Anies Baswedan dalam beberapa minggu ini memiliki status baru, yakni jomblo karena ditinggal Sandiaga Uno. Sandi yang memutuskan untuk maju dalam pilpres 2019 lalu bersama Prabowo Subianto, sayangnya pengantian wakil gubernur DKI Jakarta masih mengantung tanpa kejelasan.Â
Dilansir media Detik.com 17 Oktober 2018, politikus PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, tampaknya memiliki perhatian terhadap masalah yang di alami Anies Baswedan untuk menjalankan roda pemerintahan, dalam wawancara dengan media wartawan tersebut, Djarot menitipkan pesan dengan menggucapkan selamat bekerja untuk Anies dan juga menyarankan tidak berlama-lama memiliki gelar jomblo.
"Selamat bekerja dan jangan lama-lama jomblo," kata Djarot kepada wartawan di auditorium Pusat Perfilman H Usmar Ismail, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018).
Sebagai sosok yang pernah memimpin Ibu kota DKI Jakarta, menurut saya secara pribadi, tidak ada perkataan yang salah dari ucapan yang disebutkan Politikus PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat. Dimana dengan berpikir positif, ucapan tersebut sebagai upaya Djarot untuk menguatkan Anies Baswedan, yang pasti kerepotan sendirian di Pemprov DKI Jakarta.
Rasa-rasa tidak mungkin, jika Djarot mengucapkan kalimat ini untuk meledek Anies Baswedan, memangnya pribadi Djarot seperti itu ? Djarot, yang saya kenal itu santun sama seperti Anies yang juga santun berkata-kata dan tidak emosi an. Malah saya kaget juga, kok mau-maunya Djarot memberikan semangat selamat berjuang pada Gubernur DKI Jakarta ini. Semua itu dilakukan Djarot dalam sikapnya yang menjunjung nilai-nilai negarawan.
Anies Kesal Dengan Parpol Pendukung, Djarot Kena Getahnya
Sebetulnya, Anies sendiri tidak suka berlama-lama digantung tanpa kepastian tentang wakil gubernur. Namun mau gimana lagi ya, semuanya bermuara pada partai pendukungnya sendiri, yang sampai hari ini tidak sepakat untuk mengusung calon wakil gubernur ke DPRD.
Beberapa dugaan yang menjadi perkiraan saya, kemungkinan besar posisi wakil gubernur DKI Jakarta sengaja di gantung, untuk menjaga loyalitas partai PKS untuk tetap satu dalam koalisi.
Posisi wakil gubernur DKI Jakarta sendiri, logikanya jika memang akan diberikan untuk PKS, untuk apa di tahan lama-lama. Dengan langsung membuat kesepakatan untuk mengambil nama kader yang berasal dari partai PKS, saya kira masalah Wagub DKI Jakarta sudah terang benderang.
Dengan digantungnya pengganti Wagub DKI Jakarta, saya perkirakan bisa berlangsung sampai pemilihan pilpres dan pileg 2019 nanti. Disini, Gerindra akan menyatakan sikapnya untuk posisi tersebut, apakah menerima kader pengganti dari PKS atau ikut juga mengusung kader dari Gerindra.
Sebab, jika seandainya pengganti Sandiaga dari kader Gerindra, yang menguat namanya saat ini M. Taufik, sebelum pilpres dan pileg 2019 sampai, bisa terlihat betapa kecewanya PKS.
Sayangnya, Djarot kurang memperhatikan hati Anies lagi dongkol tentang wagub, yang akhirnya membuat Anies Baswedan yang juga sosok santun tersebut, tidak terima di bilang Djarot ," Â jangan terlalu lama-lama jomblo. "