Pernahkah ada suatu pertanyaan dari wanita, yang merasa bagian tubuhnya terasa lebih dingin ? Umumnya sering terjadi pada populasi wanita dibandingkan pria. Perasaan mendapatkan dingin yang sering tidak diketahui penyebabnya ini, tidak jarang membuat wanita akan mengunjungi dokter, untuk menanyakan alasan pastinya.
Dilansir dari republika.co.id (18/02/2015), perbedaan antara wanita dan pria dalam beradaptasi dengan suhu, ternyata memiliki perbedaan. Salah satu penyebab yang menjadi alasan tersebut, perempuan mempunyai kemampuan alamiah untuk menghentikan aliran darah ke kulit, hal ini sebagai pertahankan suhu tetap stabil pada 37 derajat.
Associate Professor Nigel Taylor dari University of Wollongong's School of Health Sciences mengatakan perbedaan wanita dan pria adalah distribusi lemak di bawah permukaan kulitnya. Seorang wanita rata-rata memiliki 20-25 persen lemak tubuh, sedangkan pria hanya 15 persen.
"Ketika kita merasakan dingin, kita menghemat suhu panas tubuh dengan mengurangi aliran darah ke kulit," kata Taylor, dilansir dari Body and Soul, Rabu (18/2).
Ketika wanita mengurangi aliran darah ke kulit, tetes darah di bawah kulitnya dipindah ke bawah lapisan lemaknya. Seorang pria cenderung tidak mengalami hal seperti wanita tersebut. Itulah sebabnya mengapa kulit tubuh wanita lebih mudah merasakan dingin ketimbang pria yang cenderung stabil.
Hal ini juga diungkapkan oleh Michael Tipton, profesor fisiologi manusia di University of Portsmouth, ia menjelaskan bahwa pada titik ketika kulit wanita bereaksi terhadap suhu dingin, thermo sel-reseptor menurun satu milimeter di bawah permukaan kulit.
Pada kondisi suhu biasa, ketika kulit memberi respon suhu normal, darah akan di pompa amat mudah untuk mengalir masuk ke pembuluh darah.
Hal lainnya yang memiliki pengaruh terhadap tubuh perempuan menjadi lebih bervariatif, ketika dalam siklus bulanan, dimana estrogen dapat menjadi naik dan turun.
Beberapa organ tubuh wanita yang mudah terasa lebih dingin, seperti tangan, wajah dan kaki. Bagian ini dikarenakan jarang terlapisi dengan baik, sehingga akan muncul respon alamiah tubuh untuk menjaga tetap dalam kondisi hangat. Pada situasi dingin yang lebih ekstrim, hal ini akan membuat bagian tersebut tampak lebih pucat dan menjadi kebiru-biruan. Oleh sebab itu, kondisi dingin yang ekstrim saat orang bertahan hidup, resiko paling berbahaya terdapat pada jari kaki dan tangan akibat peradangan.
Penelitian yang didistribusikan The Lancet pada tahun 1998 menyebutkan, hormon estrogen wanita, menjaga kondisi tubuh saat sedang hamil dengan menetralisir suhu dingin pada bayi dalam janin.
Cara mengatasi suhu dingin
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan saat berada dalam kondisi dingin, diantaranya :