari rencana semula menjadi 16 Triliun, sehingga harus memangkas program maupun anggaran akibat keterbatasan APBD. Â Rapat pembahasan itu sendiri di tunda dan akan di lanjutkan keesokan harinya.
Kabar tentang pembahasan APBD 2019 yang hampir berakhir adu Jotos, mungkin menjadi lebih menarik untuk sebagian orang, daripada tujuan utama pembahasan yang sedang berlangsung.
Uang yang berjumlah besar yang menjadi sumber defisit anggaran APBD DKI Jakarta tahun 2019, perlu disikapi dengan ketenangan untuk membuat keputusan, sebab dari angka 16 triliun tersebut pastikan akan membuat beberapa rencana yang sudah di buat akan mengalami pemotongan dan pemangkasan.
Dalam perencanaan anggaran yang berakhir defisit, barangkali biasa terjadi di beberapa wilayah karena alasan tertentu. Namun yang perlu dicermati sebagai badan pengawas seperti DPRD DKI Jakarta dan juga pelaksana Pemprov atas defisit anggaran 16 triliun tersebut, tentu tidak perlu ditanggapi secara emosional juga. Masyarakat tidak akan melihat keributan yang terjadi sebagai bentuk apapun, jika APBD tersebut masih belum beres dan tidak memberikan manfaat langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H