Sejujurnya, bagi saya pribadi, dalam hal-hal seperti inilah seharusnya panjenengan sangat bisa diandalkan. Mungkin teknis konkretnya, daftar calon penerima harus dibuat seakurat mungkin, terutama dari sisi substansi yang tentu jauh lebih penting daripada sisi administrasi (kelengkapan surat-surat, KTP, dll). Rasanya tidak mustahil kalau kami berharap panjenengan beritikad baik untuk mengawasi langsung pembuatan daftar tersebut (dengan asumsi program kompensatif semacam BLT kembali diberlakukan). Setiap kepala desa / lurah yang terindikasi "bermain-main" dalam pembuatan daftar demi kepentingan pribadi maupun golongan harus diberi sanksi seberat mungkin, bisa sampai pada level pencopotan jabatan. Hal tersebut bisa diberlakukan pada para pejabat yang secara struktural ada di atasnya, mulai dari camat, bupati, bahkan gubernur. Dengan begitu, panjenengan "memaksa" semua pemimpin daerah sampai pada level pemimpin desa serius menangani hal ini, agar jangan sampai program kompensasi tersebut "jatuh ke tangan yang salah" (sekali lagi dengan asumsi program kompensatif semacam BLT kembali digulirkan).
Pak, saya ingin menganalogikan panjenengan seperti pembalap motor. Panjenengan punya performa luar biasa pada kelas 125cc (ketika menjadi walikota Solo), yang kemudian membawa panjenengan ke kelas di atasnya, yaitu 250cc (ketika menjadi gubernur DKI). Kini, panjenengan sudah naik kelas lagi, yaitu ke kelas utama semisal Valentino Rossi, Marquez, Lorenzo, Pedrosa, dll. Di sinilah waktunya untuk membuktikan, Pak, bahwa pilihan kami tidak salah, bahwa panjenengan bukan orang yang salah untuk kami titipi sebagian harapan dalam kehidupan kami.
Pak Jokowi, kita sudah sampai pada fase dimana panjenengan dianggap SAMA dengan presiden terdahulu karena kanaikan harga BBM. Oke, itu benar. Sekarang tolong buktikan kepada kami bahwa walaupun kenaikan BBMnya SAMA, tetapi langkah selanjutnya BERBEDA. Dan, tetap revolusioner, ya Pak.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H