Hal ini membuktikan, pengalaman dalam mengelola kota, tidak bisa hanya mengandalkan titel tinggi PhD dan gelar lain yang berderet di depan dan belakang nama. Butuh pengalaman yang tidak tersedia dalam buku yang pernah kita pelajari.
Kedatangan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi bersama jajaran dan instansi terkait, membuktikan Pepen mendapatkan sesuatu yang sebelum terjanggal sehingga membuat dirinya melakukan penghadangan truk sampah DKI Jakarta. Pepen menyatakan hal ini dalam konferensi pers setelah melakukan pertemuan selama 1,5 jam.
"Saya merasa bersyukur, ternyata tak ada perubahan dalam kebijakan DKI berkenaan dengan hubungan kedaerahan, kemitraan yang dibangun, dan tanggung jawab," ujar Pepen, sapaan Rahmat Effendi, sambil didampingi Anies Baswedan usai pertemuan tersebut.
Jalan tengah yang paling baik untuk kedua pihak, sepatutnya mencari solusi yang sama sama menguntungkan. Jika saja akan satu pimpinan masih mempertahankan gengsi atau ingin melanjutkan kisruh ini semakin ramai, ibaratnya kemenangan jadi arang, yang kalah hancur menjadi abu. Tentu ada yang merasakan kerugian lebih besar, namun untuk apa juga harus seperti itu ?
Dengan kedatangan Pepen ke Balai Kota SKI Jakarta, Senin 22 Oktober 2018. Jangan di diasumsikan Wali Kota Bekasi kalah dalam kisruh sampah tersebut. Malah saya menarik kesimpulan, Wali Kota Bekasi sudah berhasil untuk memaksa pihak Pemprov DKI untuk mengundang mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H