.......................................................................................................................................................................................................................................................................................
Selesai pemakaman
Teman dan sanak saudara pulang satu satu dengan ucapan bela sungkawa. Bunda terdiam di pojok kamar. Tatapannya kosong. didepannya dhiera kecil sedang bermain boneka pemberian sang ayah.
Teriris hatinya. Anak itu bahkan belum paham apa yang terjadi hari ini. Sedari tadi dia sibuk bermain dengan teman temannya, tawa nya lepas sekali. Tak ada beban.
Tiba tiba terdengar ketukan pintu dari luar. Mba evi yang datang. " eh mba, masuk mba" ucap bunda lirih disertai senyum yang dipaksakan.
Mba evi langsung  menghamburkan diri dalam pelukan bunda. Spontan tangis mereka pecah.
 " kita sdh melakukan usaha terbaik nilam, ini kehendak Allah. Bang ngga ngerasain sakit lagi yakan , bang udah tenang insyaAllah." Bisik mba evi lembut di telinga bunda.
Senyum melebar di wajah mereka berdua. Masih ada cerita yang harus dilanjutkan. Ya, dongeng dongeng putrinya harus tetap berlangsung. Kastil tak boleh runtuh hanya karena sang raja pergi. Masih ada putrinya. sang putri pun masih membutuhkan belas kasih sang ratu.
CINTA PERTAMA TAK PERNAH MATI
Matahari masih anteng antengnya bersinar, aku berdiri di atas gundukan tanah yang sudah mendekap orang favoritku, sambil menaburkan bunga.
Tempat itu asri, teduh karena dinaungi sebatang pohon besar yang melindungi gundukan tanah itu dari hujan dan terik matahari. Hari ini adalah delapan tahun kepergian ayah.