Mohon tunggu...
Pustaka Informasi PDM Wonosobo
Pustaka Informasi PDM Wonosobo Mohon Tunggu... -

Aktual Mencerahkan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahabbah wa Ridho (Cinta dan Keridhoan )

1 Oktober 2017   07:21 Diperbarui: 1 Oktober 2017   07:25 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

4. Allah menjamin surga kelada orang yang beriman dan beramal shalih (Al Baqarah 25)

Belajar adalah kuncinya. Belajar untuk mengilmui adanya Allah -ma'rifatullah-, belajar untuk mencintai Allah, -mahabbatullah- dan belajar ridha atas segala titah qudrah-Nya.

Seseorang belum dikatakan cinta pada Allah, sebelum ia mengejawantahkan cinta itu pada ketaatan untuk Rasulullah Muhammad. (Al Baqarah 165)

Cinta, demikian dituturkan Syaikh Abdullah Nashih Ulwan, dibagi menjadi tiga peringkat. Yang paling tinggi adalah cinta utama (Mahabbatul 'Uulaa); ketika engkau amat sangat mencintai Allah dibanding segalanya di dunia ini. Satu pertanyaan terlintas, "Apakah kita sudah menyambut panggilan Allah, sebagaimana kita menyambut panggilan gadget kita?" Astaghfirullah. Itu baru satu contoh.

Cinta kedua (Mahabbatul Wustha) yakni menyenangi kehidupan duniawi, namun menyadari bahwa kehidupan akhirat jauh lebih baik. "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (Surat Al-Kahfi, Ayat 46)

Mari memaknai arti "hiasan", ia hanyalah pelengkap yang dengannya hidup makin indah. Namun tanpanya, ya tidak apa-apa, dan hidup masih bisa berjalan tanpa kurang suatu apapun. Jangan agungkan dia, jangan jadikan tujuan utama.

Sifat hiasan juga, suka melalaikan. Sampai Rasulullah pun pernah bersabda, "anak itu melalaikan."

Salah satu bentuk cinta kita pada Allah adalah, komitmen untuk memilih pemimpin yang beriman, sebagaimana Allah titahkan dalam Ali Imran 118, "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti."

Ilmu tambahan : Pujian itu ada empat; Pujian Allah pada Diri-Nya,. Mpujian Allah pada hamba-Nya, pujian hamba pada Allah, dan pujian hamba pada sesama hamba. Cara kita memanajemen pujian manusia pada kita; kembalikan semua pujian itu pada Allah.

Edgar Hamas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun