Sempat saya bertanya kepada mereka yang dalam barisan-barisan itu. Jujur saya menunggu jawaban-jawaban indikasi kurangnya pemahaman dari mereka. Namun yang saya temukan adalah jawaban-jawaban kritikal.Â
"Ya pemerintah itu perlu mendengarkan kami, sebagai suara rakyat dan suara yang menuntut perubahan untuk RKUHP dan RUU KPK." ujar salah satu mahasiswa kampus swasta di Jakarta Selatan.Â
"Demonstrasi yang terprovokasi hanya akan memakan korban." ujar salah seorang mahasiswa yang uniknya berasal dari Indonesia, sedang berkuliah di luar negeri namun menyempatkan hari-hari terakhir libur musim panas dengan turun beraspirasi.Â
Nama dan identitas asal kampus mereka saya rahasiakan karena maraknya ancaman surat peringatan bagi mereka yang turun aksi demonstrasi.Â
Jujur, dengan pemikiran seperti ini saya rasa inklusivitas dalam demokrasi sudah tercapai. Demonstrasi dengan ide seperti ini, saya yakini, harusnya tidak mengarah kepada radikalisme dan aksi fisik.Â
Seharusnya mengarah kepada bangunnya kesadaran bagi mereka elit-elit pembuat keputusan dan yang diberi wewenang menentukan nasib bangsa, dimana kami ada didalamnya. Â
Masa depan Indonesia ada ditangan saya dan mereka. Sempat saya ragu dan bertanya mengapa saya disini, dan mengambil resiko dari apa yang akan terjadi setelah saya kembali ke perkuliahan.Â
Kemudian, saya memilih untuk menutupi keraguan dan pesimistis ini demi menjadi warga negara yang aktif partisipatif dalam menggerakan roda demokrasi negara.Â
Dulu, senior mahasiswa saya yang memberi perubahan signifikan dalam demokrasi serta reformasi yang saya nikmati sekarang. Instagram story hari pemilu, debat antar kandidat di televisi dan radio, serta artikel-artikel kritik pemerintah dan demonstrasi yang saya telah lakukan.Â
Ingin saya memberi dampak yang sama yang generasi dibawah saya nikmati, terlepas dari hubungan darah, keluarga atau ideologi. Tapi, terhubung oleh simbol harapan, demokrasi, kebangsaan yang satu, Bangsa Indonesia. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H