Mohon tunggu...
Hewan Peliharaan (ACS)
Hewan Peliharaan (ACS) Mohon Tunggu... Full Time Blogger - ojol

Tukang ojek online dan penulis recehan https://hewandankita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Djarot: Anies Jangan Kelamaan Jomblo

19 Oktober 2018   16:58 Diperbarui: 19 Oktober 2018   17:24 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: Kompas.com)

Anies Baswedan dalam beberapa minggu ini memiliki status baru, yakni jomblo karena ditinggal Sandiaga Uno. Sandi yang memutuskan untuk maju dalam pilpres 2019 lalu bersama Prabowo Subianto, sayangnya pengantian wakil gubernur DKI Jakarta masih mengantung tanpa kejelasan. 

Dilansir media Detik.com 17 Oktober 2018, politikus PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, tampaknya memiliki perhatian terhadap masalah yang di alami Anies Baswedan untuk menjalankan roda pemerintahan, dalam wawancara dengan media wartawan tersebut, Djarot menitipkan pesan dengan menggucapkan selamat bekerja untuk Anies dan juga menyarankan tidak berlama-lama memiliki gelar jomblo.

"Selamat bekerja dan jangan lama-lama jomblo," kata Djarot kepada wartawan di auditorium Pusat Perfilman H Usmar Ismail, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018).

Sebagai sosok yang pernah memimpin Ibu kota DKI Jakarta, menurut saya secara pribadi, tidak ada perkataan yang salah dari ucapan yang disebutkan Politikus PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat. Dimana dengan berpikir positif, ucapan tersebut sebagai upaya Djarot untuk menguatkan Anies Baswedan, yang pasti kerepotan sendirian di Pemprov DKI Jakarta.

Rasa-rasa tidak mungkin, jika Djarot mengucapkan kalimat ini untuk meledek Anies Baswedan, memangnya pribadi Djarot seperti itu ? Djarot, yang saya kenal itu santun sama seperti Anies yang juga santun berkata-kata dan tidak emosi an. Malah saya kaget juga, kok mau-maunya Djarot memberikan semangat selamat berjuang pada Gubernur DKI Jakarta ini. Semua itu dilakukan Djarot dalam sikapnya yang menjunjung nilai-nilai negarawan.

Anies Kesal Dengan Parpol Pendukung, Djarot Kena Getahnya


Sebetulnya, Anies sendiri tidak suka berlama-lama digantung tanpa kepastian tentang wakil gubernur. Namun mau gimana lagi ya, semuanya bermuara pada partai pendukungnya sendiri, yang sampai hari ini tidak sepakat untuk mengusung calon wakil gubernur ke DPRD.

Beberapa dugaan yang menjadi perkiraan saya, kemungkinan besar posisi wakil gubernur DKI Jakarta sengaja di gantung, untuk menjaga loyalitas partai PKS untuk tetap satu dalam koalisi.

Posisi wakil gubernur DKI Jakarta sendiri, logikanya jika memang akan diberikan untuk PKS, untuk apa di tahan lama-lama. Dengan langsung membuat kesepakatan untuk mengambil nama kader yang berasal dari partai PKS, saya kira masalah Wagub DKI Jakarta sudah terang benderang.

Dengan digantungnya pengganti Wagub DKI Jakarta, saya perkirakan bisa berlangsung sampai pemilihan pilpres dan pileg 2019 nanti. Disini, Gerindra akan menyatakan sikapnya untuk posisi tersebut, apakah menerima kader pengganti dari PKS atau ikut juga mengusung kader dari Gerindra.

Sebab, jika seandainya pengganti Sandiaga dari kader Gerindra, yang menguat namanya saat ini M. Taufik, sebelum pilpres dan pileg 2019 sampai, bisa terlihat betapa kecewanya PKS.

Sayangnya, Djarot kurang memperhatikan hati Anies lagi dongkol tentang wagub, yang akhirnya membuat Anies Baswedan yang juga sosok santun tersebut, tidak terima di bilang Djarot ,"  jangan terlalu lama-lama jomblo. "

Gubernur DKI Anies Baswedan membalas komentar mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat agar dirinya tak lama 'menjomblo', sepeninggalan Sandiaga Uno dari kursi Wagub DKI. Anies meminta Djarot berkaca sebelum berkomentar.

Bisa jadi, kekesalan Anies yang merasa di cuekin partai pendukung untuk segera mencari wakil gubernur DKI Jakarta, meledak saat Djarot ikutan nimbrung di dalam kisruh wagub tersebut. Niat Djarot yang semula mau memberi selamat berjuang, akhirnya jadi tempat penumpahan kedongkolan Gubernur DKI Jakarta yang tidak bisa disalurkan ke parpol pendukung, siapa yang tau ?

"Udah berapa lama saya nggak ada wagub? Pak Djarot berapa lama nggak ada wagub? Berkaca dulu sebelum komentar" kata Anies di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (19/10/2018)

Djarot pun punya pembelaan kenapa dia lebih lama jadi 'jomblo'. Rupanya, sisa masa jabatan yang pendek membuat Djarot tak memungkinkan didampingi Wagub DKI lagi. Menurur Djarot, sisa jabatan saat itu tinggal 6 bulan dan secara aturan tidak memperbolehkan angkat wagub karena masa jabatan tinggal 6 bulan.

Penjelasan Kementerian Dalam Negeri


Mengutip penjelasan Kepala Pusat Penerangan Kementrian Dalam Negeri, Bahtiar menyebutkan, posisi Wagub DKI Pengisian kekosongan jabatan wakil gubernur DKI Jakarta itu dilaksanakan apabila sisa masa jabatannya lebih dari 18 bulan terhitung sejak kosongnya jabatan itu. Oleh karena itu, saat Djarot diangkat menjadi Gubernur dengan masa pemerintahan kurang dari 6 bulan, pasal diatas menggugurkan untuk mencari wakil gubernur.

Lebih lanjut juga disebutkan oleh Bahtiar menjelaskan, pengangkatan wakil gubernur DKI Jakarta selepas mundurnya Sandiaga Uno harus melalui persetujuan DPRD DKI Jakarta karena bukan lagi wewenang penuh gubernur DKI Jakarta.

Mekanisme pengisian kekosongan jabatan wakil gubernur DKI Jakarta itu diatur dalam Pasal 176 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah.

Bunyinya, "Dalam hal wakil gubernur DKI Jakarta berhenti karena permintaan sendiri, pengisian wakil gubernur DKI Jakarta dilakukan melalui mekanisme pemilihan oleh DPRD Provinsi DKI Jakarta berdasarkan usulan dari partai politik atau gabungan partai politik pengusung."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun